LatarBelakang Analisis Yuridis Tehadap Fungsi Pengawasan Direktorat Bea dan Cukai Dalam Kawasan Ekonomi Khusus

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Negara merupakan perwujudan dari suatu masyarakat yang memiliki tujuan tertentu sesuai kesepakatan yang dicapai antara para pendirinya atau komponen kenegaraan dimaksud. Tujuan bernegara pada dasarnya akan tertuang dalam cita-cita luhur bersama dalam wujud konstitusi. Di antara tujuan luhur bernegara adalah sebagaimana tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 selanjutnya disebut UUD 1945 pada alinea keempat antara lain memajukan kesejahteraan umum 1 . Dengan demikian, pembentukan suatu negara juga dibarengi dengan tanggung jawab sosial pada negara itu yakni untuk dapat memberikan kesejahteraan dalam bentuk kehidupan yang lebih baik bagi masyarakatnya. Kesejahteraan masyarakat merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi oleh negara dimana kesejahteraan tersebut harus tersirat secara langsung dalam norma dan prinsip dari negara itu sendiri. 2 Awal tahun 2009, usaha pemerintah Indonesia untuk mengembangkan kawasan khusus dilanjutkan dengan pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus selanjutnya disebut KEK. KEK didefinisikan sebagai kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia selanjutnya disebut NKRI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian 1 Undang-Undang Dasar 1945 Negara Republik Indonesia, alinea keempat. 2 I Dewa Gede Palguna.Mahkamah Konstitusi, Judicial Review, dan Welfare State. Jakarta: Konstitusi Press, 2008, hlm 182. Universitas Sumatera Utara dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK akan menjadi basis bagi kegiatan industri, ekspor, impor, dan aktivitas lainnya dengan nilai ekonomi tinggi, untuk menunjang daya saing nasional. KEK terdiri atas satu atau lebih dari zona-zona berikut ini: pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan teknologi, energi, dan zona ekonomi lainnya. Saat ini, telah ada delapan kawasan yang ditetapkan sebagai KEK. 3 Dalam rangka mempercepat pertumbuhan industri baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor, serta untuk mendukung agenda pembangunan, pemerintah pada tahun 1974 melalui Permendagri Nomor 5 Tahun 1974 Tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Penyediaan dan Pemberian Tanah Untuk Keperluan Perusahaan,mengantisipasipembentukan kawasan-kawasan industri di Indonesia. Pada era tersebut, kawasan industri dimiliki dan dikelola oleh perusahaan milik pemerintahBUMNBUMD. Selanjutnya, hal ini diperbarui melalui Keppres Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri dan pada tahun 1996 pemerintah merevisi Keppres Nomor 53 Tahun 1989 Tentang Kawasan Industri dengan Keppres Nomor 41 Tahun 1996 yang membuka kesempatan bagi pihak swasta nasional dan asing untuk menjadi pengusaha kawasan industri. Peran pemerintah pada periode ini lebih banyak pada pengawasan dan pengendalian. Selanjutnya, sejak 2009 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2009 tentang Kawasan Industri, pemerintah berusaha untuk terus memperbaiki strategi industri dengan mewajibkan industri untuk berlokasi di kawasan industri. Sejak saat itu, strategi industri pemerintah 3 Yose Rizal Damuri, dkk. Kawasan EKonomi Khusus dan Strategis di Indonesia Yogyakarta: Kanisius, 2015, hlm. 17. Universitas Sumatera Utara Indonesia menjadi lebih difokuskan pada pengembangan industri terpadu yang didukung oleh fasilitas infrastruktur terpadu dalam kawasan. Menurut data Kementerian Perindustrianhingga tahun 2012 terdapat setidaknya 96 Kawasan Industri yang tersebar di seluruh Indonesia. Himpunan Kawasan Industri mencatat 65 anggota Kawasan Industri hingga 2014. Dari jumlah tersebut, Kawasan Industri lebih banyak terkonsentrasi di Pulau Jawa 72. Hingga 2012, sektor otomotif masih mendominasi kegiatan usaha di Kawasan Industri di Indonesia, terutama di Jawa, dengan 54,8. Selain otomotif, beberapa sektor yang mendukung kegiatan usaha Kawasan Industri di Indonesia adalah industri baja 9,5, logistik 4,8, industri bahan bangunan 4,9, dan industri makanan dan minuman 4,2.Isu strategis yang selama ini dihadapi dalam pengembangan Kawasan Industri di Jawa antara lain mencakup keterbatasan lahan untuk pembangunanpengembangan, keterbatasan daya dukung sumber daya air, serta masalah lingkungan sosial. Sementara untuk di luar Jawa, isu strategis dalam pengembangan Kawasan Industri mencakup kurangnya ketersediaan infrastruktur dasar, rendahnya kualitas SDM untuk bekerja di sektor industri, Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW yang belum siap, serta kurangnya minat investor swasta untuk mengembangkan kawasan industri. 