BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Karakteristik Responden
Sampel penelitian ini berjumlah 372 orang anak usia 1-4 tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor. Berdasarkan jenis kelamin,
subjek penelitian ini terdiri atas 191 anak laki-laki 51,34 dan 181 anak perempuan 48,66. Berdasarkan usia subjek penelitian, pada kelompok usia 1 tahun terdapat
sebanyak 18 anak 8,48, usia 2 tahun 44 anak 11,83, usia 3 tahun 59 anak 15,86 dan usia 4 tahun sebanyak 251 anak 67,47 Tabel 5.
Tabel 5. Distribusi karakteristik responden anak di TK dan Posyandu Kecamatan
Medan Baru dan Medan Johor
Karakteristik Responden Jumlah n
Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan 191
181 51,34
48,66 Usia
1 tahun 2 tahun
3 tahun 4 tahun
18 44
59
251 4,84
11,83 15,86
67,47
Total 372
100
Hasil penelitian di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor bahwa dari 372 orang anak usia 1-4 tahun, didapati 112 anak yang mengalami
trauma gigi sulung anterior dengan prevalensi 30,11, yaitu anak laki-laki sebanyak 62 orang 16,66 dan anak perempuan 50 orang 13,45 Tabel 6.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Distribusi dan frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di TK dan Posyandu Kecamatan Medan
Baru dan Medan Johor
Karakteristik Jumlah sampel
Persentase Terkena trauma
Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan 191
181 51,34
48,66 62
50 16,66
13,45
Total 372
100 112
30,11
Berdasarkan usia anak, dari 112 anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior didapati anak usia 1 tahun sebanyak 13 orang 3,50, usia 2 tahun 14 orang
3,76, usia 3 tahun 18 orang 4,84 dan usia 4 tahun sebanyak 67 orang 18,01 Tabel 7.
Tabel 7. Distribusi kasus trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan usia kejadian trauma di TK dan Posyandu Kecamatan Medan
Baru dan Medan Johor
Karakteristik Jumlah
anak n Persentase
Terkena trauma
Persentase
Usia Kejadian Trauma 1 tahun
2 tahun 3 tahun
4 tahun 18
44 59
251 4,84
11,83 15,86
67,47 13
14 18
67 3,50
3,76 4,84
18,01
Total 372
100 112
30,11
4.2 Etiologi Trauma Gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1-4 Tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor
Berdasarkan etiologi trauma gigi, dari 112 orang yang mengalami trauma gigi sulung anterior paling banyak disebabkan belajar jalanterjatuh sebanyak 27 orang
24,11, belajar bermainterjatuh sebanyak 79 orang 70,54, kecelakaan sebanyak 2 orang 1,78, kekerasan fisik 1 orang 0,90 dan tidak diketahui 3
orang 2,67 Tabel 8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8. Distribusi etiologi trauma berdasarkan frekuensi gigi sulung anterior yang mengalami trauma pada anak usia 1-4 tahun di TK dan Posyandu
Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor
Etiologi Jumlah Anak
Mengalami Trauma n
Persentase Trauma Gigi
Belajar jalanterjatuh Bermainterjatuh
Kecelakaan Kekerasan fisik
Tidak diketahui 27
79 2
1 3
24,11 70,54
1,78 0,90
2,67
Total 112
100
Etiologi trauma gigi sulung anterior berdasarkan usia kejadian trauma anak, paling tinggi disebabkan karena belajar jalanterjatuh dengan persentase pada anak
usia 1 tahun sebanyak 13 orang 11,61, usia 2 tahun 14 orang 12,5; bermainterjatuh usia 3 sebanyak 15 orang 83,34 dan usia 4 tahun sebanyak 63
orang 94,04 Tabel 9.
