41 jawab, hak dan kewenangan diatur dalam Internal
Audit Charter.
5. Hubungan Antar Organ Perusahaan
Masing-masing Organ Perusahaan telah memiliki fungsi dan wewenang masing-masing yang diberikan
oleh undang-undang. Menghormati fungsi dan wewenang
masing-masing merupakan
landasan hubungan yang dikembangkan oleh Perusahaan.
Dengan saling menghormati fungsi dan wewenang masing-masing Organ Perusahaan diharapkan akan
tercipta kerja sama dan sinergi yang positif bagi Perusahaan serta makin memperbaiki implementasi
GCG.
Perusahaan selalu mendorong agar setiap Organ Perusahaan menjalankan tugas dan fungsi dengan
dilandasi pemenuhan pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bertujuan
untuk meningkatkan nilai Pemegang Saham dalam jangka panjang.
Untuk itu Perusahaan menetapkan kebijakan- kebijakan terkait dengan hubungan antar Organ
Perusahaan sebagai berikut:
a.
Masing-masing Organ
Perusahaan harus
bertindak demi
sebaik-baik kepentingan
Perusahaan.
b.
Masing-masing Organ
Perusahaan harus
bertindak atas dasar kebersamaan demi tercapainya tujuan Perusahaan.
42
c.
Masing-masing Organ Perusahaan harus saling menghargai dan menghormati fungsi dan
peranannya masing-masing.
d.
Masing-masing Organ
Perusahaan harus
bertindak sesuai fungsi dan perannya masing- masing sebagaimana yang diatur dalam
Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
43
IV
KEBIJAKAN
PERUSAHAAN
44
UMUM, KHUSUS
45 Kebijakan pokok Perusahaan merupakan prinsip-prinsip
utama dalam mendukung proses tata kelola, pengaturan dan pengelolaan Perusahaan.
UMUM
Integritas Bisnis
Lingkup kegiatan usaha Perusahaan yang sangat erat bersinggungan
dengan masyarakat
sekitar maupun
lingkungan mengharuskan diterapkannya standar etika. Standar etika yang diterapkan berlandaskan pada prinsip-
prinsip GCG dan Budaya Perusahaan.
Dengan semakin
berkembangnya lingkungan
usaha menyadarkan Perusahaan untuk pentingnya secara aktif
berperan dan bertindak sebagai korporasi yang menjalankan bisnisnya secara bertanggung jawab. Disadari sepenuhnya
oleh Perusahaan bahwa hubungan yang baik dengan Pemangku Kepentingan dan peningkatan nilai Pemegang
Saham dalam jangka panjang hanya dapat dicapai jika integritas bisnis selalu dijaga dan ditingkatkan dalam setiap
kegiatan bisnis Perusahaan.
Perusahaan selalu mendorong agar seluruh Insan INTI mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam menjalankan fungsinya bagi Perusahaan.
46
Pengelolaan Keuangan
Keuangan Perusahaan harus dikelola secara professional tertib, taat pada peraturan RKAP, efisiensi, ekonomis,
efektif, transparan, akuntabel, dan bertanggung jawab dengan mempertimbangkan risiko serta menggunakan
prinsip kehati-hatian, dan mencerminkan pengelolaan aktiva dan kewajiban yang seimbang.
Peraturan, kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan pengelolaan keuangan baik pendapatan maupun
biaya harus disusun dan direview dengan memperhatikan standar akuntansi dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku serta sebagai cerminan sistem pengendalian internal yang baik.
Pengelolaan keuangan dimaksudkan untuk meningkatkan nilai Perusahaan melalui pelaksanaan program kerja yang
dilandasi prinsip sadar biaya, profit oriented dan fund management yang baik serta mempertimbangkan risiko.
Sistem Akuntansi Perusahaan memiliki kebijakan untuk menyelenggarakan
sistem akuntansi yang secara akurat merefleksikan setiap transaksi keuangan dan perubahan asset yang terjadi.
Perusahaan menjamin bahwa hanya transaksi keuangan yang riil saja yang dicatat. Transaksi keuangan tersebut telah
mendapat persetujuan dan dicatat dengan benar dalam sistem akuntansi Perusahaan.
Perusahaan selalu memastikan kebijakan dan peraturan terkait dengan akuntansi merujuk pada Pernyataan Standar
47 Akuntansi Keuangan PSAK yang dibakukan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia. Laporan Keuangan Perusahaan selalu memuat posisi keuangan, kinerja keuangan, perubahan
ekuitas dan arus kas serta catatan atas laporan keuangan.
Perusahaan mengungkapkan dalam Laporan Keuangan Perusahaan berbagai informasi yang relevan bagi pengguna
laporan keuangan secara benar dan akurat sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengendalian Internal
Perusahaan, dalam hal ini Direksi, wajib membentuk Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan
investasi dan asetnya, kepatuhan kepada peraturan perundangan dan kebijakan yang berlaku, serta mendorong
efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan, yang mencakup:
a.
