BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Skabies
2.1.1 Definisi dan etiologi
Skabies merupakan penyakit kulit menular akibat tungau penyebab gatal yaitu: Sarcoptes scabiei. Tungau betina menggali lubang ke dalam stratum
korneum, membuat terowongan, disertai timbulnya gatal hebat dan ekzema akibat garukan.
11
Skabies disebabkan oleh Sarcoptei scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida, ordo Ackarima, super famili Sarcoptes. Pada manusia disebut
Sarcoptes scabiei var.hominis. Secara morfologik merupakan tungau kecil,
berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau tersebut translusen, berwarna putih kotor, dan tidak mempunyai mata.
5
Gambar 2.1.
Sarcoptes scabiei dewasa
12
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Epidemiologi
Skabies dapat ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang berbeda. Skabies merupakan penyakit endemik yang dapat mengenai semua ras dan
golongan di seluruh dunia. Insidennya sama pada pria dan wanita. Insiden di negara berkembang lebih tinggi dari pada di negara-negara industri. Skabies lebih
sering mengenai anak-anak berusia 10-12 tahun, lebih sering terlihat pada laki- laki dari pada perempuan.
13
Menurut Depkes RI prevalensi skabies di puskesmas seluruh indonesia pada tahun 1986 sekitar 4,6-12,9, dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12
penyakit kulit tersering. Di bagian kulit dan kelamin FKUIRSCM pada tahun 1988, dijumpai 734 kasus skabies yang merupakan 5,77 dari seluruh kasus
baru. Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6 dan 3,9. Prevalensi skabies sangat tinggi pada lingkungan dengan tingkat kepadatan
penghuni yang tinggi dan kebersihan yang kurang memadai.
14
Ada juga dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi skabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini, antara lain: sosial ekonomi
yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang sifatnya promiskuitas, kesalahan diagnosis, dan perkembangan demografik serta ekologik, penyakit ini
dapat dimasukkan dalam P.H.S Penyakit Akibat Hubungan Seksual.
5
2.1.3 Siklus hidup