BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jenis – Jenis Bawang
Ada beberapa macam bawang yang sejak dahulu diusahakan orang untuk kepentingan sendiri maupun untuk memenuhi permintaan pasar. Beberapa macam bawang tersebut
termasuk dalam kelompok yang diusahakan atau di budidayakan untuk kepentingan komersil Anonim, 1998.
Beberapa anggota allium termasuk mempunyai nilai ekonomi tinggi dan terkenal sebagai bumbu pelezat masakan diseluruh dunia, bahkan beberapa diantaranya merupakan
obat tradisional yang mujarab Wibowo. S, 2008. Adapun tanaman bawang yang biasa dibudidayakan para petani antara lain sebagai berikut.
2.1.1. Bawang Merah Allium cepa L.
Bawang merah merupakan komoditi holtikultura yang tergolong sayuran rempah. Sayuran rempah ini banyak dibutuhkan terutama sebagai pelengkap bumbu masakan guna
menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Bawang merah tergolong tanaman semusim atau setahun. Tanaman bawang merah lebih banyak dibudidayakan di daerah dataran rendah
yang beriklim kering, tanaman ini tidak menyukai tempat-tempat yang tergenangi air Rahayu. E, 1999.
2.1.1.1 Botani tanaman bawang merah
Kedudukan tanaman bawang merah dalam tata nama atau sistematika tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Lilliales Lilliflorae
Universitas Sumatera Utara
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa L.
Nama Lokal : Bawang Merah
Gambar 2.1 Bawang Merah Allium cepa L. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah, yaitu sekitar India, Pakistan
sampai Palestina. Dari berbagai penelusuran dalam literature dan nara sumber terdapat kesamaan pandangan bahwa bawang merah merupakan tanaman yang tertua dari silsilah
budidaya tanaman oleh manusia, hal ini antara lain ditunjukkan pada zaman I dan II Dynasti 3.200 – 2.700 SM bangsa Mesir sering melukiskan bawang merah pada patung dan tugu-
tugu mereka Rukmana. R, 1994. Di Jepang budidaya bawang merah dikenal pada akhir abad ke-19, pada tahun 1975,
Jepang memproduksi bawang sebanyak 1 juta ton dari 30 ribu hektar, sehingga menjadi produsen nomor dua di dunia. Di Indonesia, sentra pusat pertanaman dan diduga sebagai
daerah penyebaran bawang merah adalah Tegal, Cirebon, Pekalongan, Brebes dan Solo. Pusat produksi bawang merah masih terkonsentrasi di pulau Jawa. Tahun 1991 provinsi yang
paling luas mengembangkan bawang merah adalah Jawa Timur, kemudian diikuti Jawa Tengah dan Jawa Barat. Diluar pulau Jawa bawang merah berkembang cukup pesat antara
Universitas Sumatera Utara
lain NTB, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Bali, Sumatera Barat dan Sulawesi Tengah pada kisaran luas panen 1000-3000 hektar.
Di Indonesia bawang merah juga telah merambah ke berbagai daerah sehingga komoditi ini memiliki nama khas masing-masing daerah. Bahkan di daerah tertentu terdapat
beberapa nama panggilan yang beragam. Di Minahasa misalnya, paling tidak terdapat lima nama panggilan khas untuk bawang merah. Untuk lebih jelasnya, tabel di bawah ini memuat
nama –nama khas bawang merah di berbagai daerah dan Negara Rahayu. E,1999. Tabel 2.1 Nama bawang merah di beberapa daerah dan Negara
No. DaerahNegara
Nama- nama lain Bawang Merah 1.
Nama di Daerah Sumatera
Bawang abang mirah Aceh, Bawang megaren Alas, pia Batak, bawang sirah
,dasun merah Minang, bawang abang, bawang suluh Lampung, bawang merah,
bawang abang Melayu. 2.
Nama di daerah Jawa Bawang beureum Sunda, bawang abang,
brambang Jawa, bhabang mera Madura. 3.
Nama di Daerah Nusa Tenggara
Jasun bang, jasun Mirah Bali, laisona piras Roti, kalpeo meh Timor.
4. Nama di Daerah
Sulawesi Lasuna mahamu, lasuna randang, lasuna
raindang, rasuna mahendong, jantuna mopura Minahasa, bawangi Gorontalo,
lasuna eja Makassar, lasuna cela Bugis. 5.
Nama di Daerah Maluku Bawang nawuli Tanibar, bowing wul-wul Kai, kosai mina Buru, bawa, bawang
Halmahera, bawa roriha Ternate, bawa kohori Tidar.
Universitas Sumatera Utara
6. Nama Asing
Allium cepa var. ascalonicum, allium ascalonicum
Nama Ilmiah, shallot Inggris, syalot Belanda, eschlauch
Jerman, echalote Prancis, tamanagi Jepang.
Sumber : Wibowo. S ,1988. Bawang merah termasuk salah satu sayuran multiguna, paling penting didayagunakan
sebagai bahan bumbu dapur sehari-hari dan penyedap berbagai masakan. Bahkan akhir-akhir ini umbi bawang merah diolah menjadi bawang goring yang pemasarannya sudah menembus
sasaran ekspor. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional untuk pelayanan masyarakat. Sudah sejak lama nenek moyang menggunakan umbi bawang merah
sebagai obat nyeri perut karena masuk angin dan penyembuhan luka atau infeksi. Pada masa lalu konon bawang merah di makan segera sesudah makan sebagai tindakan pencegahan
terhadap kolera, disentri dan diare. Menurut pengobatan tradisional di India , bawang merah goreng dianggap sebagai obat disentri basiler.
Berkhasiatnya umbi bawang merah sebagai obat, diduga karena mempunyai efek antiseptic dari senyawa alliin atau allisin. Senyawa alliin ataupun allisin oleh enim liase
diubah menjadi asam piruvat, ammonia , dan allisin anti mikroba yang bersifat bakterisida. Dalam industri makanan, umbi bawang merah sering diawetkan dalam kaleng canning,
saus, sop kalengan, dan tepung bawang. Keuntungan mengkosumsi bawang merah, selain penyedia bahan pangan bergizi dan berkhasiat obat, juga sangat baik untuk kesehatan. Fungsi
dalam tubuh antara lain memperbaiki dan memudahkan pencernaan serta menghilangkan lendir-lendir dalam kerongkongan.
Bagian tanaman bawang merah lainnya seperti daun dan tungkai bunga termasuk bahan sayuran yang melezatkan. Mengkonsumsi sayuran tersebut diduga dapat membantu
pencernaan, memperbanyak air ludah, menyembuhkan penyakit kuning, memperkuat hati, dan membantu penyembuhan wasir Rukmana. R,1994.
2.1.1.2. Komposisi kimia bawang merah