4 Orang yang tidak melaksanakan perintah penghentian pembongkaran
sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar Rp25.000.000,00 dua puluh lima juta rupiah.
E. Kedudukan Direktorat Bea dan Cukai dalam Kawasan Ekonomi Khusus
Indonesia sebagai Negara yang berdaulat dan menganut sistem ekonomi terbuka serta sebagai Negara yang sedang melaksanakan pembangunan yang
mengandalkan ekspor, merasakan dampak dari perubahan ekonomi global yang sangat cepat tersebut, maka sejalan dengan itu, dibutuhkan suatu badan yang
terkait dengan masalah perdagangan internasional khususnya dalam hal ini adalah Direktorat Jendral Bea dan Cukai selanjutnya disebut DJBC sebagai sarana bagi
Indonesia untuk menciptakan suatu system dan prosedur kepabeanan berupa kinerja pelayanan dan pengawasan yang ditujukan terhadap peningkatan
kelancaran arus lalu lintas barang dan dokumen yang melampaui batas-batas Negara di era perdagangan bebas ini. Direktorat Jendral Bea dan Cukai DJBC
merupakan organisasi yang eksistensinya memiliki peran dan tanggung jawab yang signifikan, yaitu untuk Memberikan pelayanan dan pengawasan di bidang
kepabeanan trade facilitator, community protector, revenue collector. Kedudukan DJBC merupakan instansi pusat di bawah naungan
Departemen Keuangan Republik, yang secara structural dengan unit-unit pelaksana teknis di dalamnya membawahi Kantor Wilayah Kanwil yang ada di
seluruh Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
Fungsi Implementasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai DJBC adalah: 2
Trade Facilitator adalah memberi fasilitas perdagangan antara lain peningkatan kelancaran arus barang dan perdagangan sehingga dapat
menekan ekonomi biaya tinggi yang pada akhirnya akan menciptakan iklim perdagangan yang kondusif.
3 Industrial Assintance adalah memberi dukungan kepada industri dalam negeri
sehingga memiliki keunggulan kompetitif dalam pasar internasional. 4
Revenue Collector adalah mengoptimalkan penerimaan negara melalui penerimaan bea masuk dan cukai.
5 Community Protector adalah melindungi masyarakat dari masuknya
barangbarang yang dilarang atau dibatasi yang dapat menggangu kesehatan dan keamanan serta moralitas.
75
Direktorat Bea dan Cukai dalam KEK merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai tanggungjawab untuk melaksanakan pelayanan dan
pengawasan kepabeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun bentuk pelaksanaan
pelayanan dan pengawasan tersebut harus dapat secara beriring tentunya dengan tetap memegang asas kehati-hatian prubdential.
Kedudukan Bea dan Cukai dalam KEK adalah sebagai Fasilitas Pabean dan Fasilitas Perpajakan bea masuk, bea keluar walaupun sama bermakna
kemudahan akan tetapi alasan pemberian fasilitas berbeda, ada jenis fasilitas pabean diberikan dalam rangka mendukung efisiensi systems rantai distribusi
75
http:www.beacukai.go.idarsipabtvisi-misi-dan-fungsi-utama.html diakses tanggal 25 Mei 2016.
Universitas Sumatera Utara
barang melalui laut dan atau udara dari suatu negara kepulauan seperti Indonesia archipelagic state, sementara itu ada fasilitas perpajakan diberikan karena
berbagai alasan hukum yang mendasarinya, yang apabila alasan hukum termaksud tersedia maka atas barang-barang impor atau ekspor berhak memperoleh
pembebasn bea masuk atau pengembalian bea masuk drawback systems. Dengan demikian desain sistem pemberian fasilitas dan implementasinyapengawasannya
berbeda sesuai alasan pemberian fasilitas kepabeanan dan pemberian fasilitas perpajakan bea masuk.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi Dirjen Bea Cukai berpayung pada Undang-Undang No. 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas UndangUndang No.
11 Tahun 1995 tentang Cukai, Dirjen Bea Cukai menentukan bahwa barang yang dimasukan ke dalam daerah pabean telah memenuhi kewajiban yang disyaratkan
kepabeanan, dan melakukan pengawasan, pemeriksaan dan penegakan terhadap sarana pengangkut untuk dikeluarkan dari daerah pabean.
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Instansi Kepabeanan di Indonesia memiliki peran yang harus mengemban tugas perlindungan masyarakat atas
masuknya barang-barang berbahaya; perlindungan kepada industri tertentu dari persaingan barang-barang impor sejenis proteksi; memberantas penyelundupan;
instansi-instansi lain yang berkepentingan dengan lalu lintas barang yang melampaui batas-batas negara memberikan dan menitipkan tugas; sekaligus
Universitas Sumatera Utara
berkewajiban untuk menghasilkan penerimaan negara untuk kepentingan laju perkembangan nasional.
76
Peran aparat penegak hukum dan masyarakat juga berperan penting untuk memberantas penyelundupan tersebut. Aparat penegak hukum yang dimaksud
adalah Direktorat Bea dan Cukai. Sebagai daerah kegiatan ekonomi maka sektor Bea dan Cukai merupakan suatu instansi dari pemerintah yang sangat menunjang
dalam kelancaran arus lalu lintas ekspor dan impor barang di daerah pabean. Adapun tujuan pemerintah dalam mengadakan pengawasan menurut Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2006 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan adalah untuk menambah pendapatan atau devisa
negara; sebagai alat untuk melindungi produk-produk dalam negeri dan sebagai alat pengawasan agar tidak semua barang dapat keluar masuk dengan bebas di
pasaran Indonesia atau daerah pabean. Untuk menghindari hal tersebut, maka untuk keluar masuknya barang melalui suatu pelabuhan harus dilengkapi dengan
dokumen-dokumen yang sah melalui kerjasama antara Bea dan Cukai dengan instansi lain pengelola pelabuhan untuk mengelola, memelihara, menjaga
keamanan dan kelancaran arus lalu lintas barang yang masuk maupun keluar daerah pabean dengan maksud untuk mencegah tindakan penyelundupan yang
merugikan negara.
77
76
Eva Yuliana Noor, Peranan kepabeanan dalam perdagangan luar negeri, Skripsi Fakultas Hukum Universitas Surakarta, 2012
77
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan
Universitas Sumatera Utara
F. Pengawasan Direktorat Bea Dan Cukai di Kawasan Ekonomi Khusus