Hubungan Usia dengan Gejala Photokeratitis Hubungan Antara Lama Paparan dengan Gejala Photokeratitis

50 BAB V PEMBAHASAN

5.1 Hubungan Usia dengan Gejala Photokeratitis

Berdasarkan hasil peneltian diketahui bahwa responden yang mengalami gejala photokeratitis pada usia 33 tahun sebanyak sebanyak 18 orang 75,0 dan yang tidak mengalami gejala photokeratitis sebanyak 6 orang 25,0. Sedangkan pada usia ≥ 33 tahun yang mengalami gejala photokeratitis sebanyak 16 orang 76,2 dan yang tidak mengalami gejala photokeratitis sebanyak 5 orang 23,8. Pada hasil uji chi- square menunjukkan nilai p= 0,926 dimana p 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara usia dengan gejala photokeratitis. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tri Wahyuni 2013, dengan judul faktor resiko yang berhubungan dengan kejadian konjugtivitis pada pekerja pengelasan di kecamatan Cilacap, Cilacap Tengah tahun 2013 yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian konjungtivitis pada pekerja las dengan umur pekerja dengan nilai p= 0,225. Hal ini juga sejalan dengan penellitian Sri Wahyuni 2012, yang menyatakan tidak ada hubungan antara usia dengan gejala photokeratitis dengan nilai p= 0,073. Maka hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Tenkate 1998, yang menyatakan bahwa faktor usia merupakan salah satu faktor risiko yang bisa memberikan efek buruk dari sinar radiasi UV terhadap manusia. Dimana menurut Suma’mur umumnya kapasitas fisik manusia, seoerti kemampuan penglihatan dan pendengaran akan menurun pada saat berusia 30 tahun tau lebih. Universitas Sumatera Utara 51 Tidak adanya hubungan usia dengan gejala photokeratitis diasumsikan karena reaksi sinar UV pada mata bereaksi bersifat akut sehingga bisa mengenai usia manapun selama pekerja tersebut terpapar oleh radiasi pengelasan tersebut.

5.2 Hubungan Antara Lama Paparan dengan Gejala Photokeratitis

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lama paparan 5 jam terdapat 14 orang 60,9 pekerja las yang mengalami gejala photokeratitis dan 9 orang 39,1 yang tidak mengalami gejala photokeratitis. Sedangkan pada lama paparan ≥ 5 jam terdapat sebanyak 20 orang 90,9 pekerja las yang mengalami gejala photokeratitis dan 2 orang 9,1 yang tidak mengalami gejala photokeratitis. Selain itu pada hasil uji chi-square menunjukkan nilai p= 0,019 dimana nilai p 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara lama paparan dengan gejala photokeratitis. Maka hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Susanto 2015 yang menyatakan bahwa lama paparan termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya photokeratitis. Juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Wahyuni 2013 yang menyatakan dari perhitungan rasio prevalen menghasilkan nilai 2,667 dimana pekerja dengan lama paparan 4 jam perhari memiliki resiko 2,667 lebih besar dibandingkan pekerja ≤ 4 jam untuk terkena konjungtivitas elektrik. Lama pajanan juga menjadi salah satu faktor yang memperparah terjadinya welders flashflash burn , semakin lama pajanan terhadap radiasi UV semakin memperparah terjadinya welders flash Olifhifski, 1985. Lama paparan sinar ultraviolet berkaitan dengan iradiasi efektif yaitu besarnya radiasi yang diterima Universitas Sumatera Utara 52 pekerja Iyan Dharmawan, 1977. Semakin lama paparan maka efek yang diterima semakin banyak maka kerusakan jaringan semakin berat Daniel Vaughan, 1996. Dimana pernyataan ini juga didukung penelitian yang dilakukan di Taiwan rata-rata periode laten awal paparan timbulnya rasa sakit setelah paparan 389,1 menit pada paparan proses pengelasan sekitar 5,8 jam Yuang Lung, Yen, et.al 2004.

5.3 Hubungan Masa Kerja dengan Gejala Photokeratitis