Penderita diabetes melitus tidak mewarisi diabetes melitus tipe 1 itu sendiri tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecenderungan genetik menuju terjadinya diabetes
melitus tipe 1.
14
2. Diabetes melitus tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 ditandai dengan terjadinya kelainan pada sekresi insulin maupun kerja insulin.
14
Diabetes melitus tipe 2 sebelumnya dikenal sebagai tipe dewasa atau tipe nondependent insulin.
15
3. Diabetes melitus tipe lain
Diabetes melitus tipe lain sering ditemukan di daerah tropis dan negara berkembang.
3
Sekitar 1 sampai 2 kasus diabetes melitus berada dalam kelompok ini. Hal ini disebabkan oleh berbagai kerusakan genetik spesifik dari fungsi sel beta dan kerja
insulin, kelainan pankreas yang disebabkan oleh obat-obatan, infeksi serta beberapa sindrom yang menyebabkan diabetes melitus.
16
4. Diabetes melitus gestasional
Diabetes gestasional adalah diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes. Tingginya insidens dari diabetes melitus
gestational ditemukan pada wanita lanjut usia dan wanita yang mengalami obesitas. Penyebab diabetes gestasional dianggap berkaitan dengan peningkatan kebutuhan
energi dan kadar estrogen serta hormon pertumbuhan yang terus-menerus tinggi selama masa kehamilan. Wanita yang mengalami diabetes gestasional ditangani
dengan pengaturan diet, pemberian insulin atau keduanya sesuai dengan kebutuhan.
13,16
2.3 Diabetes Melitus Tipe 2
Jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 di Indonesia terus meningkat. Adanya peningkatan jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 diduga sebagai akibat
adanya perubahan gaya hidup. Masyarakat mulai meninggalkan gaya hidup tradisional yang lebih banyak melibatkan aktifitas fisik. Bukti tidak langsung dari
fenomena ini dapat dilihat dari banyak penderita diabetes melitus tipe 2 pada mereka yang bermigrasi ke lingkungan yang lebih moderen.
17
Sekitar 80 pasien diabetes melitus tipe 2 mengalami obesitas.
15
Karena obesitas berkaitan dengan resistensi insulin, maka kelihatannya akan timbul
kegagalan toleransi glukosa yang dapat menyebabkan diabetes melitus tipe 2.
13
Selain itu, pankreas tidak mampu untuk menghasilkan insulin yang cukup untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal.
13
Meskipun kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam rentang normal, jumlah insulin tetap rendah
sehingga kad ar glukosa plasma meningkat.
13
Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel- sel beta pankreas, sebelumnya diabetes melitus tipe 2 disebut NIDDM noninsulin
dependent diabetes melitus.
13
Individu yang mengidap diabetes melitus tipe 2 tetap menghasilkan insulin. Akan tetapi sering terjadi keterlambatan awal dalam sekresi dan penurunan jumlah
total insulin yang dilepaskan. Hal ini cenderung semakin parah seiring dengan pertambahan usia pasien. Selain itu sel-sel tubuh terutama sel otot dan adiposa
memperlihatkan resistensi insulin terhadap insulin yang bersirkulasi dalam darah. Akibatnya pembawa glukosa yang ada di sel tidak adekuat.
13
Pasien diabetes melitus tipe 2 terkadang tidak memperlihatkan manifestasi klinis seperti poliuria, polodipsia dan polifagia. Oleh karena itu diagnosis hanya
dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa.
15
2.4 Diagnosis
Diagnosis diabetes melitus didasarkan pada bukti yang diperoleh dari anamnesis, gejala klinis dan pemeriksaan penunjang.
6
Pada anamnesis ditanyakan riwayat keluarga, riwayat penyakit yang sedang diderita dan gejala yang sering
dikeluhkan pasien.
16
Diagnosis klinis diabetes melitus secara umum akan diketahui bila ada keluhan khas diabetes melitus berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya.
3
Keluhan lain yang mungkin dikemukakan pasien adalah lemah, kesemutan, gatal dan mata kabur.
3
Pada penderita diabetes melitus tipe 2 gejala klinis terjadi secara lambat.
6
Pemeriksaan
penunjang pada penderita diabetes melitus adalah dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dan tes glikohemoglobin.
18
Tabel 1. Kadar glukosa darah pada panderita diabetes mellitus
8
Kadar Glukosa Darah Diabetes Mellitus
Glukosa darah sewaktu ≥ 200 mgdl
Glukosa darah puasa ≥ 126 mgdl
Glukosa darah 2 jam sesudah makan ≥ 200 mgdl
Pasien yang mengetahui dirinya menderita diabetes melitus harus diketahui jenis diabetes melitus yang dideritanya, perawatan yang pernah dilakukan, dan
kontrol yang memadai pada diabetes melitusnya. Pada pasien diabetes melitus dapat dikelompokkan ke dalam kategori kelompok risiko spesifik, yaitu :
10
a Pasien dengan risiko rendah Low Risk
Pada penderita dengan risiko rendah, yaitu kontrol metaboliknya baik dengan obat-obatan yang dalam keadaan stabil, asimptomatik, tidak ada komplikasi
neurologik, vaskular maupun infeksi, kadar gula darah puasa 200 mgdl. b
Pasien dengan risiko menengah Moderate Risk Pasien ini memiliki simptom yang sama namun, berada dalam kondisi
metabolik yang seimbang. Tidak terdapat riwayat hipoglikemik atau ketoasidosis, dan komplikasi diabetes yang terlihat. Kadar gula darah puasa 200-250 mgdl.
c Pasien dengan risiko tinggi High Risk
Pada penderita dengan risiko tinggi, memiliki banyak komplikasi dan kontrol metaboliknya yang sangat buruk, seringkali mengalami hipoglikemi atau ketoasidosis
dan sering membutuhkan injeksi insulin. Glukosa darah puasa dapat meningkat tajam, melampaui 250 mgdl.
2.5 Manifestasi Oral Diabetes Melitus