gelisah dan waktu terjaganya menjadi lebih lama. Sedangkan pada orang muda 15 waktu tidurnya dihabiskan pada fase 4. Fase 4 biasanya tidak ditemukan pada
orang tua, demikian juga lama fase REM akan mengalami penurunan yaitu pasca pubertas menjadi 18 pada orang tua. Hal ini menunjukkan bahwa tidur menjadi
lebih singkat
sehingga menyebabkan
berkurangnya kesegaran
sesuai bertambahnya usia Arifin et al, 2010.
2.1.3. Sistem Pernapasan saat tidur
Pada orang normal, fungsi respirasi akan menurun selama tidur karena adanya hipoventilasi alveolar. Frekuensi pernapasan dan ventilasi mengalami
perubahan saat tidur dan berbeda untuk masing-masing NREM sleep dan REM sleep
. Selama NREM sleep, ventilasi akan menurun dan volume tidal juga menurun sehingga frekuensi napas juga ikut menurun Ventilasi selama REM sleep
juga menurun dibandingkan saat kondisi bangun. Pada orang dewasa normal, selama tidur volume tidal menurun 15-20 dan lebih dangkal pada stage REM
dibandingkan dengan stage NREM Pack, 2008. Penurunan fungsi respirasi yang terjadi selama tidur pada orang normal
pada fase REM akan meningkatnya tahanan atau resistensi dari saluran napas atas yang disertai dengan penurunan tonus otot genioglossus, soft palate, diafragma,
dan interkostal. Penurunan mucocilliary clearance dan reflex batuk juga terjadi selama tidur sehingga akan menyebabkan retensi sputum. Keadaan ini kurang
berpengaruh terhadap orang normal, tetapi merupakan keadaan yang mengancam jiwa pada penderita asma sleep apnea atau keadaan kelainan sistem pernapasan
yang lain Pack, 2008. Pada penderita OSA, tahanan atau resistensi saluran napas atas meningkat
10 kali lipat dibandingkan dengan orang normal yang hanya meningkat 2-4 kali lipat. Sehingga pada keadaan tidur, sistem respirasi penderita OSA akan mendapat
tambahan beban mekanik yang disebabkan oleh peningkatan tahanan saluran napas atas. Peningkatan tahanan saluran napas atas yang progresif menyebabkan
penurunan atau penghentian aliran udara sehingga saturasi oksihemoglobin SaO2 mengalami penurunan. Keadaan seperti adanya hambatan jalan napas,
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
peningkatan resistensi saluran napas atas, hipoksia, dan hypercapnia merupakan stimulus dari sistem pernapasan yang dapat memicu keadaan terbangun dari tidur
Arifin et al, 2010. Oleh karena itu, pada penderita OSA sering terjadi episode terbangun yang
berulang dan menimbulkan rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari. Hal tersebut yang dapat mengganggu aktivitas pada siang hari, mengakibatkan defisit
pada neurokognitif serta menimbulkan kondisi medis yang sangat lemah seperti hipertensi, depresi, dan kecelakaan yang berhubungan dengan rasa kantuk
Downey, 2012.
2.2. Obstructive Sleep Apnea OSA