memanfaatkan celah-celah yang ada untuk melakukan tindakan tax avoidance dari setiap transaksi. Selain itu perusahaan yang beropersi lintas negara memiliki
kecenderungan untuk melakukan tindakan tax avoidance yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang beroperasi lintas domestik, karena mereka bisa
melakukan transfer laba ke perusahaan yang berada di lain negara, dimana negara tersebut memungut tarif pajak yang lebih rendah dibandingkan negara lainnya.
Surbakti 2012 melakukan penelitian terkait pengaruh karakteristik perusahaan terhadap penghindaran pajak. Hasilnya menunjukkan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap tingkat penghindaran pajak di suatu perusahaan. Menurut Hasibuan 2009 ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana
dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antar lain: total aktiva, log size, penjualan dan kapitalisasi pasar, dan lain-lain. Pada dasarnya
ukuran perusahaan hanya terbagi dalam dua kategori yaitu perusahaan besar dan perusahaan kecil. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik
dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding
perusahaan dengan total aset yang kecil Indriani, 2005 dalam Hasibuan, 2009.
2.4 Kepemilikan Keluarga
Pajak penghasilan yang disetorkan, bagi pemilik perusahaan juga dianggap merupakan biaya perusahaan. Walaupun pajak merupakan biaya bagi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan agency dan pemilik principles,namun tidak serta merta membuat perusahaan melakukan tindakan penghindaran pajak. Hal ini dikarenakan tindakan
penghindaran pajak dapat menimbulkan konsekuensi biaya lain, yaitu biaya akibat dari masalah yang timbul akibat adanya masalah keagenan agency problem.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Chen 2010 perbandingan tingkat kecenderungan menghindari pajak antara perusahaan keluargadengan perusahaan
non-keluarga tergantung dari besarnya efek manfaat atau biaya yang timbul dari tindakan penghindaran pajak tersebut. Perusahaan keluarga lebih rela membayar
pajak lebih tinggi tidak melakukan penghindaran pajak, daripada harus bayar denda pajak dan menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi keluarga akibat
pemeriksaan pajak dari fiskus. Hasil penelitiannya mengindikasikan bahwa peusahaan non-keluarga
memiliki tingkat kecenderungan menghindari bayar pajak yang lebih tinggi daripada perusahaan keluarga. Hal ini terjadi, diduga karena masalah keagenan
lebih besar terjadi pada perusahaan non-keluarga. Namun hasil penelitian Sari 2010 berbeda dengan hasil penelitian Chen 2010 yang memperlihatkan bahwa
kepemilikan keluarga cenderung bertindak lebih agresif dalam melakukan penghindaran pajak daripada perusahaan non-keluarga.
Menurut penelitian yang dilakukan Desai dan Dharmapala 2007 ketika kepemilikan dan manajemen sebuah perusahaan dilakukan secara terpisah, maka
terjadilah proses kontrak kerja dan pengawasan yang tidak sempurna sehingga membuka peluang bagi manajer untuk melakukan tindakan yang oportunis.
Pemenuhan kewajiban perpajakan perusahaan merupakan bagian unsur struktur
Universitas Sumatera Utara
penilaian dari CG, namun di sisi lain perencanaan pajak salah satu dinamika CG dalam suatu perusahaan Friese, Link dan Mayer, 2006;Annisa Kurniasih,
2012.
2.5 Dimensi Tata Kelola Perusahaan