Tabel 9. Distribusi etiologi trauma berdasarkan frekuensi usia kejadian trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di TK dan Posyandu Kecamatan
Medan Baru dan Medan Johor
Etiologi Frekuensi Kasus Usia Kejadian Trauma n
Total 1 tahun
2 tahun 3 tahun
4 tahun
Belajar jalan terjatuh
Bermainterjatuh Kecelakaan
Kekerasan fisik Tidak diketahui
13 14
15 1
2 64
1 1
1 27
79 2
1 3
Total 13
11,61 14
12,5 18
16,07 67
59,82 112
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan jenis kelamin, etiologi trauma yang dialami anak laki-laki seperti belajar jalanterjatuh 16 orang 14,29, bermainterjatuh 42 orang 37,50,
kekerasan fisik 1 orang 0,89 dan tidak diketahui 2 orang 1,78 sedangkan pada anak perempuan yang belajar jalanterjatuh 11 orang 9,83, bermainterjatuh
sebanyak 37 orang 33,04, kecelakaan 2 orang 1,78 dan tidak diketahui 1 orang 0,89 Tabel 10.
Tabel 10. Distribusi etiologi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru
dan Medan Johor
Etiologi Frekuensi usia kejadian trauma n
Laki-laki Perempuan
Total
Belajar jalanterjatuh Bermainterjatuh
Kecelakaan Kekerasan fisik
Tidak diketahui 16 14,29
42 37,50
1 0,89 2 1,78
11 9,83 37 33,04
2 1,78 1 0,89
27 79
2 1
3
Total 61 54,46
51 45,54 112 100
4.3 Lokasi Terjadinya Trauma Gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1-4 Tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan Medan
Johor
Berdasarkan lokasi terjadinya trauma gigi sulung anterior dari 112 orang anak didapat, paling banyak terjadinya di rumah sebanyak 81 orang 72,32, disekolah
15 orang 13,40, diruang bermain 8 orang 7,14, dijalan 4 orang 3,57 dan lain-lain sebanyak 4 orang 3,57 Tabel 11.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 11. Distribusi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan lokasi terjadinya trauma di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan
Medan Johor
Lokasi Terjadinya Trauma
Anak Mengalami Trauma n
Persentase Kasus
Dirumah Disekolah
Diruang bermain Dijalan
Lain-lain 81
15 8
4 4
72,32 13,40
7,14 3,57
3,57
Total 112
100
4.4 Klasifikasi Trauma Gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1-4 Tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor
Berdasarkan klasifikasi trauma gigi sulung anterior yang dialami dari 112 orang anak usia 1-4 tahun di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor didapat,
paling banyak mengalami fraktur enamel yaitu sebanyak 108 kasus 63,52, diikuti fraktur enamel dentin 43 kasus 25,30, fraktur mahkota kompleks 13 kasus
7,65, luksasi intrusi 1 kasus 0,59 dan avulsi sebanyak 5 kasus 2,94 Tabel 12.
Tabel 12. Distribusi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan klasifikasi trauma di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan Medan
Johor
Klasifikasi Trauma Frekuensi Kasus n
Persetase Kasus
Fraktur Enamel Fraktur Enamel-dentin
Fraktur Mahkota Kompleks Luksasi Ekstrusi
Luksasi Intrusi Avulsi
108 43
13 1
5 63,52
25,30 7,65
0,59 2,94
Total 170
100
Universitas Sumatera Utara
4.5 Elemen Gigi yang Terkena Trauma Gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1-4 Tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan
Medan Johor
Berdasarkan elemen gigi yang terkena trauma gigi sulung anterior yang dialami 112 anak, didapat pada gigi 51 sebanyak 62 kasus 36,48, gigi 52
sebanyak 19 kasus 11,17, gigi 61 sebanyak 58 kasus 34,11, gigi 62 sebanyak 23 kasus 13,53, gigi 63 sebanyak 1 kasus 0,59, gigi 71 sebanyak 3 kasus
1,76 dan gigi 72 sebanyak 1 kasus 0,59, gigi 73 sebanyak 1 kasus 0,59, gigi 81 sebanyak 1 kasus 0,59 dan gigi 82 sebanyak 1 kasus 0,59 Tabel 13.
