berpartisipasi dalam melaksanakan kebersihan. Keterlibatan lainnya yaitu dalam penyediaan makanan dan minuman, penyediaan tikar dan tendapayung pantai, tempat
penginapan, penyediaan jasa permainan air seperti Banana Boat, Donat Boat, Ufo Boat, Bebek, Cano-cano, sepeda air. Dari keterangan informan keterlibatan masyarakat
dalam hal usaha pemberian jasa Fotografi langsung cetak yang merupakan masih usaha baru.
4.4 Partisipasi Masyarakat Dalam Proses Pengambilan Kebijakan Pariwisata
Prinsip pariwisata berbasis masyarakat adalah partisipasi masyarakat lokal dalam perencanann pembangunan pariwisata dan pengambilan keputusan. Disini
masyarakat dapat membemberikan saran dan inisiatif mereka terhadap pengembangan pariwisata. Saran dan inisiatif dapat disampaikan melaui pertemuan dan musyawarah,
sehingga dalam partisipasi terdapat komunikasi yang dapat memeberikan informasi antara pemerintah dan masyrakat lokal. Komunikasi yang baik akan memberikan
sebuah ide dan gagasan sehingga pembangunan akan tetap berjalan. Partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata sangat dibutuhkan
terutama dalam pengambilan kebijakan. Untuk itu peneliti melakukan wawancara terkait dalam pengambilan kebijakan dalam pengembangan Pantai Pasir Putih Parbaba.
Dapat diketahui informasi dari Ibu Paskah Simbolon dan Ibu Melda bahwa dalam pengambilan kebijakan masyrakat sudah terlibat dan terlaksana melalaui musyawarah
yang dilakukan Pemerintah yaitu Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir. Musyawarah dilakukan 2 bulan sekali, dan dalam Musyawarah tersebut
merupakan wadah diskusi bagaimana memajukan Pantai Pasir Putih. Dalam musyawah
Universitas Sumatera Utara
ini masyarakat bisa mengusulkan pendapatnya dalam pengembangan Pantai Pasir Putih Parbaba.
Penenliti juga melakukan wawancara kepada Bapak Belly Boyking Sihaloho, Kepala Desa Hutabolon terkait pengambilan kebijakan. Dapat diketahui informasi
bahwa dalam pengambillan kebijakan, saran masyrakat diterima namun tidak selalu dilaksanakan. Pemerintah kerap sekali hanya bersifat penentraman saja yang dialkukan
terhadap masyarakat.. Peneliti juga melakukan wawancara kepada Kepala Dinas Pariwisata, Seni dan
Budaya Kabupaten Samosir, Bapak Ombang Siboro. Terkait pengambilaan kebijakan dapat diketahui informasi bahwa Kebijakan diambil melalui MusrembangDes dan akan
disamapaikan kepada Dinas Pariwisata. Dalam pengambilan kebijakan Masyarakat dan Pemerintah kerjasamanya bersifat Kemitraan yaitu terdapat Timbal balik antara
masyarakat dan pemerintah dan setiap kebijakan dinegoisasikan. Minimnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan disebakan oleh
dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang berasal dari masyarakat itu sendiri. Contohnya pada saat perumusan kebijakan, tidak semua anggota
masyarakat memanfaatkan kesempatan itu untuk mengajukan usulan atau gagasannya sehingga dalam pelaksanaan kebijakan tidak akan terlaksana dengan baik dan tidak
sesuai dengan harapan. Sedangkan faktor eksternal yang memepengaruhi minimnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebijakan dikarenakan belum diberikannya
kepada masyarakat kesempatan untuk memberikan gagasan sehingga dalam pelaksanaan kebijakan belum menyentuh kepentingan masyarakat secara langsung.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang mengambil teori Pembangunan, dengan model pembangunan Alternatif yang didalamnya ada public sphere yaitu masyarakat dengan
semangat kolektivitas yang didampingi oleh pemerintah, akademika dan civil society organization membentuk suatu tatanan etika dengan meletakkan sentralitas masyrakat
sebagai subjek yang dinamis dan mengenali kebutuhannya sendiri. Penelitian ini menemukan bahwa tingkat partispasi masyarakat pada tingkat
penentraman placation yang merupakan saran masyarakat diterima tapi tidak selalu dilaksanakan yaitu dalam kategori Tokenisme yaitu sekdear justifikasi agar
mengiyakan. Untuk mewujudkan kebijakan yang representatif maka partisipasi masyarakat secara aktif diperlukan. Partisipasi masyrakat dalam pembangunan perlu
ditumbuhkan melalui berbagai forum yang memungkinkan masyarakat berpartisipasi langsung dalam proses pengambilan keputusan terhadap program pembangunan.
Sehingga keputusan yang telah disepakati dapat dilaksanakan dan berdampak pada perbaikan kondisi daerah. Karena partisipasi masyarakat merupakan salah satu pilar
pembangunan mulai dari perencanaan hingga evaluasi.
4.5 Persepsi Masyarakat terhadap Usaha Pariwisata