2. Debt to Equity Ratio
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa nilai mean DER adalah sebesar 1,25813 dengan  standar  deviasi  1,089730.  Nilai  minimum  DER  adalah  0,310  pada
perusahaan  INCO  tahun  2014  dan  nilai  maksimum  DER  adalah  sebesar  3,940 pada perusahaan RUIS tahun 2012. Secara keseluruhan terlihat bahwa nilai mean
lebih  besar  dari  standar  deviasi.  Hal  ini  mengindikasikan  bahwa  pada  umumnya DER  selama  periode  2011-2014  adalah  tinggi  lebih  besar  dari  nilai  standar
deviasi.
3. Growth
Tabel  4.2  memperlihatkan  bahwa  nilai  mean  Growth  adalah  sebesar 0,20372  dengan  standar  deviasi  0,217534.  Nilai minimum  Growth  adalah  -0,082
pada  perusahaan  PTBA  tahun  2013  dan  nilai  maksimum  Growth  adalah  sebesar 0,740 pada perusahaan ITMG tahun 2012. Secara keseluruhan terlihat bahwa nilai
mean  lebih  kecil  dari  standar  deviasi.  Hal  ini  mengindikasikan  bahwa  pada umumnya Growth selama periode  2011-2014 adalah rendah lebih kecil dari nilai
standar deviasi.
4. Collaterizable Asset
Tabel  4.2  memperlihatkan  bahwa  nilai  mean  Collaterizable  Asset  adalah sebesar 0,54344  dengan standar deviasi  0,177920. Nilai minimum  Collaterizable
Asset  adalah  0,230  pada  perusahaan  PTBA  dan  nilai  maksimum  Collaterizable Asset  adalah  sebesar  0,800  pada  perusahaan  ADRO  tahun  2014.  Secara
keseluruhan  terlihat  bahwa  nilai  mean  lebih  besar  dari  standar  deviasi.  Hal  ini
Universitas Sumatera Utara
mengindikasikan bahwa Collaterizable Asset yang diperoleh selama periode 2011- 2014 adalah tergolong tinggi lebih besar dari nilai standar deviasi.
4.2.1.2. Variabel Dependen Dividend Payout Ratio
Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa nilai mean DPR adalah sebesar 0,47109 dengan  standar  deviasi  0
,
372069  Nilai  minimum  DPR  adalah  0,023  pada perusahaan  MEDC  tahun  2012  dan  nilai  maksimum  DPR  adalah  sebesar  2,110
pada perusahaan ITMG tahun 2013. Secara keseluruhan terlihat bahwa nilai mean lebih  besar  dari  standar  deviasi.  Hal  ini  mengindikasikan  bahwa  pada  umumnya
selama  periode    2011-2014  DPR  yang  diperoleh  perusahaan  pertambangan  di Bursa Efek Indonesia tergolong tinggi lebih besar dari nilai standar deviasi.
4.2.2 Analisis Statistik 4.2.2.1 Uji AsumsiKlasik
Uji  asumsi  klasik  adalah  persyaratan  statistik  yang    harus  dimiliki  oleh analisisregresi linier berganda
.
a.  Uji Normalitas
Uji  normalitas  dilakukan  untuk  mengetahui  apakah  dalam  sebuah  model regresi,  variabel  independen  dan  variabel  dependen  atau  keduanya  berdistribusi
normal  atau  tidak.  Model  yang  paling  baik  adalah  distribusi  data  normal  atau mendekati normal.  Normalitas  data dapat  dideteksi  dengan melihat bentuk kurva
histogram  dengan  kemiringan  seimbang  ke    kiri  dan  ke  kanan  dan  berbentuk seperti lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar di sekitar garis
diagonal dan searah mengikuti garis diagonal dari gambar normal P-Plot.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.1 Histogram Dependent Variabel Dividend Payout Ratio
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar 4.1 ini menunjukkan kurva histogram  yang memiliki kemiringan seimbang  kekiri  dan  kekanan,  atau  tidak  condong  ke  kiri  maupun  kekanan,
melainkan ke tengah dengan bentuk seperti lonceng. Hal ini memenuhi salah satu syarat uji normalitas data bahwa data berdistribusi normal
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.2 Normal P-Plot of Regresion Standarized
Residual
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Gambar  4.2  ini  merupakan  kurva  P-Plot  yang  menunjukkan  penyebaran titik-titik  data  di  sekitar  garis  diagonal  dan  mengikuti  arah  garis  diagonal.
