2. Gejala saat pagi atau siang hari a. Mengantuk
b. Pusing saat bangun tidur pagi hari c. Refluks gastroesofageal
d. Tidak bisa konsentrasi e. Depresi
f. Penurunan libido g. Impotensi
h. Bangun tidur terasa tak segar Antariksa, 2010.
2.1.6. Faktor Risiko a Umur
Peningkatan prevalensi SDB pada lansia muncul setelah 65 tahun diperkirakan 10 . Namun ketika prevalensi tersebut dikontrol oleh indeks massa
tubuh, tingkat keparahan SDB menurun dengan usia. Mekanisme terjadinya OSA
pada lansia meliputi peningkatan timbunan lemak di daerah parapharyngeal, perpanjangan langit langit, dan perubahan dalam struktur tubuh sekitar faring
Jamie et al, 2010; Punjabi, 2008.
b Jenis kelamin
Masih belum jelas mekanisme OSA lebih sering pada pria dari pada wanita. Hal ini dapat dikaitkan dengan anatomi dan sifat fungsional dari saluran
napas bagian atas dan respon ventilasi terhadap arousals dari tidur. Studi pencitraan telah mengungkapkan bahwa laki-laki memiliki peningkatan
penumpukan lemak disekitar faring dibandingkan dengan wanita Jamie et al, 2010. Pada beberapa penelitian menunjukkan laki laki yang mengalami OSA
sekitar 3.2 pada usia 20-44 tahun, 11.3 pada usia 45-64 tahun dan 18.1 pada usia 61-100 tahun sedangkan pada perempuan 0.6 pada usia 20-44 tahun,
2.0 pada usia 45-64 tahun dan 7.0 pada usia 61-100 tahun Punjabi, 2008.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
c Obesitas
Obesitas atau visceral obesitas adalah faktor risiko utama untuk pengembangan OSA, hal tersebut dianggap terkait dengan perubahan anatomi
yang mempengaruhi obstruksi saluran napas selama tidur. Sejumlah penelitian epidemiologi sebelumnya telah meneliti hubungan obesitas dengan apena tidur.
Dalam berbasis masyarakat dengan metode cohort pada subyek kaukasia, diperoleh kenaikan indeks massa tubuh dikaitkan terjadinya 4 kali lipat dalam
prevalensi Sleep Apnea dan terdapat 40 masyarakat mengalami OSA dengan kelebihan berat badan tapi sehat Jamie et al, 2010. Pada dewasa obesitas
merupakan penyebab utama Obstructive Sleep Apnea Syndrome OSAS sedangkan pada anak obesitas bukan merupakan sebagai penyebab utama
Supriyatno dan Deviani, 2005.
d Faktor risiko penyakit
kegagalan kontrol pernapasan yang dihubungkan dengan : 1. Emfisema dan asma.
2. Penyakit neuromuskular polio, myasthenia gravis, dll. 3. Obstruksi nasal.
4. Hypotiroid, akromegali, amyloidosis, paralisi pita suara, sindroma post- polio, kelainan neuromuskular,
Marfan’s syndrome dan Down syndrome
Antariksa, 2010.
e Lingkar Leher
Telah diketahui bahwa lingkar leher yang besar atau obesitas pada daerah atas berhubungan dengan peningkatan penyakit kardiovaskular, demikian pula
diduga berhubungan dengan mendengkur dan Obstructive Sleep Apnea Syndrome OSAS. Penumpukan lemak pada daerah leher dapat membuat saluran napas atas
menjadi lebih sempit. Kemungkinan lain adalah pada pasien obesitas dengan leher yang besar mempunyai velofaring yang lebih mudah mengalami kolaps sehingga
dapat mempermudah terjadinya sumbatan saluran napas atas pada waktu tidur Supriyatno dan Deviani, 2005.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.2.7. Diagnosis