Kesimpulan Saran Trauma dan Etiologi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Prevalensi trauma gigi sulung anterior pada anak usia 1-4 tahun di TK dan Posyandu Kecamatan Medan Baru dan Medan Johor yaitu sebesar 30,11. Anak laki-laki 16,66 dan anak perempuan sebesar 13,45. 2. Usia anak yang mengalami trauma paling tinggi yaitu usia 4 tahun 59,82, usia 3 tahun 17,07, usia 2 tahun 12,50 dan kemudian yang paling sedikit usia 1 tahun 11,61. 3. Etiologi utama terjadi trauma adalah terjatuh baik oleh karena belajar jalan pada anak usia 1-2 tahun 24,11 dan karena bermainterjatuh usia 3-4 tahun 70,54. 4. Fraktur yang paling sering terjadi pada anak adalah fraktur enamel yaitu 63,52 dan yang paling sedikit luksasi intrusi yaitu 0,59. Gigi yang paling banyak terkena adalah pada gigi anterior maksila yaitu gigi insisivus 1 atas. 5. Masih kurangnya perhatian orangtua terhadap anak yang mengalami trauma yaitu 85,30, orangtua membiarkan anaknya yang mengalami trauma tanpa melakukan perawatan apapun.

6.2 Saran

1. Perlunya dilakukan program penyuluhan dari tenaga kesehatan kota Medan untuk memberikan informasi yang jelas mengenai trauma gigi sulung anterior yang akan berdampak terhadap pertumbuhan gigi permanen. 2. Perlunya edukasi kepada orangtua terhadap perawatan segera yang harus dilakukan orangtua apabila anak mengalami trauma gigi sulung karena perawatan tersebut akan mempengaruhi prognosis dan menjelaskan alat perlindungan yang tepat. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Trauma dan Etiologi

Trauma secara umum adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis. Trauma kata lain disebut injury atau wound dapat diartikan sebagai kerusakan atau luka yang biasanya disebabkan oleh tindakan-tindakan fisik dengan terputusnya kontinuitas normal atau struktur. 2 Berbagai kondisi dapat mengkibatkan terjadinya trauma gigi anterior pada usia 2-5 tahun, karena kecelakaan lalu lintas yang terjadi di jalan raya, kecelakaan saat berolahraga, bermain dan kekerasan fisik. Beberapa faktor predisposisi terjadinya trauma gigi anterior yaitu posisi keadaan gigi tertentu misalnya kelainan dentofasial seperti maloklusi kelas I tipe 2, kelas II divisi 1 atau yang mengalami overjet lebih dari 3 mm, keadaan yang memperlemah gigi seperti hipoplasia enamel, kelompok anak penderita cerebral palsy dan kebiasaan anak mengisap ibu jari yang menyebabkan gigi anterior protrusif. 6 Penyebab trauma dapat terjadi secara langsung atau tidak langsung, 6 secara langsung terjadi ketika benda langsung mengenai gigi, sedangkan secara tidak langsung terjadi ketika benturan yang mengenai dagu yang menyebabkan gigi rahang bawah membentur gigi rahang atas dengan kekuatan atau tekanan besar dan tiba-tiba. Penyebab trauma secara garis besar tergantung pada usia anak. Sebagian besar terjadi pada anak usia 1,5-2 tahun di mulai pada saat anak belajar berjalan yang langkahnya belum stabil. Seiring dengan periode anak belajar berjalan, mereka mulai aktif bermain, maka anak sering mulai terjatuh. Umumnya posisi anak terjatuh ke arah depan mengakibatkan anak terkena benturan benda keras. 2,10,11 Hasil penelitian di Kuwait pada bulan Juli-Agustus 2008 melaporkan frekuensi yang cedera traumatik gigi pada anak-anak prasekolah Tabel 1. 12 Universitas Sumatera Utara Tabel 1. Frekuensi cedera traumatik gigi pada anak-anak prasekolah di Kuwait. 12 Satu gigi Dua gigi Total Fraktur 32 62 8 15 40 77 Luksasi 3 6 7 13 10 19 Avulsi 1 2 1 2 2 4 Total 36 70 16 30 52 100 Orang Persen Penyebab utama trauma gigi pada anak-anak adalah karena terjatuh dan penyebab trauma gigi yang paling serius adalah kekerasan fisik pada anak. 12 Studi Hall pada tahun 1994 mengatakan kekerasan fisik yang terjadi pada anak usia 0-5 tahun mencapai 80. 10 Kekerasan fisik merupakan hal yang paling banyak dapat menimpa anak dan sasaran yang sering terjadi pada daerah wajah. Da Fonesca et al cited menemukan kekerasan fisik di yang di bawa ke rumah sakit Amerika Serikat adalah menderita luka di kepala, wajah, mulut atau leher yg mencapai 75. Studi di Inggris melaporkan 62 dari semua cedera pada wajah adalah karena pukulan. Selain trauma pada giginya, 50 anak yang mengalami kekerasan fisik juga mengalami trauma pada kepala dan lehernya, namun pada masa gigi sulung frekuensi terjadinya fraktur 38 anak lebih besar dibandingkan dengan luksasi 9 anak ataupun avulsi 2 anak. Angka kejadian trauma di Kuwait pada jaringan lunak mulut tertinggi terjadi pada saat anak berada di rumah sedangkan di sekolah ataupun di jalan lebih mungkin menyebabkan cedera pada giginya Tabel 2. 13 12 Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Jenis trauma pada anak gigi dalam hubungannya dengan penyebab dan lokasi. Jenis Trauma 12 Penyebab Lokasi Total Terjatuh Olahraga Perkelahian Rumah Sekolah Jalan Cedera pada jaringan lunak 4 4 4 Cedera gigi Luksasi 9 15 1 2 8 14 2 3 10 17 Avulsi 2 3 1 1 1 2 2 3 Fraktur 38 45 2 3 36 43 1 1 3 4 40 48 Total 53 63 2 3 1 2 49 58 3 4 36 56 68 orang jumlah gigi Berdasarkan jenis kelamin trauma pada gigi sulung lebih banyak terjadi pada anak laki-laki di bandingkan pada anak perempuan. 2,4,8 Dari 337 anak yang berusia 3 tahun, 192 anak laki-laki terkena trauma 57 dan pada anak perempuan sebanyak 145 43. 14 Kebanyakan trauma cenderung pada anak laki-laki dua kali lebih banyak dibanding anak perempuan, disebabkan karena anak laki-laki lebih aktif berpartisipasi dalam semua kegiatan termasuk bermain di bandingkan dengan anak perempuan. 1 1

2.2 Klasifikasi Trauma