Lingkungan pengendalian intern dalam Perusahaan yang dilaksanakan dengan disiplin dan terstruktur,
yang terdiri dari : 1
Integritas, nilai etika dan kompetensi karyawan; 2
Filosofi dan gaya manajemen; 3
Cara pelaksanaan kewenangan dan tanggung jawabnya;
4 Pengorganisasian dan pengembangan sumber
daya manusia; 5
Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Direksi.
b.
Pengkajian terhadap pengelolaan risiko usaha risk assessment, yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi,
menganalisis, menilai pengelolaan risiko yang relevan;
48
c.
Aktivitas pengendalian, yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap
kegiatan Perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi Perusahaan, antara lain
mengenai:
kewenangan, otorisasi,
verifikasi, rekonsiliasi, penilaian prestasi kerja, pembagian tugas
dan keamanan terhadap aset Perusahaan;
d.
Sistem informasi dan komunikasi, yaitu suatu proses penyajian laporan mengenai kegiatan operasional,
finansial, serta ketaatan dan kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan
oleh Perusahaan;
e.
Monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas sistem pengendalian intern, termasuk fungsi internal
audit pada setiap tingkat dan unit dalam struktur organisasi Perusahaan, sehingga dapat dilaksanakan
secara optimal.
Auditor Eksternal
Perusahaan membutuhkan keberadaan Auditor Eksternal terutama dalam menyatakan pendapat tentang kewajaran,
dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Pernyataan Auditor Eksternal merupakan pendapat pihak ketiga yang
independen mengenai kewajaran Laporan Keuangan yang disampaikan kepada pemegang saham Perusahaan maupun
pemangku kepentingan lainnya menyangkut hal-hal yang material yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut.
49
a.
Auditor Eksternal merupakan auditor yang ditetapkan oleh RUPS dari calon yang diajukan oleh Dewan
Komisaris berdasarkan usul Komite Audit, untuk menyatakan opini atas laporan keuangan yang disusun
manajemen. Dalam hal tertentu Perusahaan dapat menunjuk Auditor Eksternal untuk melakukan
assessment terhadap suatu hal yang dianggap penting;
b.
Pemilihan Auditor Eksternal dilakukan melalui proses yang transparan;
c.
Dewan Komisaris melalui Komite Audit melakukan proses penunjukan calon Auditor Eksternal sesuai
dengan ketentuan pengadaan barang danatau jasa masing-masing Perusahaan dan apabila diperlukan
dapat meminta bantuan Direksi dalam proses penunjukannya;
d.
Komite melalui
Dewan Komisaris
wajib menyampaikan kepada RUPS alasan pencalonan
tersebut dan besarnya honorariumimbal jasa yang diusulkan untuk eksternal auditor tersebut;
e.
Untuk dapat memberikan opini atas laporan keuangan Perusahaan, Auditor Eksternal harus menjalankan
tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan standar dan kode etik profesi;
f.
Laporan Keuangan merupakan tanggung jawab Direksi. Tanggung jawab Auditor Eksternal adalah
untuk menyatakan pendapat atas Laporan Keuangan;
g.
Perusahaan harus menyediakan semua catatan akuntansi dan data penunjang yang diperlukan oleh
Auditor Eksternal sehingga memungkinkan Auditor Eksternal tersebut memberikan pendapat tentang
kewajaran, ketaat-azasan, dan kesesuaian laporan
50 keuangan Perusahaan dengan standar akuntansi
keuangan Indonesia;
h.
Persyaratan Auditor Eksternal: 1
Auditor Eksternal tersebut harus bebas dari pengaruh Dewan Komisaris, Direksi dan pihak
yang berkepentingan di Perusahaan.
2 Auditor Eksternal harus merahasiakan informasi
yang diperoleh sewaktu melaksanakan tugasnya maupun setelahnya sesuai dengan peraturan
perundang-perundangan yang berlaku kecuali disyaratkan lain.
i.
Hubungan kerja dengan Auditor Eksternal dituangkan dalam kontrak perjanjian kerja.
KHUSUS
Pengelolaan Risiko
Perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa pengelolaan risiko sangat penting dilakukan untuk mengantisipasi
terjadinya risiko bisnis, risiko kesehatan dan keselamatan kerja, serta risiko lingkungan yang sangat besar jika tidak
dikelola dengan baik. Sistem Manajemen Risiko selalu dikembangkan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
risiko serta memperbesar kemungkinan pencapaian sasaran yang hendak dicapai Perusahaan.
a.
Direksi, dalam setiap pengambilan keputusantindakan harus mempertimbangkan risiko usaha;
51
b.
Direksi wajib membangun dan melaksanakan program manajemen risiko korporasi secara terpadu yang
merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG;
c.
Pelaksanaan program manajemen risiko dapat dilakukan dengan:
1 Membentuk unit kerja tersendiri yang ada di
bawah Direksi; 2
Memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan
relevan untuk
menjalankan fungsi
manajemen risiko.
d.
