2.5 Manifestasi Oral Diabetes Melitus
Manifestasi oral yang ditemukan pada pasien diabetes melitus umumnya berhubungan dengan kontrol gula darah.
16
Manifestasi oral tersebut termasuk penyakit periodontal periodontitis dan gingivitis, disfungsi kelenjar saliva yang
ditandai dengan berkurangnya laju aliran saliva xerostomia dan rasa mulut terbakar.
19
Infeksi oleh bakteri dan jamur di rongga mulut juga telah dilaporkan pada pasien diabetes melitus. Telah dilaporkan juga lesi pada mukosa rongga mulut dalam
bentuk stomatitis, geographic tongue, fissured tongue, traumatic ulser, lichen planus, reaksi likenoid dan angular chelitis.
Kondisi lainnya seperti lambatnya penyembuhan luka pada mukosa, kelainan neuro sensori dari mukosa, karies gigi, kehilangan gigi
juga telah dilaporkan.
19
Prevalensi dan kemungkinan terjadinya perkembangan dari lesi pada mukosa rongga mulut ditemukan lebih tinggi pada pasien diabetes
dibanding pasien yang sehat.
19
Pemberian obat pada pasien diabetes melitus baik berhubungan atau tidak dengan kondisi sistemik dapat menyebabkan hipofungsi kelenjar saliva. Diabetes
melitus juga merupakan faktor risiko dalam prevalensi dan keparahan terjadinya gingivitis dan periodontitis.
16
2.5.1 Periodontitis
Peridontitis adalah kelainan inflamasi kronis yang berpengaruh pada gingival dan jaringan periodontal yang diawali oleh bakteri.
19
Sering terlihat adanya poket periodontal ataupun abses periodontal dan adanya resorpsi prosesus alveolaris yang
cepat dan banyak sehingga menyebabkan gigi goyang dan akhirnya tanggal.
7
Pada jaringan gingival tampak adanya pembesaran gingival, gingivitis marginalis dimana terlihat adanya hipertropi gingival yang berwarna merah tua yaitu
perubahan warna pada gingival dari merah muda menjadi merah tua, sakit dan dalam pemeriksaan klinis dijumpai pendarahan dengan poket periodontal 3mm. Selain itu
dapat terlihat adanya poket periodontal atau abses periodontal serta terlepasnya gingival dari permukaan gigi sehingga menyebabkan meningkatnya sensitifitas gigi.
7
Gambar 1. Periodontitis Pada Pasien Diabetes Melitus
19
Penyakit periodontal mengalami peningkatan prevalensi dan keparahan pada pasien dengan diabetes melitus tipe 2.
19
Mekanisme terjadinya penyakit periodontal pada diabetes melitus dapat melalui perubahan vaskular dan perubahan mikroflora.
Pada perubahan vaskular terjadi penebalan membran basalis dari dinding vaskular sehingga akan mengurangi migrasi leukosit, difusi oksigen dan eliminasi sisa-sisa
metabolit yang intensitasnya meningkat sesuai dengan kontrol metabolik. Perubahan mikroflora terjadi karena pada penderita diabetes melitus daerah sulkus gingival
merupakan lingkungan yang baik bagi mikroorgansime untuk berkembang biak.
14
Pada diabetes melitus dapat timbul sejumlah komplikasi disebabkan kadar gula darah yang tinggi hiperglikemia. Beberapa protein tubuh akan mengalami
glikosilasi akibat meningkatnya jumlah IgG pada keadaan hiperglikemia dengan mengalami glikosilasi akan menyebabkan antibodi IgG terhadap antigen menurun,
sehingga penderita diabetes melitus lebih mudah terserang infeksi.
14
Keadaan hiperglikemia menyebabkan menurunnya aktivitas leukosit polimorfonukleus LPN
yang berfungsi sebagai antimikrobial dengan cara fagositosis. Apabila terjadi gangguan atau defisiensi LPN maka akan menyebabkan gangguan kemotaksis dan
defek fagositosis yang berperan sebagai pertahanan terhadap bakteri patogen dan menyebabkan rentan terhadap infeksi dan akibatnya kerusakan yang parah pada
jaringan periodonsium.
12,14,20
Pada penderita diabetes melitus yang mengalami hiperglikemia terjadi pula perubahan metabolisme kolagen, dimana terjadi
peningkatan aktivitas kolagenese dan penrurunan sintesis kolagen. Kolagen yang terdapat didalam jaringan cenderung lebih mudah mengalami kerusakan akibat
infeksi periodontal.
21,22
2.5.2 Xerostomia