Tabel 13. Distribusi elemen gigi berdasarkan frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan elemen gigi di TK dan Posyandu
Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor
Elemen gigi Frekuensi kasus n
Persentase kasus
51 62
36,48 52
19 11,17
53 61
58 34,11
62 23
13,53 63
71 72
73 81
82 83
1 3
1 1
1 1
0,59 1,76
0,59 0,59
0,59 0,59
Total 170
100
4.6 Tindakan Orangtua Terhadap Trauma Gigi Sulung Anterior pada Anak Usia 1-4 Tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru
dan Medan Johor
Tindakan orangtua terhadap anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior berdasarkan klasifikasi trauma didapatkan, orangtua yang membiarkan anaknya
mengalami trauma sebanyak 145 kasus 85,30, membawa kedokter gigi dan
Universitas Sumatera Utara
dilakukan penambalan sebanyak 4 kasus 2,35, membawa kedokter gigi dan dilakukan observasi sebanyak 19 kasus 11,17 dan lain-lain 2 kasus 1,18
Tabel 14.
Tabel 14. Distribusi klasifikasi trauma terhadap trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan tindakan orangtua di TK dan Posyandu
Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor
Klasifikasi trauma
Tindakan orangtua n Dibiar-
kan saja Dibawa
ke dr dr.
spesialis anak
Dibawa ke drg
pencabutan Dibawa
ke drg dilaku-
kan tambal-
an Dibawa ke
drg observasi
Lain- lain
sebut- kan
Total
Fraktur enamel
99 9
108
Fraktur enamel-
dentin
35 6
2 43
Fraktur mahkota
kompleks
7 2
4 13
Luksasi ekstrusi
Luksasi intrusi
1 1
Avulsi
3 2
5
Total n
145 85,30
4 2,35
19 11,17
2 1,18
170 100
Tindakan orangtua terhadap trauma gigi sulung anterior berdasarkan usia terjadinya trauma, didapatkan pada anak usia 1 tahun orangtua yang membiarkan saja
anaknya 13 kaus 100 usia 2 tahun sebanyak 17 kasus 89,47, dibawa kedokter gigi observasi 2 kasus 10,53, usia 3 tahun yang dibiarkan saja 25 kasus
92,60, dibawa kedokter gigi dan dilakukan tambalan 2 kasus 7,40 dan pada usia 4 tahun dibiarkan saja 90 kasus 81,08, dibawa kedokter gigi dan dilakukan
penambalan 2 kasus 1,80, dibawa kedokter gigi hanya di observasi 17 kasus 15,32 dan lain-lain 2 kasus 1,80 Tabel 15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 15. Distribusi tindakan orangtua terhadap frekuensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan
Medan Johor
Tindakan Orangtua Frekuensi Kasus Usia Kejadian Trauma n
1 tahun 2 tahun
3 tahun 4 tahun
Dibiarkan saja Dibawa ke dokter
umum atau spesialis anak
Dibawa ke dokter gigi dilakukan pencabutan
Dibawa ke dokter gigi dilakukan penambalan
Dibawa ke dokter gigi observasi
Lain-lain, sebutkan 13 100
17 89,47
2 10,53 25 92,60
2 7,40 90 81,08
2 1,80 17 15,32
2 1,80
Total 13 100
19 100 27 100
111 100
Tindakan orangtua pada anak yang mengalami trauma gigi berdasarkan jenis kelamin anak yaitu dibiarkan saja pada anak laki-laki sebanyak 82 kasus 88,17
dan anak perempuan sebanyak 63 kasus 81,81 Tabel 16. Tabel 16. Distribusi tindakan orangtua terhadap frekuensi elemen trauma gigi sulung
anterior pada anak usia 1-4 tahun berdasarkan jenis kelamin anak di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor
Tindakan Orangtua Jumlah Kasus n
Laki-laki Perempuan
Dibiarkan saja Dibawa ke dokter umum spesialis anak
Dibawa ke dokter gigi dilakukan pencabutan Dibawa ke dokter gigi dilakukan penambalan
Dibawa ke dokter gigi observasi Lain-lain, sebutkan
82 88,17
2 2,15 7 7,53
2 2,15 6381,81
2 2,60 12 15,59
Total 93 100
77 100
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di 8 delapan TK dan 4 empat Posyandu di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor, dari 372 anak usia 1-4 tahun didapat
prevalensi trauma gigi anterior sebesar 30,11; yaitu pada anak laki laki 16,66 dan
perempuan 13,45 Tabel 6. Hasil ini hampir sama dengan penelitian di Brazil pada
441 sampel anak usia 1-5 tahun prevalensi trauma gigi sulung anterior yaitu 31,7.
