BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah survei deskriptif.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 8 Taman Kanak-Kanak TK: 1. TK Pembangun Didikan Islam; 2. TK Perwari Trisula; 3. TK Perwanis; 4. PAUD AL-Hidayah; 5.
PAUD Aisyah Az-Zahrah; 6. TK Ignasius; 7. TK Kartika 1-20; 8. TK Kids ‘R’ Us International School dan 2 Puskesmas: 1. Puskesmas Padang Bulan; 2. Puskesmas
Johor yaitu masing-masing 4 TK dan 2 Posyandu yang ada di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor.
3.2.2 Waktu Penelitian
Proposal penelitian dilakukan selama 9 bulan. Proposal penelitian dikerjakan selama 24 minggu, pengumpulan data 4 minggu, pengolahan dan analisa data 3
minggu dan penyusunan laporan penelitian selama 5 minggu.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak usia 1-4 tahun pada TK dan Posyandu di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor.
3.3.2 Sampel
Metode pengambilan sampel digunakan adalah metode multistage sampling, yaitu terlebih dahulu memilih secara random satu Kecamatan lingkar luar dan satu
Universitas Sumatera Utara
Kecamatan lingkar dalam dari 21 Kecamatan sekota Madya Medan, selanjutnya dilanjutkan random untuk mendapatkan beberapa TK dan Posyandu di masing-
masing kecamatan lingkar luar dan lingkar dalam. Untuk mendapatkan besar sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan jumlah sampel untuk estimasi proporsi. Penggunaan rumus dibawah ini dilakukan karena penelitian ini menggunakan skala pengukuran
kategorikal yaitu skala nominal. Skala nominal tidak mempunyai makna besaran tetapi hanya sekedar pemberian label.
n = Zα
2
d .P.Q
=
2
1,96
2
0,05 . 0,368 . 1-0,368
= 357
2
Keterangan : n
= jumlah sampel Zα
= deviat baku alfa = 1,96 P
= proporsi kategori variabel yang diteliti = 36,8 Q
= 1- P = 1- 0,368 = 0,632 d
= presisi 0,05 Dari rumus di atas, presisi penelitian berarti kesalahan penelitian yang masih
bisa diterima untuk memprediksi proporsi yang akan diperoleh yaitu 5 karena peneliti ingin mendapatkan hasil penelitian yang lebih tepat. Besar sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah 357 orang. Untuk mengatasi drop out, maka peneliti menambahkan 5 dari jumlah sampel, yang jumlah sampel menjadi 372
anak. Besar sampel akan didistribusikan merata berdasarkan usia, sehingga pada masing-masing kecamatan diperlukan 186 orang.
Sampel pada penelitian ini akan ditetapkan dalam dua kriteria, yaitu kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat
dimasukkan atau layak untuk diteliti. Kriteria eksklusi adalah sampel yang sudah memenuhi kriteria inklusi tapi dikeluarkan karena tidak dapat mengikuti penelitian.
Universitas Sumatera Utara
Kritera Inklusi :
• Anak yang berusia 1-4 tahun.
• Anak kooperatif.
• Anak dalam keadaan sehat.
• Trauma yang terjadi pada usia saat diperiksa.
Kriteria Eksklusi :
• Anak yang tidak mendapat izin orangtua.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.4.1 Variabel Penelitian :
1. Klasifikasi trauma gigi menurut Andreasen yang diadopsi oleh WHO.
2. Elemen gigi
3. Jenis kelamin
4. Usia responden
5. Usia kejadian
6. Etiologi
7. Lokasi kejadian
8. Tindakan orang tua
3.4.2 Definisi Operasional
Tabel 4. Definisi Operasional. Variabel
2,6,11,12,15-17,20
Definisi Operasional Cara ukur
Alat ukur Hasil
ukur Klasifikasi
trauma pada gigi
sulung anterior
menurut Andreasen
yang diadopsi
1. Jaringan keras gigi dan
pulpa: a. Retak mahkota yaitu
suatu fraktur yang tidak sempurna pada enamel
tanpa kehilangan struktur gigi dalam arah horizontal
atau vertikal. b. Fraktur enamel yang
Wawancara dan
pemeriksaan klinis
Sonde, kaca
mulut, pinset dan
kuesioner Nominal
Universitas Sumatera Utara
oleh WHO yang
dilihat secara
klinis tidak kompleks adalah
fraktur yang hanya mengenai lapisan enamel
saja. c. Fraktur enamel-dentin
yaitu fraktur pada mahkota gigi yang mengenai
enamel dan dentin saja tanpa melibatkan pulpa.
d. Fraktur mahkota yang kompleks adalah fraktur
yang mengenai enamel, dentin, serta
mengakibatkan pulpa terbuka.
e. Fraktur mahkota akar tidak kompleks adalah
fraktur mahkota akar yang tidak melibatkan jaringan
pulpa. f. Fraktur mahkota akar
kompleks adalah fraktur mahkota akar yang
melibatkan jaringan pulpa. g. Fraktur akar adalah
fraktur yang mengenai dentin, sementum dan
pulpa tanpa melibatkan lapisan enamel.
2.
Kerusakan pada jaringan periodontal:
a. Konkusi adalah trauma yang mengenai jaringan
pendukung gigi yang menyebabkan gigi lebih
sensitif terhadap tekanan dan perkusi tanpa adanya
kegoyangan. b. Subluksasi adalah
kegoyangan gigi tanpa disertai perubahan posisi
gigi akibat trauma pada jaringan pendukung gigi.
c. Luksasi ekstrusi adalah
Universitas Sumatera Utara
pelepasan sebagian gigi keluar dari soketnya
sehingga mahkota gigi terlihat lebih panjang.
d. Luksasi lateral adalah perubahan letak gigi yang
terjadi karena pergerakan gigi ke arah labial, palatal
maupun lateral yang menyebabkan kerusakan
atau fraktur pada soket alveolar gigi tersebut.
e. Luksasi intrusi adalah pergerakan gigi ke dalam
tulang alveolar, menyebabkan kerusakan
atau fraktur soket alveolar sehingga mahkota gigi
akan terlihat lebih pendek.
f. Avulsi adalah pergerakan seluruh gigi
keluar dari soketnya.