Direksi wajib
menyampaikan laporan
profil manajemen risiko dan penanganannya bersamaan
dengan laporan berkala Perusahaan;
e.
Sistem Manajemen Risiko yang dikembangkan Perusahaan dilakukan secara terintegrasi di tingkat
korporat dan berbasis teknologi informasi.
Sistem Manajemen Risiko yang diterapkan Perusahaan meliputi:
a. Melakukan identifikasi risiko;
b. Melakukan assessment risiko;
c. Memberi tanggapan dan perlakuan terhadap risiko
termasuk didalamnya mengendalikan risiko; d.
Melakukan kaji ulang risiko; e.
Mengungkapkan risiko secara terbuka.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility CSR ditujukan untuk
menciptakan hubungan yang harmonis dengan lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat setempat.
52 Implementasi program-program CSR adalah bentuk
kontribusi Perusahaan pada pengembangan komunitas lokal termasuk juga Karyawan dan keluarganya di bidang-bidang
pendidikan, kesehatan, infrastruktur dasar dan pengelolaan lingkungan hidup.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social ResponsibilityCSR, antara lain:
a.
Perusahaan mempunyai kewajiban dan tanggung jawab secara hukum, sosial, moral serta etika untuk
menghormati kepentingan
masyarakat sekitar
mengingat keberhasilan Perusahaan tidak dapat dilepaskan dari hubungan yang harmonis, dinamis,
serta saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar;
b.
Direksi menetapkan program-program Perusahaan yang berkaitan dengan tanggung jawab sosial
Perusahaan Corporate Social ResponsibilityCSR antara lain melalui Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan PKBL;
c.
Direksi melaporkan hasil evaluasi, efektivitas dan manfaat pelaksanaan program-program yang berkaitan
dengan tanggung jawab sosial Perusahaan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham;
d.
Pelaksanaan program-program tersebut dimuat dalam Laporan Tahunan Perusahaan;
e.
Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban
Perusahaan yang
dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perusahaan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan
kepatutan dan kewajaran.
53
Pengelolaan SDM
Pengelolaan SDM dimaksudkan untuk memastikan bahwa Perusahaan selalu memiliki Sumber Daya Manusia yang
unggul dan dapat diarahkan dan digerakkan untuk mencapai tujuan-tujuan Perusahaan. Dalam pengelolaan SDM,
Perusahaan mempertimbangkan prinsip efisiensi, efektifitas, transaparan dan berwawasan jangka panjang, sesuai arah
kegiatan usaha Perusahaan.
a. Hubungan dengan Karyawan
Perusahaan menghargai hak asasi setiap Insan INTI. Dalam hal hubungan antara Perusahaan dengan
Karyawan yang diwakili oleh Serikat Pekerja diikat dalam bentuk Perjanjian Kerja Bersama PKB.
Komitmen Perusahaan untuk menempatkan Perjanjian Kerja Bersama sebagai landasan dalam membina
hubungan dengan Karyawan. Kebijakan dan prosedur manajemen sumber daya manusia, seperti formasi,
mutasi, dan pengembangan Karyawan maupun reward and punishment dilaksanakan secara konsisten.
b. Kesempatan Kerja yang Sama
1 Direksi menggunakan kemampuan bekerja,
kualifikasi dan kriteria yang terkait dengan hubungan kerja sebagai dasar dalam mengambil
keputusan mengenai hubungan kerja antara Perusahaan dengan Karyawan;
2 Direksi harus mempekerjakan, menetapkan
besarnya gaji,
memberikan pelatihan,
menetapkan jenjang karir, serta menentukan persyaratan kerja lainnya, tanpa memperhatikan
54 latar belakang etnik seseorang, atau keadaan
khusus lainnya yang dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku;
3 Direksi wajib menyediakan lingkungan kerja
yang bebas dari segala bentuk tekanan pelecehan yang mungkin timbul sebagai akibat
perbedaan watak, keadaan pribadi, dan latar belakang budaya seseorang.
Keselamatan, Kesehatan
Kerja dan
Perlindungan Lingkungan
Pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting untuk keberhasilan aktivitas usaha Perusahaan. Perusahaan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan yang didasari atas kesadaran bahwa
pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja yang prima serta tanggung jawab terhadap lingkungan sangat penting
bagi keberhasilan jangka panjang. Perusahaan senantiasa mengambil tindakan yang tepat untuk menghindari
terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Perusahaan sangat memperhatikan masalah dan dampak lingkungan dari
seluruh aktivitas Perusahaan. Seluruh aktivitas Perusahaan dievaluasi secara ilmiah dampaknya terhadap lingkungan
dan dilakukan tindakan pengawasan serta pencegahan. Melalui praktik manajemen yang efektif, Perusahaan
berupaya menjamin kesehatan dan keselamatan kerja Karyawan dan meminimumkan dampak negatif terhadap
lingkungan serta menciptakan sumbangsih positif kepada masyarakat.