Alkalin Fosfatase Telaah Pustaka 1. Pergerakan Ortodontik dan Relaps

21 Penggunaan bifosfonat dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan disfungsi ginjal pada beberapa kasus Ananya Mandal, 2014.

5. Alkalin Fosfatase

Alkalin fosfatase disintesis dan disekresi oleh sel osteoblas selama proses pembentukan tulang. Alkalin fosfatase mengkatalisis hidrolisis ester fosfatase, yang merupakan inhibitor kuat pada proses mineralisasi dalam pH alkalin berkaitan dengan kalsifikasi jaringan Stucki dkk., 2001. Alkalin fosfatase ALP adalah enzim hidrolase yang bekerja sebagai fosfatase yang menghilangkan kelompok oksigen dan atom-atom fosfat kelompok fosfat dari banyak tipe molekul lain, termasuk nukleotid, protein dan alkaloid. Enzim ini disebut alkalin fosfatase karena bekerja dalam kondisi alkalin non-acidic dengan pH 10. Alkalin fosfatase disebut juga sebagai basic phosphatase yang bekerja dengan cara memecah fosfat mineral yang bersifat asam dan menciptakan pH alkalin Sara dan Saygili, 2001. Ekspresi ALP dapat menggambarkan perubahan biokemikal yang terjadi pada jaringan pendukung setelah pemberian gaya ortodontik Dhopatkar dkk., 2005. Pada beberapa penelitian, peningkatan kadar ALP telah terdeteksi selama pergerakan ortodontik pada minggu ke-1 sampai ke-3 Perinetti dkk., 2004. Analisis menggunakan sampel cairan krevikuler gingiva dapat menjadi sarana yang baik untuk menguji proses biokemikal yang terus-menerus terjadi terkait metabolisme tulang bone turnover selama pergerakan gigi secara ortodontik Isik dkk., 2005. Metode tersebut dapat dipergunakan untuk evaluasi biologis kekuatan ortodontik. Manajemen alat ortodontik dapat lebih efektif dengan panduan analisis cairan krevikuler karena dapat diketahui respon jaringan secara 22 individual. Selain itu analisis cairan krevikuler gingiva dapat mengatasi masalah retensi dengan diketahuinya tingkat metabolisme tulang bone turnover di sekitar gigi. Kadar alkalin fosfatase dan osteokalsin pada analisis cairan krevikuler merupakan penanda marker terbaik pembentukan tulang, sedangkan deoksipiridinolin dan n-telopeptide crosslinks adalah produk degradasi kolagen merupakan marker yang paling spesifik untuk aktivitas osteoklas Eyre, 1997. Dengan pengukuran biomarker bone turnover ini, dapat diketahui kemajuan perawatan dari setiap individu sehingga jumlah gaya yang diberikan dapat dimodifikasi untuk mencegah kerusakan iatrogenik Krishnan dan Davidovitch, 2006. Selain itu, durasi periode retensi setiap pasien dapat disesuaikan berdasarkan ekspresi biomarker pembentukan tulang Asma dkk., 2008.

6. Metode Pemberian Obat Terdapat beberapa metode pemberian obat, di antaranya secara oral, rektal,