Kondisi tubuh yang tidak sehat menjadikan atau diikuti dengan kenaikan suhu di dalam tubuh banyak berpengaruh pula terhadap
keperluan energi dasarenergi minimal di dalam tubuh. Menurut penelitian para pakar, setiap terjadi kenaikan suhu tubuh 1
Dalam penelitian ini, status gizi adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan tenaga kerja di PT Canggih Lestari Plastika dengan p
enentuan Indeks Massa Tubuh dengan menggunakan rumus :
C diperlukan peningkatan energi dasar sekitar 13.
IMT =
���� � ����� �� ������ �����
2
Pembagian kategorinya di Indonesia sebagai berikut : 1.
Kurus : a.
Kekurangan berat badan tingkat berat dengan IMT 17 b.
Kekurangan berat badan tingkat ringan dengan IMT 17,0 – 18,5 2.
Normal dengan IMT 18,5 – 25,0 3.
Gemuk : a.
Kelebihan berat badan tingkat ringan dengan IMT 25,0 – 27,0 b.
Kelebihan berat badan tingkat berat dengan IMT 27,0 Indrawani, 2007
2.1.3 Pengukuran dan Perhitungan Energi Metabolisme Dasar
Badan pangan dan pertanian PBB FAO dan badan kesehatan dunia WHO dalam terbitannya yang berjudul Energy and Protein Requirements
Universitas Sumatera Utara
Genewa, 1973 telah menyusun pedoman untuk mengukur atau menentukan kecukupan energi bagi orang dewasa, yaitu dengan menggunakan standar
kecukupan energi bagi orang laki-laki dewasa Reference Man dan standar kecukupan energi bagi wanita dewasa Reference Woman Kartasapoetra, 2010.
Yang dimaksud dengan Reference Man yaitu laki-laki dewasa berumur sekitar 20 sampai 39 tahun, berat tubuhnya sekitar 65 kg, berkemampuan
melakukan pekerjaan berat. Pada hari-hari kerja yang bersangkutan melakukan pekerjaan yang sedang selama 8 jam, pda waktu tidak bekerja digunakannya
untuk duduk-duduk atau berjalan-jalan di sekitar lingkungan tempat tinggalnya selama 4 sampai 6 jam, melakukan jalan kaki selama 2 jam, menangani pekerjaan
rumah tangga, rekreasi aktif, dan waktu untuk tidur selama 8 jam. Laki-laki dewasa dengan batasan-batasan di atas menggunakan energi setiap harinya
sejumlah 3000 kalori yang dianggap sebagai jumlah kecukupan energi baku standar Kartasapoetra, 2010.
Yang dimaksud dengan Reference Woman, yaitu wanita dewasa berumur sekitar 20 sampai 39 tahun, berat tubuhnya sekitar 55 kg. Setiap harinya yang
bersangkutan melakukan pekerjaan sedang atau ringan selama 8 jam meliputi pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan-pekerjaan lainnya. Waktu untuk tidur
disediakannya selama 8 jam, waktu untuk duduk-duduk, berjalan-jalan di sekitar rumah digunakan sekitar 4 sampai 6 jam, sedangkan waktu untuk berjalan kaki,
rekreasi aktif digunakan sekitar 2 jam. Wanita dewasa dengan batasan-batasan
Universitas Sumatera Utara
tersebut menggunakan energi sejumlah 2200 kalori setiap harinya yang dianggap sebagai jumlah kecukupan energi baku standar Kartasapoetra, 2010.
Mengenai angka atau jumlah kecukupan energi baku bagi laki-laki dan wanita dewasa Indonesia menurut hasil penyesuaian dan pertimbangan dengan
situasi dan kondisi di Indonesia terhadap patokanbatasan yang dikemukakan FAOWHO oleh para pakar kita dalam Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi
yang diselenggarakan di Bogor Juli, 1987, adalah sebagai berikut : 1.
Reference Man, berumur antara 20 sampai 39 tahun, berat tubuh sekitar 55 kg, melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sedang, setiap harinya
menggunakan energi 2530 kalori, angka atau jumlah ini dianggap mencukupi kebutuhan energi yang baku standar.
