Penentuan Kemampuan Sediaan Untuk Meningkatkan Kelembaban Kulit

25 hingga merata di bagian depan lengan bawah sukarelawan, kemudian dibiarkan 24 jam. Setelah 24 jam dihitung dari pengolesan pertama, diamati reaksi yang terjadi. Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal, atau bengkak pada kulit di bagian depan lengan bawah yang diberi perlakuan. Adanya kemerahan diberi tanda +, gatal-gatal ++, bengkak +++ dan yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa diberi tanda - Wasitaatmadja, 1997.

3.8 Penentuan Kemampuan Sediaan Untuk Meningkatkan Kelembaban Kulit

Kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit ditentukan menggunakan alat skin analyzer menggunakan moisture checker. Setiap formula diujikan kepada tiga orang sukarelawan yaitu pada bagian punggung tangan yaitu dengan diberi tanda lingkaran diameter 3 cm, lalu dioleskan sediaan krim sebanyak 0,5 gram hingga merata seluas area yang telah ditandai, dioleskan 2 kali sehari selama satu bulan. Setelah pemakaian sediaan krim, sukarelawan tidak boleh membasuh tangan nya selama beberapa jam, dan tidak boleh memakai produk pelembab lain selama menjadi sukarelawan. Pengukuran kelembaban awal dilakukan sebelum sediaan digunakan, selanjutnya dilakukan pengukuran kelembaban pada daerah kulit yang diuji setelah pemakaian 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Prosedur pengukuran dengan alat skin analyzer terhadap kadar air moisture: 1. Bersihkan permukaan kulit yang hendak diukur dengan tisu halus 2. Bersihkan bagian sensor pada moisture checker dengan menggunakan kain lensa yang tersedia. Universitas Sumatera Utara 26 3. Tekan tombol power pada moisture checker dan tunggu hingga menunjukkan angka 00,0. 4. Letakkan di atas permukaan kulit yang akan diukur, angka yang ditampilkan pada alat merupakan persentase kadar air dalam kulit. Universitas Sumatera Utara 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel dilakukan dengan menganalisis kandungan asam lemak yang terkandung dalam minyak bekatul di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan. Kemudian mencocokkan hasil analisis yang didapatkan dengan standar spesifikasi dalam buku Edible Fats and Oils Processing: Basic Principles and Modern Practices, dapat dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini, yaitu: Tabel 4.1 Perbandingan range asam lemak minyak bekatul dari literaturdan hasil analisis di pusat penelitian kelapa Medan Berdasarkan literatur Hasil analisis Asam oleat 35,1-46,7 32,8 Asam linoleat 25,3- 38,2 47,4 Asam palmitat 12,0- 26,0 14,3 Asam stearat 0,5-3,0 1,3 Keterangan : Edible Fats and Oils Processing: Basic Princinples and Modern Practices Berdasarkan data hasil analisis seperti yang tertera pada Lampiran 1, dapat terlihat bahwa asam oleat yang dianalisis oleh pusat penelitian kelapa Medan lebih rendah dari literatur, dan asam linoleat yang dianalisis oleh pusat penelitian kelapa Medan lebih tinggi nilainya dari literatur. Hasil ini kemungkinan diakibatkan karena perbedaan kandungan asam lemak pada bekatul yang dihasilkan oleh berbagai negara berbeda. Universitas Sumatera Utara