Xerostomia Burning Mouth Syndrom BMS

defek fagositosis yang berperan sebagai pertahanan terhadap bakteri patogen dan menyebabkan rentan terhadap infeksi dan akibatnya kerusakan yang parah pada jaringan periodonsium. 12,14,20 Pada penderita diabetes melitus yang mengalami hiperglikemia terjadi pula perubahan metabolisme kolagen, dimana terjadi peningkatan aktivitas kolagenese dan penrurunan sintesis kolagen. Kolagen yang terdapat didalam jaringan cenderung lebih mudah mengalami kerusakan akibat infeksi periodontal. 21,22

2.5.2 Xerostomia

Pada penderita yang mengalami poliuria mengakibatkan cairan dalam tubuh berkurang. Hal ini dapat menyebabkan penurunan jumlah sekresi saliva atau disebut juga hiposalivasi. Hiposalivasi merupakan gejala yang paling sering ditemukan pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Selain itu pada penderita diabetes melitus dapat terjadi komplikasi mikrovaskular berupa retinopati, nefropati dan neuropati. Salah satu komplikasi neuropati adalah gangguan saraf simpatis dan parasimpatis, dimana akan berakibat pada penurunan sekresi saliva. Akibat adanya penurunan jumlah saliva menyebabkan mulut terasa kering atau xerostomia. 7,24,26 Gambar 2. Xerostomia 23 Xerostomia adalah perasaan subjektif dari rongga mulut yang kering. Hal ini biasanya terlihat dengan adanya pengurangan aliran saliva normal. 23 Pada penderita diabetes melitus dengan kontrol glukosa darah yang tidak baik dapat menyebabkan rendahnya stimulasi kelenjar parotid dibandingkan dengan pasien diabetes melitus dengan kontrol glukosa darah yang baik. 24 Prevalensi rongga mulut yang kering jauh lebih besar pada wanita dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 5-12 dan meningkat seiring bertambahnya usia. Xerostomia dapat mempengaruhi kesehatan individu, diet, gaya hidup dan kehidupan sosial. 23 Xerostomia pada pasien diabetes melitus merupakan kondisi permanen yang tidak bisa ditanggulangi dengan meminum air. 25 Kondisi rongga mulut yang kering atau xerostomia pada penderita diabetes melitus dapat mengiritasi jaringan lunak mulut yang menyebabkan inflamasi dan nyeri. Inflamasi yang terjadi pada pasien diabetes melitus sangat mendukung terjadinya infeksi periodontal dan kerusakan gigi. 19 Pengendalian diabetes melitus yang buruk diperkirakan juga berperan dalam penurunan aliran saliva. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Margaretha dkk, penelitian ini dilakukan terhadap 50 orang penderita diabetes melitus tipe 2 menunjukkan sebanyak 20 orang penderita diabetes melitus tipe 2 mengalami xerostomia. 18

2.5.3 Burning Mouth Syndrom BMS

Burning Mouth Syndrome ditandai dengan sensasi mulut terbakar dan terasa sakit pada lidah, bibir, palatum ataupun seluruh rongga mulut. Burning mouth syndrome biasanya dijumpai pada usia dewasa sampai lanjut usia yaitu sekitar 38 – 78 tahun. Selain itu BMS lebih sering dijumpai pada wanita dibandingkan pria dengan rasio 7:1. 27 Pada pasien diabetes melitus, xerostomia dan kandidiasis berkontribusi pada gejala yang terkait dengan burning mouth syndrome. 16 Penyebab pasti burning mouth syndrome belum diketahui, tetapi telah dikaitkan dengan xerostomia, menopause, infeksi kandida dan kerusakan saraf di neuropati pada pasien diabetes melitus. Adanya kerusakan saraf akan mendukung terjadinya rasa sakit atau terbakar yang disebabkan adanya perubahan patologis pada saraf-saraf dalam rongga mulut. 19 Adanya kerusakan saraf akibat komplikasi mikrovaskular pada diabetes melitus akan mendukung terjadinya rasa sakitterbakar yang disebabkan adanya perubahan patologis pada saraf-saraf dalam rongga mulut. Penelitian yang dilakukan oleh Hamadneh dan Dweiri 2012 melaporkan bahwa dari 62 pasien yang tidak terkontrol sebanyak 48 pasien mengalami sindroma rasa mulut terbakar. 12

2.5.4 Kandidiasis