2. Reference Woman, berumur antara 20 sampai 39 tahun, berat tubuh 47 kg,
melakukan pekerjaan atau kegiatan-kegiatan yang sedang, setiap harinya menggunakan energi 1880, angka atau jumlah ini dianggap mencukupi
kebutuhan energi yang baku standar. Suhardjo 1988 dalam Neraca Bahan Makanan menyatakan bahwa untuk
penyesuaian jenis kegiatan yang tidak termasuk kategori sedang yang digunakan dalam perhitungan kecukupan energi, perlu dilakukan koreksi sebagai berikut :
a. Untuk kegiatan ringan dikalikan dengan 0,90.
b. Untuk kegiatan berat dikalikan dengan 1,17.
c. Untuk kegiatan sangat berat dikalikan 1,34.
Universitas Sumatera Utara
Bagi wanita hamil dan menyusui untuk kebutuhan tambahan perlu dipertimbangkan berat badan serta fase-fase kehamilan dan menyusui, dianjurkan
tambahan per hari rata-rata 300 kalori untuk wanita hamil dan 470 kalori untuk wanita menyusui.
Dengan adanya energi baku standar energi bagi Reference Man dan Reference Woman Indonesia, maka pengukuranpenentuan energi yang digunakan
seseorang dewasa yang berumur antara 20 sampai 39 tahun dapat dilakukan dengan cara langsung dan cara tidak langsung dengan berpedoman pada standar
energi tersebut. Standar energi yang digunakan seorang laki-laki atau wanita menurut penggolongan umur lainnya dicantumkan dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Standar Energi Berdasarkan Jenis Kelamin dan Umur Jenis
Kelamin Golonganumur
tahun Berat tubuh
kg Energi yang digunakan
kalori Laki-laki
0,5 - 1 8,0
900 1 – 3
11,5 1160
4 – 6 16,5
1450 7 – 9
23,0 1790
10 – 12 30,0
2130 13 – 15
40,0 2280
16 – 19 53,0
2600 20 – 39
55,0 2530
40 – 50 55,0
2470 60
55,0 2020
Wanita 10 – 12
32,0 1980
13 – 15 42,0
2100 16 – 19
45,0 1940
20 – 39 47,0
1880 40 – 50
47,0 1740
60 47,0
1500
Universitas Sumatera Utara
Dalam menghitung kebutuhan energi total seseorang kebutuhan energi untuk kepentingan kerja internal dan eksternal, harus diperhatikan 2 hal yang
pokok. Kedua hal tersebut menurut Suhardjo et. al. 1988 yaitu : a.
Hukum Konservasi Energi, yang berbunyi sebagai berikut : “produksi energi total dalam tubuh seseorang sama dengan energi dalam makanan yang
dikonsumsi orang tersebut dikurangi dalam ekskreta pengeluaran dan energi bagi petumbuhan”.
b. Produksi energi total dalam tubuh seseorang, energi mana berfungsi untuk :
1. Melakukan kerja internal, jelasnya yaitu untuk melangsungkan proses
kerja tubuh yang minimal. 2.
Melakukan kerja eksternal, yaitu yang sehari-hari merupakan kegiatan fisik orang yang bersangkutan.
3. Menutup pengaruh makanan yang disebut Specific Dynamic Action
SDA dari makanan. Mengenai SDA di atas yang penting yang harus diperhatikan yaitu
pengaruhnya mengingat tidak setiap makanan yang dikonsumsi, oksidasi, atau pembakarannya dalam tubuh memberikan pengaruh yang sama terhadap
metabolisme energi, dalam hal ini misalnya : a.
Lemak akan memberikan pengaruh meningkatnya metabolisme energi meskipun hal ini hanya kecil saja, sehubungan dengan banyaknya bahan
bakar yang dapat disampaikan kepada jaringan.