Menurut Umar 2008:181, apabila data menyebar di sekitar garis diagonal, maka regresi  memenuhi  asumsi  normalitas.  Sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa  data
pada variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variable Dividend Payout Ratio, berdistribusi normal.
Penelitian ini juga menggunakan Uji Statistik non-parametrik One sample Kolmogorov-Smirnov  untuk  mendapatkan  tingkat  uji  normalitas  yang  lebih
signifikan.  Menurut Umar, 2008:181 bahwa,  apabila pada hasil Uji  Kolmogrov Smirnov,  nilai  Asymp.Sig.  2-tailed  lebih  besar  dari  0,05
α=5
,  tingkat signifikan maka data berdistribusi normal.  Pada Tabel  4.3  berikut  ini, diperoleh
nilai  Asymp.Sig  2-tailed    taraf  nyat a α ,  yaitu 1.109  0.05. Hal ini berarti
bahwa H diterima, yang berarti data residual berasal dari distribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 32
Normal Parameters
a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,31757619
Most Extreme Differences Absolute
,196 Positive
,196 Negative
-,138 Kolmogorov-Smirnov Z
1,109 Asymp. Sig. 2-tailed
,171 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Uji Heterokedastisitas
Asumsi  heteroskedastisitas  adalah  asumsi  dalam  regresi  dimana  varians dari  residual  tidak  sama  untuk  satu  pengamatan  kepengamatan  lain.  Jika  varians
dari  residual  dari  suatu  pengamatan  ke  pengamatan  lain  tetap,  maka  disebut homoskedastisitas,  dan  jika  berbeda  disebut  heteroskedastisitas.  Salah  satu  uji
untuk  mengetahui  heteroskedastisitas  ini  adalah  dengan  melihat  penyebaran  dari varians residual pada diagram pencar scatter plot.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Hasil Scatterplot
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Pada  Gambar  4.3,  dapat  dilihat  bahwa  titik-titik  menyebar  secara  acak tidak  membentuk  suatu  pola  tertentu.  Titik-titik  tersebar  baik  diatas  maupun  di
bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga dapat  disimpulkan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas  pada  model  regresi  dalam  penelitian  ini.  Hal  ini  menandakan
bahwa model regresi layak dipakai untuk memprediksi DPR berdasarkan masukan variabel  independennya,  yaitu  ROE,  DER,  growth,  dan  collaterizable  Asset.
Untuk  memperoleh  tingkat  uji  heteroskedastisitas  yang  lebih  signifikan,  maka dalam penelitian ini juga dilakukan uji Glejser.
Apabila signifikansi dari variabel bebas lebih besar dari taraf nyata Sig. 0,05  ,  maka  dianggap  tidak  terjadi  masalah  heteroskedastisitas,  dan  begitu  juga
sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Hasil Uji Glejser
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,332
,209 1,586
,124 ROE
,048 ,385
,028 ,125
,902 DER
-,023 ,046
-,099 -,506
,617 Growth
,012 ,242
,010 ,048
,962 ColAsset
-,236 ,296
-,164 -,797
,433 a.  Dependent  Variable: absut
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan  hasil  output  Tabel  4.4,  semua  variabel  independen  tidak signifikan  terhadap  variabel  dependennya  sig    0,05.  Nilai  probabilitas
signifikansi  variabel  ROE  0,902,  DER  0,617,  Growth  0.962,  dan Collaterizable  Asset  0,433  lebih  besar  dari  taraf  nyata  sig    0,05.  Dengan
demikian  dapat  disimpulkan  tidak  terjadi  gejala  heteroskedastisitas  dalam  model regresi ini.
