BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tanaman
Hasil identifikasi tanaman yang dilakukan Herbarium Medanese, Universitas Sumatera Utara, hasilnya adalah bunga lawang Illicium verum
Hook.f. dari famili Illiciaceae. Hasil identifikasi tanaman dapat dilihat pada lampiran 1.
4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia
Hasil pemeriksaan karakterisasi simplisia dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan karakterisasi serbuk simplisia bunga lawang.
No. Pemeriksaan
Hasil Syarat
1 Kadar abu total
3,8 4
2 Kadar abu tidak larut dalam asam
0,7 -
3 Kadar sari larut dalam air
22,8 -
4 Kadar sari larut dalam etanol
23,5 -
5 Kadar air
3,9 8-12
Keterangan: = Pharmacognostic Methods for Analysis of Herbal Drugs:
European Pharmacopoeia, 2008; = Chemistry of Spices, 2008.
Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mendestruksi senyawa organik dan turunannya sehingga yang tersisa senyawa anorganik misalnya
logam K, Ca, Na, Pb, Hg, silika. Penetapan kadar abu tidak larut asam dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa anorganik yang tidak larut dalam
asam misalnya silika, logam-logam berat seperti Hg dan Pb. Penetapan kadar sari larut dalam air untuk mengetahui kadar senyawa yang bersifat polar,
Universitas Sumatera Utara
sedangkan penetapan kadar sari larut dalam etanol untuk mengetahui senyawa yang larut dalam etanol, baik yang polar maupun non polar. Penetapan kadar
air berhubungan dengan mutu simplisia agar tidak mudah ditumbuhi oleh mikroorganisme Ditjen POM, 1995.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia serbuk bunga lawang SBL dan EBL Tabel 4.2 menunjukkan adanya golongan senyawa, flavonoid, glikosida, saponin,
tanin dan triterpenoidsteroid.
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia SBL dan EBL
No Senyawa
Hasil skrining SBL
EBL 1
Alkaloida -
- 2
Flavonoida +
+ 3
Glikosida +
+ 4
Saponin +
+ 5
Tanin +
+ 6
TriterpenoidaSteroida +
+
Keterangan: + = mengandung senyawa yang diperiksa; - = tidak mengandung
senyawa yang diperiksa Pada SBL dan EBL setelah ditambah dengan pereaksi Bouchardat,
Dragendorff dan Mayer, tidak terdapat endapan yang menunjukkan golongan senyawa alkaloid tidak ada. SBL dan EBL setelah ditambah dengan 10 ml
akuades panas dan dikocok kuat menghasilkan buih setinggi 1 cm yang tidak hilang dengan penambahan HCl 2 N sebanyak 1 tetes, ini menunjukkan adanya
golongan senyawa saponin. Penambahan FeCl
3
1 pada larutan SBL dan EBL memberikan warna hijau kehitaman yang menunjukkan adanya golongan
senyawa tanin. Penambahan pereaksi Liebermann-Bourchard memberikan
Universitas Sumatera Utara
warna ungu yang kemudian berubah menjadi biru hijau, menunjukkan adanya golongan senyawa triterpenoidsteroida. Penambahan serbuk Mg dan asam
klorida p dengan amil alkohol memberikan warna kuning pada lapisan amil alkohol, menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid. Pemeriksaan
glikosida, dengan penambahan 2 ml air dan 5 tetes pereaksi Molish, kemudian ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat p, terbentuk cincin ungu, menunjukkan
adanya golongan senyawa glikosida. Hasil skrining SBL dan EBL sama-sama dijumpai adanya golongan senyawa flavonoid, glikosida, saponin, tanin dan
triterpenoidasteroida, dan tidak mengandung golongan senyawa alkaloid. Hasil maserasi 500 g SBL diperoleh 54 g EBL rendemen 10,8. Hasil
rendemen dapat dipengaruhi oleh ukuran bahan yang digunakan. Pengecilan ukuran bahan dapat memperluas permukaan yang kontak dengan pelarut
sehingga dapat mempercepat pelarutan, mempercepat reaksi kimia, dan mempertinggi kemampuan penyerapan komponen aktif dalam bahan oleh
pelarut Ismail, 2012.
4.4 Uji Aktivitas Antibakteri EBL Terhadap SA dan SM