25
Prevalensi anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan, mungkin berhubungan dengan perbedaan jenis aktivitas yang dilakukan. Anak laki-laki lebih
aktif berpartisipasi dalam semua kegiatan fisik, termasuk bermain, berlari di bandingkan dengan anak perempuan yang lebih banyak dirumah.
1 1 ,26
Penelitian lain bahkan menemukan trauma gigi sulung anterior yang dialami anak laki-laki
setidaknya dua kali lebih besar dari pada anak perempuan. Frekuensi anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior akan meningkat
dengan bertambahnya usia. Dari populasi yang diteliti didapat anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior pada usia 1 tahun 3,50, 2 tahun 3,76, usia 3 tahun
4,84 dan meningkat menjadi 18,01 pada usia 4 tahun Tabel 7. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Andreasen yang melaporkan bahwa puncak trauma
gigi sulung anterior terjadi pada usia 4 tahun ketika aktifitas fisik meningkat.
11
Berdasarkan etiologi trauma, hasil penelitian ini mendapatkan bahwa penyebab terjadinya trauma adalah terjatuh pada saat belajar berjalan sebesar 24,11
dan terjatuh karena bermain sebesar 70,54 Tabel 8. Hasil ini lebih tinggi dari apa yang sudah dilaporkan Adekoya dkk bahwa trauma disebabkan karena terjatuh
sebesar 80,4 kasus.
12,27
Etiologi terjadinya trauma berkaitan dengan usia anak. Pada anak yang belajar jalanterjatuh usia 1 tahun 11,61, usia 2 tahun 12,5; bermainterjatuh usia 3 tahun
13,40, usia 4 tahun 57,14 Tabel 9. Kondisi ini sesuai dengan keadaan dimana anak usia 1,5-2 tahun sering terjatuh pada saat anak mulai merangkak, berdiri, belajar
28
Universitas Sumatera Utara
jalan dan masih terbatasnya koordinasi motorik belum stabil.
6,11,24,29,30
; sesuai dengan meningkatnya usia anak mulai aktif bermain akan mengakibatkan kecendrungan anak
makin sering terjatuh.
28
Berdasarkan jenis kelamin, trauma gigi anterior sulung pada anak laki-laki yang dihubungkan dengan belajar jalan dan terjatuh 14,29 dan 37,5 terjatuh karena
bermain, lebih tinggi dari pada anak perempuan 9,83 terjatuh karena berjalan dan 33,04 terjatuh karena bermain Tabel 10. Tidak ada perbedaan yang signifikan
pada anak yang baru mulai belajar berjalan dan baru terlihat pada saat anak sudah mulai bermain, karena adanya perbedaan jenis permainan antara anak laki-laki dan
anak perempuan yang dapat mempengaruhi terjadinya trauma gigi sulung.
31
Lokasi terjadinya trauma pada anak paling besar adalah di rumah, yaitu 73,32 Tabel 11, karena pada umumnya anak usia 1-4 tahun lebih banyak
beraktifitas dilingkungan rumah. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Hasan yang mendapatkan trauma gigi sulung yang terjadi dirumah 87,5.
12
Penelitian di Brazil juga mengatakan dari 165 anak yang mengalami trauma, 70 diantaranya anak
mengalami trauma di rumah 42,2. Berdasarkan klasifikasi WHO, fraktur enamel merupakan jenis fraktur yang
sering terjadi pada kasus trauma.
26
29,32,33
Pada penelitian ini, fraktur enamel terjadi
sebesar 63,52 Tabel 12. Hasil ini sesuai dengan penelitian Adekoya dkk 2007
pada anak usia 3-5 tahun yang menemukan kejadian fraktur enamel lebih tinggi 53,59 dari pada luksasi 4,5.
27
Penelitian lainnya di Brazil menemukan trauma yang paling sering adalah fraktur enamel 56,4, kemudian fraktur enamel-dentin
17,6. Trauma gigi sulung yang lebih banyak terkena pada gigi anterior maksila
khususnya gigi insisivus sentral dan lateral maksila.
