Web – GIS Sumber Daya Pendidikan Pendidikan

dan lain-lain. Karena peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasrkan lokasi- lokasinya. GIS menyimpan semua informasi deksriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut didalam basis data. Kemudian, GIS membentuk dan menyimpannya didalam tabel-tabel relasional dengan demikian, atribut-atribut ini dapat diakses melalui lokasi-lokasi unsur-unsur peta dan sebaliknya, unsur - unsur peta juga dapat diakses melalui atribut-atributnya. Prahasta, 2005

2.2 Peta

Peta merupakan gambaran wilayah geografis, bagian permukaan bumi yang disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensionalyang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Peta dapat digambarkan denganberbagai gaya, masing – masing menunjukkan permukaan yang berbeda untuk subjek yang sama untuk menvisualisasikan dunia dengan mudah, informatif dan fungsional. Peta berbasis komputer digital lebih serba guna dan dinamis karena bisa menunjukkan banyak view yang berbeda dengan subjek yang sama. Peta ini juga memungkinkan perubahan skala, animasi gabungan, gambar, suara, dan bisa terhubung ke sumber informasi tambahan melalui internet. Peta digital dapat diupdate ke peta tematik baru dan bisa menambahkan detail informasi geografi lainnya. Charter et al, 2003

2.3 Web – GIS

Web-GIS merupakan Sistem Informasi Geografi berbasis web yang terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait. Web-GIS merupakan gabungan antara design grafis pemetaan, peta digital dengan analisa geografis, pemrograman komputer, dan sebuah database yang saling terhubung menjadi satu bagian web design dan web pemetaan. Nama lain untuk Web-GIS sendiri bermacam-macam yang diantaranya adalah Web-Based GIS, Online GIS, Distributed GIS, Internet Mapping. Sebuah Web- GIS yang potensial merupakan aplikasi GIS atau pemetaan untuk pengguna di seluruh dunia tidak tergantung pada platform ataupun sistem operasi. Aulia, 2011 Universitas Sumatera Utara

2.4 Sumber Daya Pendidikan

Dalam Undang – Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat 10 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Sumber Daya Pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarna yang tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat, peserta didik dan Pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Hal ini diperkuat kembali dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 1 ayat 23 dikatakan bahwa Sumber Daya Pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana dan sarana dan prasarana.

2.5. Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana utama untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan sumber daya manusia SDM. Kualitas SDM antara lain sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan. Arah kebijakan pembangunan pendidikan di Tapanuli Utara merupakan salah satu dari misi pembangunan yaitu dalam upaya menciptakan sumber daya manusia SDM yang berkualitas dan handal adalah dengan peningkatan pendidikan berkualitas. Beberapa kebijakan pembangunan pendidikan dimaksud adalah dengan menyelenggarakn wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, menurunkan secara signifikan jumlah penduduk yang buta aksara, meningkatkan perluasan dan pemerataan pendidikan.BAPEDA dan BPS, 2013. Pemerintah Daetah Kabupaten Tapanuli Utara telah menetapkan beberapa kebijakan pembangunan daerah, salah satunya adalah kebijakan pembangunan sektor pendidikan yang diarahkan dalam rangka penciptaan SDM berkualitas dan mampu berperanserta dalam melaksanakan pembangunan berbagai sektor dan dalam upaya peningkatan kesejahterahan rakyat melalui .BAPEDA dan BPS, 2013: 1. Peningkatan kualitas pengajaran dan kualitas kelulusan pendidikan formal, 2. Penanggulangan kekurangan guru di setiap wilayah Kecamatan. Penilaian tingkat pendidikan dilihat dari nilai pemerataan pendidikan yaitu: Universitas Sumatera Utara 1.Angka partisipasi kasar APK APK adalah perbandingan jumlah siswa pada tingkat pendidikan SDSLTPSLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun atau rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. APK didapat dengan membagi jumlah penduduk yang sedang bersekolah atau jumlah siswa, tanpa memperhitungkan umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut. PERMENDAGRI, 2010. APK dapat dihitung dengan : APK = 100 2.Angka Partisipasi Murni APM Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SDSLTPSLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. Angka Partisipasi Murni APM adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut.PERMENDAGRI, 2010. APM dapat dihitung dengan rumus : APM : 100 Universitas Sumatera Utara 3.Rasio Guru Murid RGM Rasio guru per murid dididefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah guru dengan jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu. untuk mengetahui rata-rata jumlah guru yang dapat melayani murid di suatu sekolah atau daerah tertentu.Junaidi, 2010. Rasio Guru Murid dapat dicari dengan : RGM = 4.Rasio Gedung Sekolah –Murid RSM Rasio sekolah per murid didefinisikan sebagai perbandingan antar jumlah sekolah dengan jumlah murid pada jenjang pendidikan tertentu untuk mengetahui rata-rata besarnya kepadatan sekolah di suatu daerah. Kriteria : ” Semakin tinggi nilai rasio, berarti tingkat kepadatan sekolah makin tinggi. Pada umumnya terdapat suatu pola bahwa makin tinggi jenjang pendidikan makin padat jumlah murid di sekolah. Kondisi ini juga menunjukkan makin tinggi jenjang pendidikan, makin kurang jumlah sekolahnya. Junaidi, 2010 Rasio Sekolah Murid dapat dihitung dengan : RSM = 5.Rasio Kelas – Murid RKM Rasio murid per kelas didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah murid dengan jumlah kelas pada jenjang pendidikan tertentu. Hal ini digunakan untuk mengetahui rata-rata besarnya kepadatan kelas di suatu sekolah atau daerah tertentu. Junaidi, 2010. Rasio kelas – murid dapat dicari dengan : RKM = Universitas Sumatera Utara 6.Angka Shift Jika angka shift 1 lebih besar satu, maka waktu penyelenggaraan proses belajar mengajar tidak dilakukan pada waktu yang bersamaan lebih dari sekali, yang berarti bahwa sebagian murid melakukan proses belajar mengajar pada waktu pagi, misalnya pukul 07.00-12.00, sedangkan sejumlah murid yang lain melakukan proses belajar mengajar pada pukul 13.00-18.00. Dengan cara demikian, maka lama waktu belajar setiap mata pelajaran tidak lagi 45 menit tetapi berkurang menjadi 40 menit BPS, 2011. Angka Shift dapat dihitung dengan : A. Shift =

2.6 Data