Universitas Sumatera Utara
b. Karbohidrat, naiknya metabolisme energi sekitar 6 sehubungan dengan
panas yang dihasilkam dalam proses kimiawi untuk melangsungkan metabolisme.
c. Protein, pengaruh meningkatnya metabolisme energi dapat dikatakan sangat
besar, yaitu sekitar 30 - 40, hal ini sehubungan dengan bagian dari hasil pencernaan berfungsi sebagai perangsang langsung terhadap proses
metabolisme. Kartasapoetra 2010 menyatakan bahwa setelah BMR ditemukan,
selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah energi yang diperlukan atau digunakan untuk melangsungkan kerja eksternal, seperti utnuk :
a. Berbaring diamrelax ………..….…berapa jam = ………. kalori
b. Duduk ……………………………..berapa jam = ………. kalori
c. Berdiri santai ………………………berapa jam = ………. kalori
d. Duduk menulis, bekerja ……………berapa jam = ………. kalori
e. Berdandan, berpakaian ………….…berapa jam = ………. Kalori
f. Berdiri tegak bergerak-gerak ………berapa jam = ………. kalori
g. Berolahraga ringan …………………berapa jam = ………. kalori
h. Berjalan ………………………….…berapa jam = ………. kalori
i. Menari-nari …………………………berapa jam = ………. kalori
j. Tidur ……………………………..…berapa jam = ………. kalori
Menurut Kartasapoetra 2010, sewaktu dalam tidur yang normal dan dalam keadaaan badan tidak menderita sesuatu gangguan, umumnya fisik
Universitas Sumatera Utara
terlentang tanpa melakukan gerakan-gerakan eksternal, biasanya dalam perhitungan jumlah energi menjadi pengurang dari jumlah energi kerja eksternal.
Menurut Kartasapoetra 2010, untuk memudahkan perhitungan kebutuhan energi total itu pihak FAOWHO 1973 telah mengemukakan suatu daftar tabel
mengenai pengeluaran-pengeluaran energi bagi berbagai macam kerja eksternal laki-laki dan wanita serta anak-anak yang dapat dijadikan penelitian-penelitian
yang matang sehingga mendekati keadaan-keadaan yang sebenarnya bagi keperluan perhitungan yang umum.
Menurut Kartasapoetra 2010, pihak FAOWHO telah mengemukakan pula beberapa tabel yang menunjukkan tentang distribusi energi bagi Reference
Man dan Reference Woman selama 24 jam menurut jenis kegiatannya, serta menurut golongan umurnya, rata-rata kecukupan energi pada anak-anak dan
remaja menurut golongan umurnya. Menurut Kartasapoetra 2010, panitia kebutuhan kalori FAO telah
menganjurkan suatu penurunan sebesar 5 untuk tiap sepuluh tahun pertambahan umur antara 40 – 59 tahun, dan sebesar 10 antara 60 – 69 tahun. Selain
kebutuhan-kebutuhan orang akan energi bagi jenis-jenis kegiatan dalam lingkup kerja internal dan eksternalnya, pihak FAOWHO mengemukakan pula hasil-hasil
penelitiannya mengenai rata-rata kecukupan energi pada orang dewasa yang menangani pekerjaan-pekerjaan sedang menurut golongan umur, demikian pula
mengenai kebutuhan energi anak-anak dan remaja menurut golongan umurnya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Kartasapoetra 2010, kondisi lingkungan sosial berkaitan dengan kondsi ekonomi di suatu daerah yang artinya lingkungan sosial yang terdiri dari
proporsi penduduk, keadaan lingkungan tempat tinggal, dan perilaku sosial ini tentu sangat menentukan pola konsumsi pangan dan gizi yang dilakukan anggota
masyarakatnya, misalnya : antara daerah perkotaan dan pedesaan, daerah perumahan dan daerah kumuh, tentu pola konsumsi pangan dan gizinya akan
berbeda-beda. Protein merupakan bahan penyusun tubuh yang mengandung nitrogen
dengan unit dasarnya yaitu asam amino dan dapat menghasilkan energi 4,1 kalori setiap gramnya. Selain nitrogen, unsur pembentuk lainnya adalah karbon,
hidrogen, oksigen, dan kadang dapat dijumpai fosfor, belerang, dan besi. Terdapat 20 macam asam amino yang saling berhubungan melalui ikatan peptida CONH.