26
8,25,34
Kondisi ini disebabkan posisi gigi insisivus sentral maksila yang paling depan di dalam rongga mulut
sehingga mudah terkena terhadap trauma secara langsung.
29
Pada penelitian ini gigi insisivus sentral maksila mengalami trauma sebesar 70,59 Tabel 13. Hasil ini
hampir sama dengan Adekoya, dkk yang mendapatkan 76,9 trauma gigi melibatkan gigi insisivus sentralis atas sulung.
29
Universitas Sumatera Utara
Gigi anterior memiliki fungsi estetik dan yang berpengaruh pada psikologis pada anak, trauma yang terjadi harus segera dilakukan perawatan agar tidak
kehilangan fungsinya.
11
Pada penelitian Asell, didapatkan sebesar 53,2 perawatan pada anak yang mengalami trauma dilakukan setelah 1 bulan terjadinya trauma. Penelitian di Turki
pada tahun 2007 mendapatkan, dari 99 anak yang mengalami trauma gigi sulung hanya 39 kasus 39,9 yang ditindaklanjuti,
Hasil penelitian ini, tindakan orangtua yang membiarkan anak yang mengalami trauma dan tidak melakukan perawatan apapun cukup besar
yaitu 85,30 Tabel 14.
27
sesuai juga dengan penelitian di Brazil dari 164 kasus anak yang mengalami trauma gigi sulung anterior; hanya 4,9
orangtua yang segera membawa anaknya kedokter gigi umum atau spesialis anak; dan 79,9 orangtua membiarkan trauma yang di alami anak tanpa dilakukan tindakan.
26
Sikap orangtua ini mungkin dihubungkan dengan sosial ekonomi yang rendah, perhatian dan pengetahuan pada kasus trauma anak.
Berdasarkan usia kejadian trauma, didapati hasil orangtua yang tidak melakukan tindakan apapun pada semua anakyang berusia 1 tahun yaitu 100 dan pada anak
usia 4 tahun 81,08; keadaan ini mungkin dihubungkan bahwa pada anak yang lebih dewasa sudah dapat mengeluhkan rasa sakit. Dapat dilihat juga bahwa orangtua yang
membawa anaknya kepada tenaga kesehatan akibat trauma gigi pada anak usia 2 tahun sebesar 2 kasus 10,53, usia 3 tahun sebesar 2 kasus 7,40 dan usia 4
tahun sebesar 19 kasus 17,12 Tabel 15. Orangtua yang tidak melakukan tindakan apapun, jika trauma yang terjadi pada anak laki-laki cukup besar yaitu
88,17 lebih tinggi jika trauma terjadi pada anak perempuan 81,81; dari hasil penelitian ini juga dapat dilihat dari tindakan orangtua yang membawa anaknya ke
tenaga kesehatan, anak laki-laki sebesar 9 kasus 9,68 dan anak perempuan sebesar 14 kasus 18,19 Tabel 16. Keadaan ini menunjukkan bahwa kemungkinan
dengan alasan estetis, orangtua lebih mengkhawatirkan kasus trauma yang menimpa anak perempuan di bandingkan jika trauma terjadi pada anak laki-laki.
30
Dapat disimpulkan bahwa cukup tingginya prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun dan kondisi orang tua yang tidak melakukan
Universitas Sumatera Utara
tindakan apapunmembiarkan anak yang mengalami trauma di Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor. Untuk menghindari dampak yang lebih buruk akibat trauma
yang terjadi, kondisi ini perlu menjadi perhatian tenaga kesehatan, orangtua maupun guru.
Perlu di informasikan kepada orangtua baik melalui program puskesmas seperti posyandu, diadakannya penyuluhan kepada orangtua dan disekolah-sekolah
oleh tenaga kesehatan puskesmas untuk meningkatkan kesadaran orangtua tentang resiko terjadinya trauma gigi sulung anterior anak dan dampak trauma gigi sulung
yang dapat mengganggu gigi permanen anak nantinya serta tindakan pencegahan trauma gigi pada anak yang aktif. Tenaga kesehatan diharapkan dapat rutin
mengadakan penyuluhan melalui pertemuan dengan orangtua untuk meningkatkan kesadaran dan dampak dari trauma gigi sulung.
31
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan