18
2. Sinar ultraviolet-B Sinar ultraviolet-B mempunyai panjang gelombang 280-320 nm. Menurut
CCOH Canadian Centere For Occupational Health Safety sinar yang paling memberikan dampak nyata bagi pekerja adalah sinar UV-B. Menurut
Alatas Dkk,2003 Energi sinar UV dengan panjang gelombang 280-315 nm sebagian besar diserap kornea dan dapat mencapai lensa.
3. Sinar ultraviolet-C Sinar ultraviolet-C mempunyai panjang gelombang 200-280 nm. Menurut
Alatas, dkk, 2003 energi ultraviolet-C dapat diserap seluruhnya oleh kornea mata.
2.2.1 Efek dari Radiasi Ultraviolet pada Mata
Mata merupakan
organ tubuh
yang paling
peka terhadap
radiasi elektromagnetik non ionisasi. Radiasi ultraviolet tidak dapat dideteksi oleh reseptor-
reseptor alat penglihatan manusia sehingga kelainan dan kerusakan sering terjadi sebelum seseorang menyadari dirinya telah terpapar oleh radiasi tersebut.
Radiasi ultraviolet pada pekerjaan pengelasan dapat menyebabkan kerusakan mata. Kerusakan mata paling umum terjadi akibat pemaparan bunga api pengelasan,
tetapi dapat juga terjadi melaui pemaparan langsung atau pantulan radiasi lampu ultraviolet seperti yang digunakan di laboraturium sebagai germisida yang dapat
menyebabkan konjungtivis atau keratitis inflasi kornea. Di mata,energi radiasi 280 nm UV-C dapat diserap seluruhnya oleh kornea
Energi radiasi UV-B 280-315 nm sebagian diserap oleh kornea dan dapat pula
Universitas Sumatera Utara
19
mencapai lensa. Sedangkan energi UV-A 315- 400 nm diserap dalam lensa secara kuat, hanya sebagian kecil energi bisa 1 yang dapat mencapai retina Anies,
2009. Dalam studi terakhir ditunjukkan bahwa paparan radiasi UV dapat merusak kornea mata lebih parah daripada perkiraan sebelumnya. Spesialis mata yang bekerja
di Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa lapisan endotel dalam kornea primate juga mengalami kerusakan khususnya oleh UV-B dalam panjang gelombang 300
nm dan ini tidak seperti kerusakan epitel, permanen Pitts et al., 1987. Sinar ultraviolet dapat merusak epitel kornea, kerusakan ini akan segera baik
kembali setelah beberapa saat dan tidak akan memberikan gangguan yang menetap. Efek fototoksik akut radiasi uv pada mata adalah photokeratitis dikenal juga sebagai
welder flash atau snow blindness yaitu reaksi peradangan akut pada kornea dan
konjungtiva mata. Ini merupakan kerusakan akibat reaksi fotokimia pada kornea photokeratitis dan konjungtiva fotokonjungtiva yang muncul setelah pajanan 200-
400 nm dan umumnya hanya berlansung antara 24-48 jam Alatas, 2004. Gejala photokeratitis berupa memerahnya bola mata yang disertai rasa sakit
yang parah, photopobia, mata terasa berpasir, dan air mata bertambah. Efek ini bersifat
sementara karena
kerusakan yang
terjadi sangat
ringan bagian
permukaannya saja dan penggantian sel epitel permukaan kornea berlangsung dengan cepat satu siklus 48 jam Alatas, 2004. Keratitis terutama terdapat pada
fisura palpebra. Pupil akan terlihat miosis. Tajam penglihatan akan terganggu. Keratitis ini dapat sembuh tanpa cacat, akan tetapi bila radiasi berjalan lama
kerusakan akan dapat permanen sehingga akan memberikan kekeruhan pada kornea.
Universitas Sumatera Utara
20
Keratitis dapat bersifat akibat efek kumulatif sinar ultraviolet sehinggga gambaran keratitisnya akan menjadi berat Ilyas, 1997.
Sedangkan pajanan kronik radiasi UV pada mata dapat menimbulkan pterygium atau penebalan konjungtiva dan katarakogenesis atau proses pembentukan katarak.
Pterygium sebagai hasil dari pertumbuhan jaringan lemak diatas kornea. Pajanan
radiasi panjang gelombang 290-320 nm dapat menyebabkan katarak. Terdapat hubungan yang jelas antara katarak dengan pajanan UV-B sepanjang hidup Alatas
dkk, 2003.
2.2.2 Sumber sinar ultraviolet