c.  Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear terdapat  hubungan  yang kuat  baik  positif maupun negatif antara data  yang
ada  pada  variabel-variabel  penelitian.  Untuk  mengetahui  apakah  model  terkena autokorelasi atau tidak, dapat dilakukan dengan melakukan Runs Test.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5 Hasil Runs Test
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
-,06330 Cases  Test Value
16 Cases = Test Value
16 Total Cases
32 Number of Runs
14 Z
-,898 Asymp. Sig. 2-tailed
,369 a. Median
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Hasil  Runs  Test  menunjukkan  bahwa  nilai  Asymp.  Sig  2-tailed    0,05 yang  berarti  hipotesis  nol  gagal  ditolak.  Dengan  demikian,  data  yang
dipergunakan  cukup  random  sehingga  tidak  terdapat  masalah  autokorelasi  pada data yang diuji.
c. Uji Multikolinieritas
Uji  multikolonieritas  digunakan  untuk  mengetahui  apakah  dalam  model regresi linear ditemukan adanya korelasi  yang tinggi antar variabel  bebas. Untuk
mengetahui  ada  tidaknya  gejala  multikolineritas  dapat  dilihat  dari  besarnya  nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1  Constant ,754
,266 2,838  ,009
ROE ,060
,489 ,024
,122  ,903 ,692  1,445
DER -,170
,058 -,498  -2,933  ,007
,934  1,070 Growth
-,136 ,308
-,080 -,443  ,661
,835  1,198 ColAsset
-,095 ,376
-,045 -,253  ,802
,834  1,199 a . Dependent  Variable: DPR
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan  Tabel  4.6,  dapat  diketahui  bahwa  tidak  terdapat  masalah multikolinieritas,  karena  semua  variabel  independen  memiliki  angka  VIF  lebih
kecil dari 5, sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,1. Hal ini berarti bahwa semua variabel bebas tersebut layak digunakan sebagai prediktor.
4.2.2.2 Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel  4.7  berikut  ini  menunjukkan  hasil  estimasi  regresi  melalui pengolahan  data  dengan  bantuan  program  Software  SPSS  Statistic  Package  for
the Social Science 19.00 for Windows.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.7 Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant ,754
,266 2,838
,009 ROE
,060 ,489
,024 ,122
,903 DER
-,170 ,058
-,498 -2,933
,007 Growth
-,136 ,308
-,080 -,443
,661 ColAsset
-,095 ,376
-,045 -,253
,802 a. Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Pengolahan  data  tersebut  menghasilkan  suatu  model  regresi  linier berganda sebagai berikut :
Y = 0,754 + 0,060X
1
– 0,170X
2
– 0,136X
3
- 0,95X
4
Interpretasi : a  Konstanta  sebesar  0,754,  menyatakan  bahwa  apabila  tidak  ada  variabel
bebas  ROE,  DER,  Growth  dan  Collaterizable  Asset,  maka  DPR  di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 0,754
b  ROE  yang  diukur    melalui    perubahan    ROE  mempunyai  nilai  sebesar 0,060, menyatakan bahwa  apabila ROE naik  sebesar satu  persen  maka
DPR  perusahaan  pertambangan  akan  naik  sebesar  0,060.  Dan  apabila ROE  turun  sebesar  satu  persen  maka  DPR  perusahaan  pertambangan
akan turun sebesar 0,060 c  DER  yang  diukur  melalui  perubahan  ROE  mempunyai  nilai  sebesar  -
0,170, menyatakan  bahwa  apabila ROE naik    sebesar   satu  kali, maka
Universitas Sumatera Utara
DPR  perusahaan  pertambangan  akan  turun  sebesar  0,170.  Dan  apabila DER turun sebesar satu kali, maka DPR perusahaan pertambangan turun
sebesar 0,170 d  Growth  yang  diukur  melalui  perubahan  Growth  mempunyai  nilai
sebesar -0,136, menyatakan bahwa apabila Growth naik   sebesar  satu persen, maka DPR perusahaan pertambangan akan turun sebesar 0,136.