Gigi sulung
anterior Gigi insisivus satu dan dua
serta kaninus sulung rahang atas dan rahang bawah.
Observasi Kuesioner
Nominal
Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden, yaitu laki-laki atau
perempuan. Observasi
Kuesioner Nominal
Usia responden
Usia responden yang mengikuti penelitian yang
dihitung berdasarkan tanggal, bulan dan tahun
kelahiran. Wawancara
Kuesioner Ordinal
Usia kejadian
Usia anak saat mengalami trauma gigi riwayat
trauma yang di dapat dari wawancara orangtuanya.
Wawancara Kuesioner Ordinal
Universitas Sumatera Utara
Etiologi Penyebab trauma gigi
sulung anterior yang dialami anak, yaitu karena
terjatuh, olahraga, kecelakaan, kekerasan fisik
dan lain-lain sebutkan. Wawancara
Kuesioner Nominal
Lokasi kejadian
Tempat anak mengalami trauma gigi sulung anterior
yaitu : di rumah, di sekolah, di lokasi tempat bermain,
di jalanan umum dan di tempat lainnya sebutkan.
Wawancara Kuesioner Nominal
Tindakan orangtua
Tindakan yang dilakukan oleh orangtuawali murid
pada anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior,
diantaranya: Dibiarkan saja, di bawa
kedokter umumdokter spesialis anak, dibawa ke
dokter gigi dilakukan pencabutan, dilakukan
tambalan, observasi dan lain-lain sebutkan.
Wawancara Kuesioner Nominal
3.5 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan disetiap Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor secara survei lapangan dengan mengunjungi subjek penelitian sebanyak 372
anak yang berusia 1-4 tahun pada 4 empat TK dan 2 satu Posyandu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pemeriksaan klinis gigi sulung anterior
pada anak dan melakukan wawancara pada orangtua dengan bantuan kuesioner. Adapun tahap pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Peneliti melakukan random satu kecamatan lingkar luar dan satu kecamatan lingkar dalam dari 21 kecamatan di Kota Medan, terpilihlah Kecamatan Medan Baru
dan Medan Johor.
Universitas Sumatera Utara
2. Peneliti menentukan delapan TK dan empat Posyandu yang akan dijadikan lokasi penelitian dengan menggunakan teknik random. Setiap nama TK dan Posyandu
di masing-masing kecamatan ditulis dikertas dan dipilih salah satu diantaranya, masing-masing kecamatan terdapat empat TK dan satu Puskesmas yang akan
dijadikan tempat penelitian. 3. Peneliti mengurus ethical clearance di komisi etik Fakultas Kedokteran
USU, setelah mendapatkan surat izin dari komisi etik, peneliti mendatangi setiap lokasi penelitian satu persatu untuk meminta izin dilakukannya penelitian, kemudian
peneliti menginformasikan waktu untuk melakukan penelitian kepada pihak sekolah TK dan Posyandu.
4. Kepala sekolah membantu peneliti untuk memberikan informed consent dan mengumpulkan orangtua subjek untuk hadir pada hari yang sudah ditentukan.
Orangtua yang menyetujui anaknya dijadikan subjek penelitian dapat mengisi lembar informed consent yang sudah diberikan dan dikumpulkan kepada pihak sekolah.
5. Peneliti akan mendatangi TK dan memberikan waktu ± 3 hari kepada pihak sekolah untuk mengumpulkan informed consent. Pada hari yang sudah ditentukan
peneliti akan menjelaskan kepada orangtua tujuan penelitian yang akan dilakukan peneliti. Pada lembar informed consent dicantumkan juga bahwa orangtua yang
berhalangan hadir tetapi memperbolehkan anaknya diperiksa, maka dilakukan penjadwalan ulang untuk mendapatkan informasi mengenai trauma yang dialami
anak. 6. Pihak sekolah diminta untuk menyediakan sebuah ruangan yang memiliki
penerangan yang cukup dan didalamnya terdapat minimal empat buah meja, delapan kursi, dan empat buah tong sampah. Sebelum penelitian dilakukan kalibrasi pada tim
untuk menyamakan persepsi agar hasil yang diperoleh akurat. Penelitian dilakukan pada pagi hari sampai selesai. Penelitian yang dilakukan pada Posyandu, dilakukan
sesuai jadwal Posyandu. 7. Pemeriksaan trauma gigi dilakukan dengan menggunakan kaca mulut,
sonde, pinset, dibantu penerangan dengan cahaya senter dan sebelumnya gigi dikeringkan dengan kain kasa. Peneliti juga meyediakan neirbeken dan cairan
Universitas Sumatera Utara
disinfektan untuk membersihkan alat. Wawancara dilakukan pada orangtua anak untuk mendapatkan informasi mengenai etiologi, lokasi, serta tindakan orangtua
terhadap trauma gigi sulung anterior, kemudian dicatat pada lembar pemeriksaan yang tersedia. Pemeriksaan dilakukan setiap orang tim pemeriksaan dan pencatat.
8. Kuesioner yang telah selesai dapat dikumpul untuk selanjutnya diolah dan dianalisis oleh peneliti.
3.6 Pengolahan dan Analisis Data