4 Sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor, menarik investasi baik domestik maupun asing, serta mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia mencanangkan pembangunan berupa kawasan strategis. Pembangunan ini bermula dengan pendirian Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas 4 http:www.kemenperin.go.idartikel3825Kebutuhan-Lahan-Industri-Tinggi diakses tanggal 26 Mei 2016. Universitas Sumatera Utara selanjutnya disebut KPBPB pada tahun 1970 yang kemudian terus mengalami perkembangan sampai pada tahun 2009 dengan dibentuknya KEK. Pemerintah menargetkan pengembangan KEK sebagai salah satu alternatif solusi untuk masalah-masalah yang terkait dengan iklim investasi dan bisnis di Indonesia, akan tetapi, terdapat sejumlah tantangan kunci dalam upaya pemerintah mencapai agenda pembangunan melalui pengembangan KEK, termasuk masalah kelembagaan, infrastruktur dan payung hukum. Tantangan ini perlu diantisipasi dengan baik agar investor asing tertarik untuk berinvestasi di KEK. 5 Bea Cukai merupakan institusi global yang hampir semua negara di dunia memilikinya. Model pembangunan dewasa ini yang hangat dibicarakan di Indonesia dan mulaimasuk dalam tahap implementasi adalah pembangunan KEK.Kawasan Ekonomi Khusus KEK merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu yang ditetapkanuntuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Fasilitas-fasilitastertentu ini terkait dengan kemudahan- kemudahan yang diberikan kepada investordalam melakukan kegiatan perdagangan dan investasi, dengan demikian akan mendorongmasuknya investasi dalam jumlah besar ke dalam kawasan tersebut. 6 Di forum internasional, institusi Bea Cukai menggunakan sebutan Administrasi Pabean Customs Administration yang ruang lingkup tugasnya meliputi kepabeanan saja. 7 5 Ibid., hlm 7. 6 Andrian Sutedi. Aspek Hukum Kepabeanan Jakarta: Sinar Grafika, 2012, hlm 86. 7 Ibid. Lembaga Bea Cukai setelah Indonesia merdeka dibentuk pada tanggal 1 Oktober 1945 dengan nama Pejabatan Bea dan Cukai, Universitas Sumatera Utara yangkemudian pada tahun 1948 berubah menjadi Jawatan Bea dan Cukai sampai tahun 1965. Setelah tahun 1965 hingga sekarang, nama lembaganya berubah menjadi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai selanjutnya disebut DJBC. DJBC merupakan uniteselon I di bawah Departemen Keuangan yang dipimpin oleh Direktur Jenderal. 8 Berbagai masalah yang timbul memangbukan hanya dikarenakan oleh satu pihak saja, mulai dari instansi pemerintah hingga ke pengguna jasa, bahkan juga pihak asing, seakan ikut meramaikan permasalahan di pelabuhan.Indonesia memang tidak menerapkan sistem CIQ Customs, Immigration, Quarantine di seluruh pelabuhannya, di mana hanya tiga instansi yaitu Direktorat Jenderal Bea Cukai, Balai Karantina dan Direktorat Jenderal Imigrasiyang berada dalam Khusus bagi pelaku usaha importir maupun eksportir yang mengharapkan keuntungan yang besar tidak jarang melakukan atau melanggar peraturan dengan berbagai cara atau modus misalnya, memalsukan dokumen, memalsukan isi dari kontainer dan berbagai bentuk yang lain. Hal ini akan merugikan negara, untuk itu tugas dan fungsi Dirjen Bea dan Cukai sebagai pemegang kewenangan atau institusi guna mencegah terjadinya penyelundupan barang-barang khususnya senjata melalui kepabeanan, maka Dirjen Bea dan Cukai dapat bertindak melaksanakan pengawasan pabean antara lain penelitian dokumen, pemeriksaan fisik dan audit pasca impor, serta perlunya informasi yang mencukupi dari asal barang yang dikirim termasuk alamat, baik yang mengimpor maupun yang mengekspor barang tersebut. 8 Ibid., hlm 87. Universitas Sumatera Utara pelabuhan. Akibat banyaknya pihak yang berada di pelabuhan, membuat pelabuhan semakin tidak menentu baik dalam hal biaya maupun dalam hal keamanan dan ketertiban. Tak heran kalau pelabuhan di Indonesia dikenal cukup mahal di seluruh dunia. Dengan semakin melambungnya biaya di pelabuhan yang juga dikarenakan semakin maraknya pungutan liar pungli yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu membuat para pengguna jasa semakin terjepit dan mereka menjerit karena sudah tidak dapat berbuat banyak lagi. Sementara usaha yang mereka jalani juga semakin sulit, sesulit usaha mereka meminta pemerintah untuk menertibkan pelabuhan.Dalam pengawasan kepabeanan meliputi seluruh pelaksanaan wewenang yang dimiliki oleh petugas pabean, yang dalam undang- undangnya, yaitu memeriksa kapal, barang, penumpang, dokumen pembukuan, melakukan penyitaan, penangkapan, penyegelan dan lain-lain, sehingga dalam hal ini untuk menjaga dan memastikan agar semua yang disebutkan di atas mematuhi semua ketentuan kepabeanan. 9 Pesatnya perkembangan industri dan perdagangan dalam era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini menimbulkan tuntutan masyarakat agar pemerintah dapat memberikan kepastian hukum dalam dunia usaha. Pemerintah, khususnya Dirjen Bea dan Cukai DJBC bertugas mengamankan kebijaksanaan pemerintah berkaitan dengan lalulintas barang yang masuk dan keluar daerah pabean dan pemungutan bea masuk dan cukai serta pungutan negara lainnya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. 10 9 Ibid., hlm 61 Hubungan Bea dan Cukai 10 http:elearning.upnjatim.ac.idcoursesHKK6004documentGambaran_umum_kepabea nan_dan_cukai.pdf diakses tanggal 21 Juni 2016. Universitas Sumatera Utara dengan KEK yaitu Bea dan Cukai bahwa Bea Cukai itu melayani perdagangan internasional dengan memberikan fasilitas fasilitas guna menunjang perdagangan. Misalnya mengatur barang yang di keluar masuk dari atau ke dalam negeri yang di perdagangkan. Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas, penulis mengkaji dan meneliti secara mendalam yang hasilnya dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Analisis Yuridis Tehadap Fungsi Pengawasan Direktorat Bea dan Cukai dalam Kawasan Ekonomi Khusus”

B. RumusanMasalah