7
bahwa
bone turnover
terutama proses pembentukan tulang dapat dimonitor melalui ekspresi ALP pada cairan krevikuler gingiva selama perawatan ortodontik.
Dengan kesimpulan tersebut, Asma dkk. 2008 menyarankan penelitian lebih lanjut tentang potensi ALP sebagai biomarker pembentukan tulang pada periode
retensi.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dikemukakan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana pengaruh aplikasi intrasulkuler bisfosfonat risedronat hidrogel
terhadap relaps gigi? 2.
Bagaimana pengaruh aplikasi intrasulkuler bisfosfonat risedronat hidrogel terhadap penurunan jumlah osteoklas?
3. Bagaimana pengaruh aplikasi intrasulkuler bisfosfonat risedronat hidrogel
terhadap perubahan rasio jumlah osteoklas dan osteoblast? 4.
Bagaimana pengaruh aplikasi intrasulkuler bisfosfonat risedronat hidrogel terhadap perubahan kadar alkalin fosfatase pada cairan krevikuler gingiva?
8
C. Keaslian Penelitian
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi manfaat bisfosfonat dalam bidang kedokteran gigi. Hasil evaluasi histomorfometrik yang dilakukan
oleh Juan dkk. 2006 menyimpulkan bahwa monosodium olpadronat efektif mencegah kehilangan tulang yang disebabkan oleh periodontitis. Hasil penelitian
Mitsuta dkk. 2002 menyimpulkan bahwa pemberian klodronat secara topikal efektif mencegah resorpsi tulang oleh osteoklas pada periodontitis. Peneliti
terdahulu telah melaporkan pengaruh pemberian bisfosfonat sistemik maupun lokal terhadap pergerakan gigi seperti Adachi dkk. 1994 dan Igarashi dkk. 1994. Kim
dkk. 1999 menyimpulkan bahwa injeksi sistemik pamidronat akan menghambat relaps gigi yang direnggangkan. Yuji dkk. 2009 menyatakan injeksi lokal
bisfosfonat akan mengurangi resorpsi akar gigi di area tekanan. Hasil penelitian Rina Wahyu 2006 menyimpulkan bisfosfonat risedronat yang diberikan peroral
efektif menurunkan jarak relaps gigi. Penelitian pengaruh bisfosfonat risedronat yang diberikan secara intrasulkuler dengan media pembawa hidrogel terhadap
relaps setelah digerakkan secara ortodontik merupakan
novelty
kebaharuan yang diajukan dalam penelitian ini. Skema keaslian penelitian dapat dilihat pada gambar
1.1.
9
SKEMA KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian Sebelumnya
Adachi dkk. 1994
Penelitian yang dilakukan
Igarashi dkk. 1994
Efektif menghambat pergerakan gigi namun
terjadi peningkatan bo e i eral
de sity pada tula g tibia
menunjukkan ada efek sistemik
50 µL of 500 µmolL sodium risedronate
murni, injeksi lokal setiap 3 hari sekali
Efek topikal aplikasi risedronat terhadap
pergerakan gigi Sodium Risedronat
dengan media pembawa hidrogel
gelatin
konsentrasi 250 µmolL B dan 500 µmolL.
Mitsuta dkk. 2002
Efek topikal aplikasi risedronat terhadap
penghambatan resopsi akar
konsentrasi 500 µmolL efektif menurunkan
jumlah osteoklas dan mencegah resorpsi akar
50 µL sodium risedronate konsentrasi 125, 250, or
500 µmolL dinjeksikan pada area
subperiosteum gigi molar setiap 3 hari sekali selama
3 minggu Aplikasi Intrasulkuler pada sisi
mesial gigi insisivus bawah marmot setiap 3 hari
Signifikan menurunkan jumlah osteoklas dan
efektif mencegah resorpsi tulang pada periodontitis.
50 µL larutan clondronat konsentrasi 0 0,9 NaCl,
20, 40, 60 mM diinjeksikan pada area
subperiosteum antara gigi molar pada hari ke 0, 2, 4,
dan 6. Efek aplikasi topikal
Clondronat terhadap resorpsi tulang alveolar
pada tikus yang mengalami periodontitis
Efektif menurukan jumlah osteoklas
dan pergerakan gigi 2 µg20 µl larutan
bisfosfonat diinjeksikan pada
gigi molar setiap hari
Pengaruh bisfosfonat
terhadap pergerakan gigi dan
resorpsi akar Yuji dkk. 2009
Uji pelepasan release obat
Pengukuran Relaps Gigi
Penghitungan jumlah osteoklas
menghambat resorpsi
Penghitungan rasio osteoklas osteoblas
Pengukuran kadar ALP
Gambar 1.1. Skema Keaslian Penelitian
10
D. Manfaat Penelitian