steroida-glikosida antara lain saponin yang berkhasiat sebagai anti tumor, anti hemolisis, dan penawar racun.
Zat –zat lain yang ditemukan dan berkasiat sebagai obat antara lain selenium mikromineral penting yang berfungsi sebagai anti oksidan, enzim germanium suatu zat
yang mencegah rusaknya darah merah, antiarthritic factor suatu zat pencegah rusaknya persendian, dan methyllallytrisulfide zat yang mencegah terjadinya perlengketan sel darah
merah Anonim, 1999.
2.1.3. Bawang Batak Allium Chinense L.
Klasifikasi Ilmiah dari bawang batak. Kingdom
: Plantae Divisi
: Angiospermae Kelas
: Monocotiledonae Ordo
: Asparagales Family
: Amaryllidaaceae Subfamily
: Allioideae Genus
: Allium Spesies
: Allium chinense L. Nama Lokal
: Bawang Batak
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Bawang batak Allium Chinense L. Bawang batak Allium Chinense L. adalah jenis tumbuhan yang juga sebagai bahan
makanan. Bentuk Lokio seperti bawang namun dengan ujung tangkai yang lebih panjang dan warnanya cenderung putih. Jadi mirip bawang daun berbentuk mungil dengan daun kecil
panjang, dan juga bentuknya mirip seperti bawang, tapi ukurannya jauh lebih kecil, tetapi berbeda dengan Kucai.
Biasanya digunakan sebagai campuran asinan ataupun beberapa masakan. Banyak orang yang menyebut sayuran ini dengan nama lokio, tapi ada juga yang menyebutnya
dengan sebutan bawang Batak. Disebut bawang batak karena banyak ditemukan pada masakan-masakan khas Batak, salah satunya arsik. Tapi seiring dengan berkembangnya
zaman, lokio atau bawang Batak ini juga digunakan pada masakan lainnya, seperti bahan masakan untuk menumis ayam, ikan, atau daging.
2..2. Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia merupakan analisis kualitatif terhadap senyawa-senyawa metabolit sekunder. Suatu ekstrak dari bahan alam terdiri atas berbagai macam metabolit sekunder yang
berperan dalam aktivitas biologinya. Senyawa-senyawa tersebut dapat diidentifikasi dengan pereaksi-pereaksi yang mampu memberikan ciri khas dari setiap golongan dari metabolit
sekunder Harborne, 1987.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai metode yang dapat digunakan untuk identifikasi metabolit sekunder yang terdapat pada suatu ekstrak antara lain:
2.2.1. Uji Sulfur
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa. Belerang, dalam bentuk
aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfida dan sulfat. Belerang adalah unsur penting
untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino Belerang merupakan elemen penting bagi semua kehidupan, dan secara luas
digunakan dalam proses biokimia. Belerang merupakan bagian penting dari banyak enzim dan juga dalam molekul antioksidan seperti glutathione dan thioredoxin. Belerang organik
adalah komponen dari semua protein, sebagai asam amino sistein dan metionin. Untuk mengetahui adanya unsur belerang dalam suatu sampel diuji dengan
menambahkan sampel dengan NaOH pekat dan dipanaskan, kemudian di tambahkan beberapa tetes larutan argentum nitrat AgNO
3
. Akan terbentuk larutan berwarna hitam, ini menunjukkan adanya unsure belerang dalam sampel.
2.2.2. Uji Saponin