Apabila  Growth  turun  sebesar  satu  persen,  maka  DPR  perusahaan pertambangan turun sebesar 0,136
e  Collaterizable  Assets  yang  diukur  melalui  perubahan  Collaterizable Assets  mempunyai  nilai  sebesar  -0,095,  menyatakan  bahwa  apabila
Collaterizable Assets naik  sebesar  satu persen, maka DPR perusahaan pertambangan  akan  turun  sebesar  0,095.  Dan  apabila  Collaterizable
Assets  turun  sebesar  satu  persen,  maka DPR perusahaan pertambangan turun sebesar 0,095
4.2.2.3 Pengujian Hipotesis
1.  Uji Serempak Uji-F
Pengujian  ini  dilakukan  untuk  mengetahui  pengaruh  suatu  variabel independen secara serempak terhadap variasi variabel dependen.
Bentuk pengujiannya adalah: a. H
: b
1
= b
2
= b
3
= b
4
= 0, artinya Return on Equity, Debt to Equity Ratio, Growth dan  Collaterizable  Assets  secara  serempak  berpengaruh  tidak  signifikan
terhadap  variabel  kebijakan  dividen  pada  perusahaan  pertambangan  yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
b.  H
a
:  b
1
≠b
2
≠b
3
≠b
4
≠0,  artinya  Return  on  Equity,  Debt  to  Equity  Ratio,  Growth dan  Collaterizable  Assets  secara  serempak  berpengaruh  signifikan  terhadap
variabel kebijakan dividen. Dengan menggunakan tingkat signifikan α 5, jika nilai sig.F  0,05 maka
H diterima,  artinya  tidak  ada  pengaruh  yang  signifikan  secara  bersamaan  dari
variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F  0,05 maka H
a
diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas  terhadap  variabel  terikat.  Pengambilan  keputusan  juga  dapat  dilakukan
dengan membandingkan nilai F
hitung
dan nilai F
tabel
. Dimana kriterianya, yaitu: a. H
diterima jika F
hitung
F
tabel
pada α = 5
b. H
a
diterima jika Fhitung Ftabel pada α = 5
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis Secara Serempak Uji-F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
1,165 4
,291 2,515
,042
a
Residual 3,126
27 ,116
Total 4,292
31 a. Predictors: Constant, ColAsset, Growth, DER, ROE
b. Dependent Variable: DPR
Sumber : Hasil Penelitian, 2015 Data Diolah
Berdasarkan hasil pengujian SPSS diperoleh nilai sig 0.042 dan F
hitung
2,515. Maka hasil pengujian menurut tabel adalah sebagai berikut:
N = jumlah sampel = 32
k = jumlah seluruh variabel = 4
df
1
= derajat pembilang = k-1 = 3 df
2
= derajat penyebut = n-k = 28
Universitas Sumatera Utara
Pada tingkat signifikansi α = 0.05 diperoleh F
tabel
= 2,40 Karena  F
hitung
2,515 F
tabel
2,40  dan  nilai  Sig.tabel  0,042    tingkat signifikan  0,05,  maka  dapat  dinyatakan  H
ditolak  H
a
diterima,  artinya terdapat  pengaruh  secara  serempak  dan  signifikan  variabel  bebas  ROE,  DER,
Growth dan Collaterizable Assets terhadap variabel terikat yaitu DPR. Hasil  penelitian  ini  membuktikan  bahwa  terdapat  pengaruh  secara  simultan
dan  signifikan  variabel  bebas  ROE,  DER,  Growth  dan  Collaterizable  Assets terhadap  DPR  pada  perusahaan  pertambangan  di  Bursa  Efek  Indonesia  periode
2011 - 2014.
2.  Uji ParsialUji-t