Hubungan Makanan Selingan dengan Kapasitas Kerja Kerangka Konsep

8 HK3 Angkat hasil 335 9 HK4 Angkat hasil 336 10 HK5 Angkat hasil 312

2.4 Hubungan Makanan Selingan dengan Kapasitas Kerja

Menurut Anoraga 2005 terdapat 10 faktor yang sangat berperan dan diinginkan oleh para karyawan untuk meningkatkan kapasitas kerja karyawan, yaitu: 1. Pekerjaan yang menarik 2. Upah yang baik dan perhatian terhadap status gizi dan kesehatan 3. Keamanan dan perlindungan dalam pekerjaan 4. Etos kerja 5. Lingkungan atau sarana kerja yang baik 6. Promosi dan perkembangan diri mereka sejalan dengan perkembangan perusahaan 7. Merasa terlibat dalam kegiatan-kegiatan organisasi, 8. Pengertian dan simpati atas persoalan-persoalan pribadi 9. Kesetiaan pimpinan pada diri si pekerja 10. Disiplin kerja yang keras. Faktor yang mempengaruhi kapasitas kerja karyawan perusahaan dapat digolongkan pada dua kelompok, yaitu: Universitas Sumatera Utara 1. Yang menyangkut kualitas dan kemampuan fisik karyawan yang meliputi: tingkat pendidikan, latihan, motivasi kerja, etos kerja, mental dan kemampuan fisik karyawan, status gizi, dan kesehatan. 2. Sarana pendukung, yaitu lingkungan kerja produksi, sarana dan peralatan produksi, tingkat keselamatan, dan kesejahteraan kerja serta kesejahteraan karyawan manajemen dan hubungan industri Simanjutak, 1985. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan kondisi utama karyawan yang semakin penting dan menentukan tingkat kapasitas karyawan yaitu pendidikan dan pelatihan, motivasi, disiplin, ketrampilan, tingkat penghasilan, lingkungan dan iklim kerja, penguasaan peralatan. Dengan harapan agar karyawan semakin gairah dan mempunyai semangat dalam bekerja dan akhirnya dapat mempertinggi mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas kerja. Makanan selingan yang diberikan seharusnya akan menambah gizi bagi tenaga kerja dan hal ini tentunya akan meningkatkan status gizi dan memberikan tenaga tambahan kepada tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan kapasitas kerja.

2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Kerangka konsep Pada kerangka konsep, yang menjadi persyaratan sampel adalah IMT normal dengan dengan 18,5 hingga 25,0 dan konsumsi makanan 3340 kal, intervensi yang diberikan dalam penelitian ini adalah makanan selingan. Makanan selingan yang diberikan akan menambah gizi bagi tenaga kerja dan tentunya akan meningkatkan status gizi dan memberikan tenaga tambahan sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja. Variabel dependennya adalah kapasitas tenaga kerja berupa jumlah karung berat isi total 30 kg yang berisi biji plastik atau jumlah pipa PVC yang dapat diangkut tenaga kerja dalam waktu 8 jam. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian