BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Peraturan Perundang-Undangan yang berkaitan dengan penjualan minuman beralkohol terdapat dalam beberapa Undang-Undang, Peraturan Presiden,
Peraturan Menteri, Peraturan walikota dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, dimana peraturan perundang-undangan mengatur hal-hal
yang berbeda satu sama lain, dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal mengatur Pemerintah untuk menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, dan berdasarkan Peraturan
Presiden Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2010 ketentuan mengenai Industri Minuman Mengandung Alkohol Minuman Keras, Anggur, dan
Minuman Mengandung Malt merupakan bidang industri yang tertutup untuk penanaman modal, dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan memuat tanggung jawab pemerintah untuk melakukan komunikasi, informasi dan edukasi terkait mengkonsumsi minuman
beralkohol kepada masyarakat, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan mengatur pemberian label pada minuman beralkohol guna
untuk memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat, dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 mengatur tentang pembayaran cukai
Universitas Sumatera Utara
minuman beralkohol oleh pengusaha, importir, ataupun penyalur, dalam Peraturan Presiden Nomor 74 Tahun 2013 diatur mengenai tempat-tempat
yang di izinkan dan tidak di izinkan menjual minuman beralkohol yang berbeda denfan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2015 dimana
Perpres mengizinkan minimarket untuk menjual minuman beralkohol Golongan A Sedangakan Permendag tidak mengizinkan, dalam Peraturan
Walikota Medan Nomor 11 Tahun 2012 diatur mengenai tata cara memperoleh izin untuk menjual minuman beralkohol, dan peraturan sanksi
pidana umum perihal penyalahgunaan minuman beralkohol diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP.
2. Alasan-alasan diberlakukannya ketentuan larangan perizinan penjualan minuman beralkohol di minimarket sudah tepat, dimana minimarket yang
semakin pesat perkembangannya hingga berdekatan dengan perumahan, sekolah dan bahakan tempat ibadah sudah melanggar ketentuan lokasi yang di
izinkan untuk menjual minuman beralkohol, ditambah minimarket yang tidak meminta kartu identitas konsumen dengan menjual minuman beralkohol yang
relatif murah akan mengakibatkan masyarakat bahkan pemuda dan anak-anak yang dibawah umur dapat dengan mudah membeli minuman beralkohol di
minimarket, hal ini akan mengakibatkan kegagalan pemerintah dalam melindungi masyarakatnya dari pengaruh buruk minuman beralkohol. Selain
itu terdapat juga ketentuan-ketentuan lain yang bertentangan dengan penjualan minuman beralkohol, diantaranya menjualan dan mengkonsumsi
minuman beralkohol bertentangan dengan ajaran semua Agama yang diakui
Universitas Sumatera Utara
di Indonesia, Undang-Undang Tentang Kesehatan, Undang-Undang Tentang
Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang Tentang Pangan 3. Implementasi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 6 Tahun 2015 di Kota
Medan meliputi usaha yang
dilakukan Dinas
Perindustrian Dan
Perdagangan Kota Medan dalam menyosialisasikan peraturan tersebut yakni dengan melakukan sidak ke minimarket dimana hambatan-hambatan yang
dialami Disperindag Kota Medan dalam mengimplementasikannya hanya karena jumlah minimarket yang sangat banyak di kota Medan sehingga tidak
dapat dilakukan sidak ke setiap minimarket sehingga dalam mengatasi masalah tersebut Disperindag Kota Medan menyebarkan surat edaran ke
setiap minimarket yang ada di kota Medan, pengawasan minuman beralkohol di minimarket dilakukan secara intern dan ekstern, pengawasan intern yaitu
dengan cara melakukan sidak atau razia ke minimarket dan pengawasan ekstern dengan cara menerima laporan atau aduan dari masyrakat apabila
terdapat minimarket yang masih menjual minuman beralkohol.
B. SARAN