BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 ANALISIS BAHAN BAKU CRUDE PALM OIL CPO
Penelitian  ini  dilakukan  dengan  menggunakan  bahan  baku  berupa  Crude Palm Oil
CPO yang telah di degumming. Degumming adalah proses pemisahan gum, yaitu proses pemisahan getah atau lendir yang terdiri dari fosfolipid, protein,
residu, karbohidrat, air dan resin [30]. CPO  crude  palm  oil  merupakan  minyak  kasar  yang  diperoleh  dengan
cara ekstraksi daging buah sawit dan biasanya masih mengandung kotoran terlarut dan tidak terlarut dalam minyak. Pengotor yang dikenal dengan sebutan gum atau
getah ini terdiri dari fosfatida, protein, hidrokarbon, karbohidrat, air, logam berat dan resin, asam lemak bebas ALB, tokoferol, pigmen dan senyawa lainnya [31].
Adanya  pengotor  pada  minyak  terutama  getah  gum  mampu  menyumbat  pori- pori dan sisi aktif enzim sehingga mengurangi kinerja dari enzim lipase sendiri.
Berikut  adalah  perbandingan  kadar  ALB  pada  CPO  sebelum  dan  setelah proses degumming seperti yang terlihat pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Analisis Kadar ALB Terhadap CPO Sebelum Dan Sesudah Degumming
1 2
3 4
5
Sebelum Degumming
Setelah Degumming
K ad
ar AL
B
Sebelum Degumming Setelah Degumming
27
Universitas Sumatera Utara
Dari  gambar  4.1  dapat  dilihat  bahwa  terjadi  penurunan  ALB  dari  CPO setelah  di  degumming  sebesar  14,33  .  Penurunan  kadar  ALB  ini  berarti  juga
meningkatkan kinerja enzim karena berkurangnya kadar dan jumlah zat pengotor berupa  getah  gum  yang  berpotensi  menghambat  pori-pori  dan  sisi  aktif  enzim
berkurang.  Sebelumnya  juga  telah  dilakukan  penelitian  pendahuluan menggunakan  bahan  baku  CPO  tanpa  degumming  dan  diperoleh  yield  biodiesel
sebesar 16,05 , dimana perolehan yield ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan  bahan  baku  CPO  yang  telah  di-degumming.  Berdasarkan  hal
tersebut  maka  proses  degumming  mutlak  harus  dilakukan  sebagai  pretreatment dalam penggunaan CPO sebagai bahan baku biodiesel secara enzimatis.
Berdasarkan  hal  tersebut  maka  proses  degumming  mutlak  harus  dilakukan sebagai pretreatment dalam penggunaan CPO sebagai bahan baku biodiesel secara
enzimatis. Berikut  adalah  gambar  hasil  analisis  dengan  menggunakan  GC  Gas
Chromatography untuk  mengetahui  komposisi  asam-asam  lemak  yang
terkandung di dalamnya.
Gambar 4.2 Hasil Analisis GC Komposisi Asam Lemak CPO
28
Universitas Sumatera Utara
Dari  kromatogram  pada  gambar  4.2,  komposisi  asam  lemak  CPO  tersebut disajikan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Komposisi Asam Lemak dari CPO Crude Palm Oil No. Puncak
Retention Time menit
Komponen Penyusun Komposisi
bb 1
13,336 Asam Laurat C
12:0
0,0490 2
16,301 Asam Miristat C
14:0
0,5053 3
18,952 Asam Palmitat C
16:0
35,0279 4
19,255 Asam Palmitoleat C
16:1
0,2391 5
21,218 Asam Stearat C
18:0
3,6350 6
21,545 Asam Oleat C
18:1
50,0330 7
22,043 Asam Linoleat C
18:2
9,7705 8
22,749 Asam Linolenat C
18:3
0,3125 9
23,418 Asam Arakidat C
20:0
0,3181 10
23,783 Asam Eikosenoat C
20:1
0,1095 Berdasarkan  data  komposisi  asam  lemak  dari  CPO  maka  dapat  ditentukan
bahwa  berat  molekul  CPO  dalam  bentuk  trigliserida  adalah  855,03707  grmol sedangkan berat molekul FFA CPO adalah 272,298078 grmol. Berdasarkan hasil
analisis GC, komponen asam lemak yang dominan pada sampel CPO adalah pada puncak 6 yaitu asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat sebesar 50,0330 bb
dan  pada  puncak  3  yaitu  asam  lemak  jenuh  berupa  asam  palmitat  sebesar 35,0279  bb.  Knothe,  2005  menyarankan  minyak  dengan  kandungan  asam
oleat  C18:1  terbesar  adalah  minyak  yang  paling  cocok  untuk  memproduksi biodiesel [32].
Penggunaan  metil  asetat  interesterifikasi  sebagai  aseptor  asil  dalam esterifikasi  minyak  sawit  lebih  baik  dari  pada  penggunaan  etanol
transesterifikasi.  Ini  dapat  dilihat  dari  konversi  yield  biodiesel  yang  diperoleh. Souza et al., 2012 telah  melakukan penelitian dengan minyak kedelai dan enzim
Lipozyme  sebesar  5  serta  waktu  reaksi  4  jam  namun  hanya  memperoleh  yield sebesar 29 [14] dibandingkan dengan penelitian ini yang menggunakan minyak
sawit diperoleh konversi yield terbesar yaitu 68,143.
29
Universitas Sumatera Utara
Pada minyak dan lemak nabati, asam lemak jenuh kebanyakan terdapat pada posisi luar sn-1 dan sn-3 dan asam lemak tak jenuh pada bagian dalam sn-2 [33].
Gambar 4.3 Reaksi Interesterifikasi Triasilgliserol Menggunakan Lipase Spesifik sn-1,3 A,B,C,X = Asam Lemak  Gugus Asil [34]
Komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada CPO disajikan pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Komposisi Asam Lemak pada CPO Komposisi
Persentasi Asam Lemak Jenuh
39,2172 Asam Lemak Tidak Jenuh
60,7827 FFA
3,814 Dalam  penelitian  ini  digunakan  enzim  lipase  terimobilisasi    yang
menggunakan  support  dari  resin  penukar  ion  berpori  Lipozyme  RM  IM. Lipozyme
RM  IM  merupakan  biokatalisator  dengan  spesifitas  sn-1,3  mampu melepaskan  asam  lemak  dari  posisi  1  dan  3  dari  gliserida  [15].  Dengan
menggunakan  lipase  spesifik  sn-1,3  pada  reaksi  interesterifikasi,  pertukaran separuh  dari  gugus  asil  hanya  berfokus  pada  posisi  sn-1  dan  sn-3,  dapat
meningkatkan  produk  dengan  karakteristik  yang  tidak  dapat  diperoleh  dari interesterifikasi secara kimia [35].
Berdasarkan komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam CPO maka dimungkinkan  paling  sedikit  39,2172  asam  lemak  akan  terkonversi  menjadi
ester dengan menggunakan Lipozyme. Tetapi karena asam lemak pada CPO yang lebih dominan adalah asam lemak tak jenuh yaitu sekitar 60,7827  dengan posisi
sn-2  maka  penggunaan  enzim  yang  non  spesifik  seperti  Novozym  435 memungkinkan untuk memberikan hasil yang lebih baik.
30
Universitas Sumatera Utara
4.2 ANALISIS PENGARUH VARIABEL PERCOBAAN