Definisi Epidemiologi Obstructive Sleep Apnea OSA

peningkatan resistensi saluran napas atas, hipoksia, dan hypercapnia merupakan stimulus dari sistem pernapasan yang dapat memicu keadaan terbangun dari tidur Arifin et al, 2010. Oleh karena itu, pada penderita OSA sering terjadi episode terbangun yang berulang dan menimbulkan rasa kantuk yang berlebihan pada siang hari. Hal tersebut yang dapat mengganggu aktivitas pada siang hari, mengakibatkan defisit pada neurokognitif serta menimbulkan kondisi medis yang sangat lemah seperti hipertensi, depresi, dan kecelakaan yang berhubungan dengan rasa kantuk Downey, 2012.

2.2. Obstructive Sleep Apnea OSA

2.2.1. Definisi

Obstructive Sleep Apnea OSA atau disebut juga dengan Obstructive Sleep Apnea-Hypopnea OSAH merupakan ganguan tidur yang melibatkan penghentian atau penurunan yang signifikan dari aliran udara dimana masih bisa ditemukan adanya usaha untuk bernapas. OSA merupakan salah satu tipe ganguan pernapasan saat tidur yang paling sering dan ditandai dengan episode berulang dari kolapsnya saluran napas atas saat tidur. OSA dengan gejala Excessive Day time Sleepiness EDS disebut juga dengan Obstructive Sleep Apnea Syndrome OSAS maupun Obstructive Sleep Apnea-Hypopnea Syndrome OSAHS. Meskipun penyakit ini umum, OSA adalah penyakit yang tidak terdeteksi oleh sebagian besar dokter di Amerika Serikat Downey, 2014. OSA merupakan bentuk umum Sleep-Disordered Breathing SDB yang telah dikenal secara umum dan berhubungan dengan berbagai masalah medis serta mempunyai dampak pada angka kesakitan dan kematian sehingga menjadi beban dalam pelayanan kesehatan masyarakat Antariksa, 2010. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Menurut WHO, Obstructive Sleep Apnea OSA merupakan ganguan klinis yang ditandai dengan berulangnya episode obstruksi saluran napas atas sehingga dapat mengurangi aliran udara pada hidung atau mulut. Episode berulang ini biasanya disertai dengan suara mendengkur yang kuat dan hipoksemia, dan biasanya diakhiri dengan terbangun secara berulang, yang menyebabkan fragmentasi tidur. Pasien dengan sindrom Obstructive Sleep Apnea OSA biasanya tidak menyadari dirinya terbangun secara berulang dan akhirnya akan mengakibatkan penurunan kualitas tidur yang menyebabkan kantuk di siang hari WHO, 2007.

2.2.2. Epidemiologi

Obstructive Sleep Apnea OSA umumnya terjadi pada dewasa muda, biasanya antara umur 40-50 tahun, meskipun dapat terjadi juga pada anak-anak dan remaja. Mayoritas pasien OSA adalah kelebihan berat badan sekitar 60 pasien OSA memiliki berat badan lebih dari 20 diatas ideal, ukuran leher, area distal faring dan indeks masa tubuh berhubungan dengan frekuensi apnea Antariksa, 2010. Sleep-Disorded Breathing SDB adalah penyakit yang paling umum terjadi di Amerika Serikat. National commission on sleep disorder research memperkirakan bahwa SDB ringan memiliki Respiratory Disturbance index RDI 5 sekitar 7-18 juta orang dan kasus yang relative berat RDI15 sekitar 1,8-4 juta orang di Amerika Serikat. Pada penelitian epidemiologi di Pennysylavania menunjukkan prevalensi pada perempuan sekitar 2 dan 4 untuk laki-laki. Data dari Wisconsin cohort study menunjukkan bahwa prevalensi OSA pada orang yang berusia 30-60 tahun sekitar 9-24 untuk laki-laki dan 4-9 untuk perempuan Downey, 2014. Pada penelitian prevalensi terjadinya OSA pada pengemudi menunjukkan sekitar 17-28 atau sekitar 2,4-3,9 juta orang terkena OSA Kales et al, 2013. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

2.2.3. Klasifikasi