Kebutuhan protein untuk dewasa dengan kisaran umur 20 hingga 60 tahun adalah sebesar 0,6 g proteinkg BB setiap harinya dengan rata-rata berat badan sekitar 65
kg, maka total kebutuhan protein adalah sekitar 39 g protein. Berdasarkan kecukupan energi baku bagi orang Indonesia Kartasapoetra,
2010, dengan rentang umur 20 tahun hingga 60 tahun dengan berat badan 65 kg diperlukan sekitar 2600 kal yang dibagi menjadi 3 jadwal makan utama yaitu
jadwal makan pagi sebesar 25 dari total kebutuhan kalori, jadwal makan siang sebesar 30 dari total kebutuhan kalori, dan jadwal makan malam sebesar 25
dari toal kebutuhan kalori serta 2 jadwal makan selingan yaitu jadwal selingan
Universitas Sumatera Utara
sekitar jam 10 pagi sebesar 10 dari total kebutuhan kalori dan jadwal selingan sekitar jam 3 sore sekitar 10 dari total kebutuhan kalori.
Menurut pedoman pesan dasar gizi seimbang, diperlukan penyampaian pesan-pesan untuk mencegah masalah gizi ganda dan mencapai gizi seimbang
guna menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang andal. Garis besar pesan- pesan tersebut seperti dijelaskan oleh Dirjen Binkesmas Depkes RI tahun 1997,
antara lain : 1.
Makanlah makanan yang beraneka ragam. Makanan yang beraneka ragam harus mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan
bahkan serat makanan dalam jumlah dan proporsi yang seimbang menurut kebutuhan masing-masing kelompok bayi, balita, anak, remaja, ibu hamil
dan menyusui, orang dewasa, serta lansia. 2.
Makanlah makanan untuk memenuhi kebutuhan energi. Energi dan tenaga dapat diperoleh dari makanan sumber karbohidrat, lemak, serta protein.
Energi yang dibutuhkan untuk metabolisme dasar seperti untuk menghasilkan panas tubuh serta kerja organ-organ tubuh dan untuk
aktivitas sehari-hari seperti belajar, bekerja serta olahraga. Kelebihan energi akan menghasilkan obesitas, sementara keekurangan energi dapat
menyebabkan kekurangan gizi seperti marasmus. 3.
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi. Karbohidrat sederhana, seperti gula dan makanan manis sebaiknya
Universitas Sumatera Utara
dikonsumsi dengan memerhatikan asa tepat waktu, tepat indikasi, dan tepat jumlah. Makanan ini sebaiknya dimakan pada siang hari ketika kita
akan atau sedang melakukan aktivitas, dan jumlahnya tidak melebihi 3 – 4 sendok makan gulahari. Karbohidrat kompleks sebaiknya dikonsumsi
bersama makanan yang merupakan sumber unsur gizi lain seperti protein, lemak atau minyak, vitamin, dan mineral. Seyogianya 50-60 dari
kebutuhan energi diperoleh dari karbohidrat kompleks. 4.
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi. Konsumsi lemak dan minyak berlebihan, khususnya lemak atau
minyak jenuh dari hewan, dapat beresiko kegemukan atau dislipidemia pada orang-orang yang mempunyai kecenderungan kearah tersebut.
Dislipidemia atau kenaikan kadar lemak kolesterol dan trigliserida dalam darah merupakan faktor terjadinya penyakit jantung koroner dan stroke.
Konsumsi lemak atau minyak dianjurkan tidak melebihi 20 dari total kalori, dan perlu diingat bahwa unsur gizi ini juga memiliki peran
tersendiri sebagai sumber asam lemak setelah usia bayi lebih dari empat bulan dan pemberiannya harus bertahap menurut umur, pertumbuhan
badan, serta perkembangan kecerdasan. 5.
Biasakan makan pagi. Makan pagi dengan makanan yang beraneka ragam akan memenuhi kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh
dan meningkatkan produktivitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan
Universitas Sumatera Utara
pagi akan memudahkan konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan.
