Bentuk dan Dasar Ganti Rugi dalam Pengadaan Tanah

80 Pasal 1 butir 11 Perpress No. 36 Tahun 2005 merumuskan ganti rugi adalah penggantian terhadap kerugian baik bersifat fisik danatau nonfisik sebagai akibat pengadaan tanah kepada yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman, danatau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah yang dapat memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah. Dan hal ini juga merupakan asas universal sebagaimana telah dituangkan antara lain dalam Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1973, Keppres No 53 Tahun 1989, Inpres No. 9 Tahun 1993, dan Keppres No. 55 Tahun 1993. Berdasarkan ketentuan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ganti rugi adalah merupakan suatu imbalan suatu imbalan yang diterima oleh pemegang hak atas tanah sebagai pengganti dari nilai tanah termasuk yang ada di atasnya, terhadap tanah yang telah dilepas atau diserahkan. Dengan adanya pemberian ganti rugi ini, maka pemegang hak atas tanah akan kehilangan hak atas tanah dan bangunan yang ada di atasnya tersebut.

B. Bentuk dan Dasar Ganti Rugi dalam Pengadaan Tanah

1. Bentuk Ganti Rugi

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Pasal 74 , bentuk ganti rugi dapat berupa; a. uang; b. tanahpengganti; c. permukiman kembali; d. kepemilikansaham;atau Universitas Sumatera Utara 81 e. bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak. Dengan penetapan nilai ganti kerugian sesuai dengan Pasal 63 yaitu : 1 Penetapan besarnya nilai ganti kerugian dilakukan oleh Ketua Pelaksana Pengadaan Tanah 
 berdasarkan hasil penilaian jasa penilai atau penilai publik. 
 2 Jasa Penilai atau Penilai Publik sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diadakan dan 
 ditetapkan oleh K etua Pelaksana Pengadaan Tanah. 
 3 Pengadaan jasa Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan sesuai dengan 
 ketentuan peraturan perundang - undangan dibidang Pengadaan BarangJasa Pemerintah. 
 4 Pelaksanaan pengadaan Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilaksanakan paling 
 lam a 30 tiga puluh hari kerja. 
 Sedangkan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang luasnya kurang dari satu hektar menurut peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 2007 Pasal 59 ayat ; 1 Bentuk danatau besarnya ganti rugi pengadaan tanah secara langsung ditetapkan berdasarkan musyawarah antara instansi pemerintah yang memerlukan tanah dengan pemilik. 2 Musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berpedoman pada NJOP atau nilai nyatasebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan di sekitar lokasi. Dalam Pasal 15 ayat 1a sebagaimana mana tersebut maka penuliskan menguraikan pendapat John Salindeho mengenai pengertian harga dasar dan harga umum setempat atas tanah yang terkena pembebasan hak atas tanah. 66 66 John Salindeho, Op cit. Hal. 61 Universitas Sumatera Utara 82 Boleh dikata harga umum yaitu setempat atau harga pasaran adalah hasil rata-rata harga penjualan pada suatu waktu tertentu, sedangkan tempat berarti suatu wilayahlokasi didalam suatu kabupatenkota dapat saja bervariasi menurut keadaan tanah, harga dasar yang tumbuh dari dan berakar pada harga umum setempat, ditinjau harga umum tahun berjalan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu kiranya dikemukakan pendapat Boedi Harsono yaitu bahwa hak milik atas tanah yang diperlukan itu dilepaskan oleh pemiliknya setelah ia menerima uang ganti kerugian dari pihak yang mengadakan pembebasan, ganti rugi tersebut sudah barang tentu sama dengan harga tanah sebenarnya. 67 • didasarkan pada produk hukum putusan yang bersifat mengatur. Jadi jelas bahwa pengertian uang ganti itu sama dengan harga tanah. Dari uraian tersebut yang menjadi subtansi ganti rugi harus didasarkan diantaranya; • ganti rugi baru dapat dibayarkan setelah diperoleh hasil keputusanfinal musyawarah. • mencakup bidang tanah, bangunan serta tanaman yang dihitung berdasarkan tolok- ukur yang telah disepakati. • wujud ganti rugi: uang danatau tanah pengganti danatau pemukiman kembali, gabungan atau bentuk lain yang disepakati para pihak. 67 Boedi Harsono, Op.cit, Hal.66. Universitas Sumatera Utara 83

C. Cara penetapan dan Yang Berhak Menerima Ganti Rugi