32
Tabel 4.6 Data hasil uji iritasi krim terhadap sukarelawan
Formula Sukarelawan
Kemerahan pada kulit
Gatal pada kulit
Bengkak pada kulit
A I
- -
- II
- -
- III
- -
- B
I -
- -
II -
- -
III -
- -
C I
- -
- II
- -
- III
- -
- D
I -
- -
II -
- -
III -
- -
E I
- -
- II
- -
- III
- -
Keterangan : +
: Kemerahan pada kulit ++
: Gatal pada kulit +++
: Bengkak pada kulit -
: Tidak terjadi reaksi
4.4 Hasil Penentuan Kemampuan Sediaan Meningkatkan Kelembaban Kulit
Tabel 4.7 dan Gambar 4.1 menunjukkan kemampuan sediaan untuk meningkatkan kelembaban kulit yang ditentukan dengan menggunakan alat
moisture checker. Pengukuran kelembaban awal dilakukan sebelum sediaan digunakan, selanjutnya dilakukan pengukuran kelembaban pada kulit bagian
punggung tangan yang diuji setelah 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu dan 4 minggu. Secara umum, terlihat bahwa setiap formula menunjukkan peningkatan
persentase kelembaban sebelum penggunaan dan setelah penggunaan krim, Persentase kelembaban semakin meningkat dengan bertambahnya waktu
penggunaan krim, hal ini dapat dilihat bahwa persentase kelembaban pada tiap formula meningkat setelah pemakaian 1 minggu dan semakin meningkat pada
Universitas Sumatera Utara
33
pemakaian setelah 2 minggu, setelah 3 minggu dan setelah 4 minggu. Namun, peningkatan persentase kelembaban berbeda pada tiap formula. Semakin tinggi
konsentrasi minyak bekatul pada krim, maka semakin tinggi pula peningkatan persentase kelembabannya.
Tabel 4.7 Data hasil pengukuran kelembaban pada kulit awal, setelah pemakaian
krim 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu, dan 4 minggu.
Formula Sukarelawan
Awal Kelembaban kulit
1 minggu
2 minggu
3 minggu
4 minggu
Formula A Blanko
I 32,4
32,8 33,3
33.9 34,3
II 33,6
34,0 34,5
35,2 36,1
III 33,1
33,5 34,1
34,7 35,1
Formula B 3
I 31,1
32,1 33,4
35,3 37,8
II 32,4
33,3 34,8
36,7 39,1
III 31,7
32,6 34,1
35,9 38,4
Formula C 6
I 32,5
33,7 35,8
38,2 40,9
II 31,3
32,6 34,6
37,1 39,8
III 31,9
33,2 35,2
37,7 40,4
Formula D 9
I 32,9
34,3 36,6
39,4 42,6
II 32,1
33,5 35,8
38,7 41,8
III 33,2
34,7 36,9
39,8 43,0
Formula E 12
I 31,9
33,6 36,5
40,0 44,4
II 32,2
34,0 37,0
40,5 45,0
III 32,9
34,7 37,6
41,0 45,5
Keterangan: Dehidrasi 0-29; Normal 30-50; Hidrasi 51-100 Aramo, 2012
A
: Blanko sebagai pembanding tanpa ditambahkan minyak bekatul B
: Sediaan yang mengandung 3 minyak bekatul C
: Sediaan yang mengandung 6 minyak bekatul D
: Sediaan yang mengandung 9 minyak bekatul E
: Sediaan yang mengandung 12 minyak bekatul
Universitas Sumatera Utara
34
Gambar 4.1 Grafik persentase peningkatan kelembaban kulit versus waktu Keterangan :
A
: Blanko sebagai pembanding tanpa ditambahkan minyak bekatul B
: Sediaan yang mengandung 3 minyak bekatul C
: Sediaan yang mengandung 6 minyak bekatul D
: Sediaan yang mengandung 9 minyak bekatul E
: Sediaan yang mengandung 12 minyak bekatul Data dianalisis dengan menggunakan aplikasi statistik SPSS 21 Statistical
product and service solution. Awalnya di lakukan uji deskriptif dan normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dan di peroleh hasil p 0,05
yang artinya data terdistribusi normal. Selanjutnya dilakukan uji ANOVA, yaitu uji One Way ANOVA dengan
Post-Hoc Test untuk mengetahui efektivitas formula terhadap kelembaban kulit sukarelawan dari setiap formula dan diperoleh nilai p
˂0,05 yaitu adanya perbedaan yang signifikan. Semakin tinggi konsentrasi minyak bekatul yang
ditambahkan maka semakin tinggi kemampuan melembabkan kulit. Berdasarkan hasil analisis data secara statistik menggunakan uji Post-Hoc diperoleh nilai P
2 4
6 8
10 12
14
I II
III IV
P erse
ntase pe
ning ka
tan ke
lemba ba
n
Perawatan
Formula A blanko
Formula B minyak
bekatul 3 Formula C
minyak bekatul 6
Formula D minyak
bekatul 9 Formula E
minyak bekatul 12
Universitas Sumatera Utara
35
0,05 pada tiap minggu pengujian, hal ini menunjukkan bahwa perbedaan formula mempengaruhi peningkatan persentase secara signifikan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka dapat diketahui bahwa perbedaan konsentrasi minyak bekatul berpengaruh secara signifikan terhadap persentase
kelembaban pada tiap minggu pengujian. Formula E dengan konsentrasi minyak bekatul 12 yang paling tinggi meningkatkan persentase kelembaban kulit yaitu
12,6.
Universitas Sumatera Utara
36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
a. Minyak bekatul Rice bran oil dapat diformulasikan dalam sediaan krim tipe
ma. Hasil uji homogenitas sediaan krim menunjukan susunan yang homogen. pH yang dihasilkan pada saat selesai dibuat adalah 5,97-6,13 dan setelah
penyimpanan selama 12 minggu adalah 5,83-6,03. Hasil ini sesuai dengan pH fisiologis kulit, serta stabil secara fisik selama penyimpanan 12 minggu.
b. Minyak bekatul Rice bran oil mampu melembabkan kulit, dan setiap
formula sediaan dapat melembabkan kulit dengan persentase yang berbeda. Formula E dengan konsentrasi minyak bekatul 12 adalah yang paling baik
dapat meningkatkan kelembaban kulit sampai 12,6 .
5.2 Saran
Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk memformulasikan minyak bekatul dalam bentuk sediaan kosmetik lain seperti sediaan krim anti- aging.
Universitas Sumatera Utara