6. Minumlah air bersih, aman, dan cukup jumlahnya. Air minum harus bersih
dan bebas kuman. Minumlah air bersih sampai dua liter per hari, sehingga metabolisme tubuh kita bisa berjalan lancar mengingat air sangat
dibutuhkan sebagai pelarut unsur gizi bagi keperluan metabolisme tersebut. Konsumsi air yang cukup dapat menghindari dehidrasi.
7. Lakukan kegiatan fisik atau olahraga yang teratur. Kegiatan itu akan
membantu mempertahankan berat badan normal di samping meningkatkan kesegaran tubuh, memperlancar aliran darah, dan mencegah osteoporosis
khususnya pada lansia. 8.
Hindari minuman beralkohol. Alkohol bersama-sama rokok dan obat- obatan terlarang lainnya harus dihindari, karena dapat membawa resiko
terjadinya berbagai penyakit degeneratif, penyakit vaskular, dan kanker. 9.
Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Makanan yang tidak tercemar, tidak mengandung kuman atau parasit lain, tidak mengandung
bahan kimia berbahaya, dan makanan yang diolah dengan baik, sehingga unsur gizi serta cita rasanya tidak rusak, merupakan makanan yang aman
bagi kesehatan. 10.
Bacalah label makanan yang dikemas. Label makanan kemasan harus berisikan tanggal kadarluwarsa. Kandungan gizi dan bahan aktif yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan. Konsumen yang berhati-hati dan memerhatikan label tersebut akan terhindar dari makanan rusak, tidak bergizi, dan makanan berbahaya.
Selain itu, konsumen dapat menilai halal tidaknya makanan tersebut.
Gambar 2.1 Piramida dari Pedoman Pesan Dasar Gizi Seimbang
Menurut pedoman pesan dasar gizi seimbang, berdasarkan gambaran naratif pikiran, ide, gagasan di atas, maka dapat direpresentasikan bahwa
persoalan budaya dan makanan menjadi suatu fenomena masyarakat yang cukup kompleks, maka sebagai upaya strategis yang ditempuh harus memerhatikan
secara cermat tentang faktor budaya yang ada dalam komunitas etnis masyarakat akan pentingnya makanan dan gizi bagi tubuh manusia. Upaya yang bersifat
preventif dan promotif perlu dilakukan secara sadar oleh masyarakat itu sendiri secara cermat tentang faktor budaya yang ada dalam komunitas etnis masyarakat
akan pentingnya makanan dan gizi bagi tubuh manusia. Upaya yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
preventif dan promotif perlu dilakukan secara sadar oleh masyarakat itu sendiri dengan dukungan tenaga penyuluh gizi, sehingga muncul perilaku manusia yang
bermartabat serta paham akan pentingnya gizi dari makanan Andriani, 2012. Menurut Andriani 2012, saran konkret yang perlu digagas ke depannya
adalah perlu dilakukan upaya perbaikan perilaku budaya dan makanan lewat pelayanan gizi dan kesehatan. Peran serta masyarakat dengan mengorganisasi
kader gizi masyarakat, serta adanya dukungan lintas sector untuk mengadvokasi masyarakat tentang budaya yang bias dan tidak memerhatikan faktor gizi dalam
karakter fisik makanan menu, pola, dan bahan dasar. Adapun pelajaran yang dapat dipetik dari beragam jenis kuliner makanan akan menjadi daya tarik
tersendiri dalam pesona budaya itu sebagai ciri khas masyarakat etnis tertentu, atau sebagai objek wisata kuliner yang dapat dijual kepada pihak luar atau bangsa
lain dalam industri pariwisata yang berprospek ekonomis dan dapat berguna untuk masa depan.
Dari survei awal diperoleh kebutuhan energi oleh tenaga kerja di PT Canggih Lestari Plastika dengan tingkat pekerjaan sangat berat dengan rentang
usia 20 – 60 tahun dengan berat badan rata-rata 65 kg dan faktor pengali 1,34 adalah 3340 kal sedangkan total energi yang diperoleh dari konsumsi sehari-hari
oleh tenaga kerja di PT Canggih Lestari Plastika adalah sekitar 3375 kal, sehingga jumlah kalori makanan selingan yang diberikan sekitar 334 kal.
2.2 Makanan Selingan