Hipotesis pecking order menurut Myers 1984. Didasarkan pada empat asumsi, yaitu :
1. Dividend policy bersikap konstan sticky, 2. Lebih baik dana internal dibanding eksternal,
3. Bila menggunakan dana eksternal pilih surat berharga bebas risiko, 4. Jika diperlukan banyak dana eksternal maka memilih urutan surat berharga dari
risk free debt, risk debt, convertible security, saham preferen, common stock. 2.1.5 Return on Equity
Return on Equity yaitu rasio antara laba bersih setelah pajak terhadap total modal sendiri ekuitas yang berasal dari setoran modal pemilik, laba tak dibagi
dan cadangan lain yang dikumpulkan oleh perusahaan. Semakin tinggi Return on Equity menunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri
untuk menghasilkan laba atau keuntungan bersih. Return on Equity digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan Sartono, 2001 : 124.
2.1.6 Debt to Equity Ratio
Rasio utang jangka panjang dengan modal sendiri digunakan untuk mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang
berasal dari kreditur Syamsuddin, 2007 : 71. Rasio utang ini dikenal juga salah satu dari leverage ratio yang juga dapat digunakan untuk melihat seberapa besar
risiko perusahaan financial risk. Semakin besar hutang yang dimiliki
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, maka semakin besar kewajiban perusahaan untuk melunasi hutang ataupun membayar bunga atas hutang yang dimiliki secara periodik. Hal ini dapat
mengurangi jumlah dividen yang akan didapatkan oleh pemegang saham. 2.1.7 Growth
Pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan total aset perusahaaan dan merupakan
variabel yang
dipertimbangkan dalam
keputusan dividen.
Pertumbuhan perusahaan yang tinggi lebih disukai untuk mengambil keuntungan pada investasi yang memiliki prospek yang baik Saxena, 1999. Hal ini
didasarkan pada keyakinan kreditur atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya aset yang dimiliki perusahaan Robert Ang,
1997. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk memutuskan pembagian dividen apakah akan membagikan dividennya atau akan menahan laba untuk
diinvestasikan kembali kepada proyek-proyek yang menguntungkan guna meningkatkan pertumbuhan growth perusahaan.
2.1.8 Collaterizable Assets
Perusahaan sebagai kreditur menggunakan aset tetap sebagai jaminan pinjamannya. Besarnya aset tetap yang digunakan kreditur sebagai jaminan
disebut collaterizable assets Taswan, 2003. Penjaminan aset tetap adalah aset dalam bentuk property, surat berharga, atau harta lain yang telah terikat sebagai
jaminan untuk mendukung penerbitan obligasi, surat utang, atau pinjaman. Semakin besar collaterizable assets, semakin besar dana perusahaan yang
diinvestasikan pada aktiva tetap, sehingga semakin kecil dividen yang dibagikan.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Penelitian Terdahulu