2.6    LIPASE TERIMOBILISASI
Penggunaan  enzim  secara  bebas  untuk  hasil  produksi  biodiesel  memiliki keterbatasan  teknis,  dan  secara  praktis  tidak  dapat  diandalkan,  karena
ketidakmungkinan pemulihan dan penggunaan kembali, yang pada akhirnya dapat meningkatkan  biaya  produksi  proses,  serta  dapat  meningkatkan  kontaminasi
produk  dengan  enzim  yang  tersisa.  Kesulitan-kesulitan  tersebut  mampu  diatasi dengan  penggunaan  enzim  dalam  bentuk  terimobilisasi  sehingga  memungkinkan
penggunaan  kembali  biokatalis  beberapa  kali,  mengurangi  biaya,  dan  lebih meningkatkan kualitas produk.
Enzim  terimobilisasi  adalah  suatu  enzim  yang  diperangkap  dan  dilekatkan pada  suatu  medium  agar  enzim  dapat  lebih  tahan  terhadap  perubahan  kondisi
seperti  pH  atau  temperatur.  Sistem  ini  juga  membantu  enzim  berada  di  tempat tertentu  selama  berlangsungnya  reaksi  sehingga  memudahkan  proses  pemisahan
dan  memungkinkan  untuk  dipakai  lagi  di  reaksi  lain.  Sistem  ini  memiliki keunggulan  dalam  hal  efisiensi  sehingga  di  industri  banyak  digunakan  dalam
reaksi yang dikatalisis oleh enzim. Ada  beberapa  teknik  yang  digunakan  untuk  lipase  terimobilisasi,  seperti
ikatan kovalen, adsorpsi, cross-linking,  penjebakan, dan enkapsulasi [27].
2.6.1 Imobilisasi dengan Ikatan Kovalen
Imobilisasi  enzim  dengan  ikatan  kovalen  sudah  berkembang  pada  tahun 1950  dan  itu  masih  penting  karena  ikatan  kovalen  biasanya  menyediakan
hubungan  terkuat  antara  enzim  dan  carrier.  Ikatan  kovalen  terbentuk  antara kelompok  kimia  enzim  dan  kelompok  kimia  pada  permukaan  carrier.  Ikatan
kovalen  demikian  digunakan  di  dalam  berbagai  pH,  kekuatan  ionik  dan kondisi  variabel  lainnya  [27].  Gambar  2.3  adalah  gambar  dari  imobilisasi  enzim
dengan ikatan kovalen.
Gambar 2.3 Imobilisasi Enzim dengan Ikatan Kovalen [27]
12
Universitas Sumatera Utara
2.6.2 Imobilisasi dengan Adsorpsi
Sebuah  enzim  tidak  dapat  bergerak  karena  ikatan  dengan  ikatan  energi rendah  misalnya  interaksi  ionik,  ikatan  hidrogen,  gaya  van  der  Waals,  dll
permukaan  baik  eksternal  atau  internal  carrier  atau  support.  Karena  imobilisasi enzim  pada  permukaan  luar,  tidak  ada  batasan  difusi  pori  ditemui  [27].  Gambar
2.4 adalah gambar dari imobilisasi enzim dengan cara adsorpsi
Gambar 2.4 Imobilisasi Enzim dengan Adsorpsi [27]
2.6.3 Imobilisasi dengan Cross-Linking
Cross-linking ditandai  dengan  ikatan  kovalen  antara  berbagai  molekul  dari
enzim  melalui  reagen  polifungsional.  Kesalahan  menggunakan  reagen polifungsional  adalah  bahwa  mereka  dapat  mengubah  sifat  enzim.  Teknik  ini
murah  dan  sederhana  tapi  tidak  sering  digunakan  dengan  protein  murni karena  menghasilkan  enzim  amobil  sangat  sedikit  yang  memiliki  aktivitas
intrinsik  yang  sangat  tinggi  [27].  Gambar  2.5  adalah  gambar  dari  imobilisasi enzim dengan cara cross-linking.
Gambar 2.5 Imobilisasi Enzim dengan Cross-Linking [27]
2.6.4 Imobilisasi dengan Penjebakan
Teknik  penjebakan  enzim  adalah  salah  satu  metode  yang  paling  sederhana untuk mengimobilisasi enzim dan juga seluruh sel. Jebakan berarti bahwa molekul
enzim  atau  olahan  terbatas  dalam  matriks  yang  dibentuk  dengan  mendispersikan komponen  katalitik  dalam  medium  fluida  larutan  polimer,  diikuti  dengan
pembentukan matriks yang tidak larut. Jadi jebakan mengacu pada proses dimana enzim  yang  tertanam  dalam  matriks  yang  dibentuk  oleh  kimia  atau  cara  fisik
seperti  cross-linking  atau  gelasi.  Matriks  umumnya  terbentuk  selama  proses 13
Universitas Sumatera Utara
imobilisasi  [27].  Penjebakannya  didasarkan  pada  lokalisasi  enzim  dalam  kisi matriks polimer atau membrane namun tetap mempertahankan kemampuan enzim
untuk menerima substrat [44]. Gambar 2.6 adalah gambar dari imobilisasi enzim dengan cara penjebakan.
Gambar 2.6 Imobilisasi Enzim dengan Penjebakan [27]
2.6.5 Imobilisasi dengan Enkapsulasi