Konsep Raja dalam Kepercayaan Jawa

31 Nilai keteraturan tata mikrokosmos sejati adalah keteraturan mikrokosmos yang sempurna. Keteraturan mikrokosmos sejati adalah keteraturan mikrokosmos manusia yang utuh menyatu, benar, adil, agung. Nilai keteraturan mikrokosmos dapat dijabarkan atau dikaitkan dengan nilai-nilai: a. Keimanan, ketakwaan dan ketaatan sejati kepada kehendak Tuhan dan kepastian Tuhan atas manusia kodrat manusia dan atas diri sendiri. b. Kesadaran sejati atas fitrah manusia sebagai makhluk hidup yang amat komplek. c. Kesadaran sejati atas keberadaan diri kekuatan-kekuatan dan kelemahan diri. d. Rasa wajib sejati untuk menuruti kehendak Tuhan dan untuk menguasai dan untuk mengembangkan diri. Mikrokosmos diartikn sebagai jagad cilik manusia, makrokosmos adalah alam beserta isinya. Jadi kedudukan mikrokosmos manusia harus senantiasa menjaga keselarasan dengan makrokosmos alam semesta sebagai wujud kesadaran dan tanggung jawab bahwa manusia sebagai wakil Tuhan untuk menata kehidupan dalam tata kosmos.

H. Manunggaling Kawula-Gusti

Konsep Manunggaling Kawula-Gusti diperkenalkan oleh Syekh Siti Jenar. Konsep ini menjadi sangat kontroversi karena dimaknai keliru, hingga menjadikan Syekh Siti Jenar diadili oleh para wali. Filosofi Manunggaling Kawula-Gusti adalah konsep mengenal diri sama dengan mengenal Tuhan, dijelaskan dalam Al- Quran dalam surat Al A ’raf7: 172 tentang alasstu birabbikum? Adakah Aku ini 32 sebagai Tuhanmu? secara spontan seluruh roh manusia menjawab qaluu bala benar ya Allah, engkaulah Tuhan kami, Sholikin, 2008: 311. Pembahasan dalam penelitian ini adalah Manunggaling Kawula-Gusti yang dipercaya oleh Kraton Yogyakarta dan dipakai sebagai konsep berdirinya bangsal Kencana. Bawasannya Manunggaling Kawula-Gusti ini diyakini dalam arti bukan secara fisik namun lebih ke dalam hati sanubari setiap manusia. Bersatunya kawula manusia dengan Gusti Tuhan merupakan ajaran penting yang diharapkan tertanam dalam hati dan setiap tindakan yang dilakukan oleh Kraton Yogyakarta.