5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Diabetes Melitus
2.1.1. Definisi Istilah diabetes merujuk pada kelainan metabolisme yang diakibatkan dari
berbagai jenis etiologi, biasa nya ditandai dengan kejadian kronik hiperglikemia serta kelainan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Kelainan
terserbut bisa disebabkan oleh kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Efek yang ditimbulkanya bisa berupa kerusakan, disfungsi, dan
kegagalan dari berbagai organ tubuh. Diabetes melitus bisa timbul dengan karakteristik gejala berupa polydipsia banyak minum, polyuria banyak
kencing, dan polyphagia banyak makan, dapat juga diikuti dengan gejala pengelihatan kabur, dan penurunan berat badan. Pada kondisi yang parah, dapat
timbul ketoasidosis, atau hyperosmolar nonketotic yang akan berkembang menjadi stupor, coma, bahkan kematian. Biasanya gejala tidak terlalu parah, atau
bahkan tidak ada, dan berakibat pada ketidaktahuan pasien akan penyakit yang dideritanya. Kondisi ini menyebabkan perubahan fungsional tubuh hingga
akhirnya tahap akhir kerusakan organ sebelum diagnosis dapat ditegakan. Tahap lanjut meliputi kerusakan progresif dari organ-organ seperti retinopathy dengan
kemungkinan kebutaan, nephropathy yang berlanjut pada gagal ginjal, dan neuropathy dengan resiko munculnya ulcer kaki hingga tahap amputasi. Dapat
pula muncul gangguan anotomik nervus sistem dan fungsi seksual. Orang dengan diabetes berisiko terkena penyakit jantung, pembuluh darah tepi serta pembuluh
darah cerebral WHO, 1970 .
2.1.2. Epidemiologi Pada awal tahun 1900 prevalensi Diabetes Mellitus tidak terlalu signifikan
dibanding penyakit-penyakit lain hingga tahun 1960. Dimana kemudian terjadi peningkatan serius jumlah penderita hingga mencapai 153 juta pada tahun 1980,
kemudian meningkat menjadi 347 juta orang pada tahun 2008. Diperkirakan hal
Universitas Sumatera Utara
6
ini akan berlanjut mencapai 552 juta penderita pada tahun 2030, yang artinya sekitar 1 dari 10 orang dewasa adalah penderita Diabetes Mellitus Mufanda eat
al, 2015. Beragam penelitian tentang trend diabetes menjelaskan bahwa ada
peningkatan signifikan prevalensi pada kedua daerah perkotaan dan pedesaan termasuk pria dan wanita dengan resiko yang sama. Hal tersebut diakibatkan
perubahan demografi peningkatan kelompok usia tua, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup yang beresiko tinggi seperti merokok, obesitas, jarang bergerak
physical inactivity Mufanda eat al, 2015. Menurut data organisasi Persatuan Rumah Sakit di Indonesia PERSI ,
sekitar 14 juta orang menderita DM pada tahun 2006. Dan hanya sekitar 80 yang sadar akan penyakitnya, dan hanya sekitar 30 yang melakukan pengobatan
secara teratur. Menurut beberapa penelitian epidemiologi, prevalensi DM berkisar antara 1,5 sampai 2,3, kecuali Manado yang cenderung lebih tinggi, yaitu
6,1 Mendrofa, 2012.
2.1.3. Klasifikasi dan Etiologi Klasifikasi etiologis DM berdasarkan American Diabetes Association
ADA dalam Purnamasari, 2009 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1. Klasifikasi Etiologi Diabetes Mellitus I.
Diabetes Melitus Tipe 1 destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut a. Melalui proses imunologik
b. Idiopatik II.