92
5.2 Saran
1. Bagi Pemerintah Pusat dan Daerah Disarankan Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Langkat memperhatikan
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah, Kualitas Aparatur Pemerintah dan implementasi aset tetap dalam mengambil kebijaksanaan untuk terus
meningkatkan dan mengembangkan daerahnya dimasa yang akan datang. 2. Bagi Peneliti Lain
Untuk penelitian mendatang dapat memperluas wilayah sampel penelitian dengan memasukkan bebearapa sampling area disekitar wilayah Medan dan
untuk penelitian mendatang sebaiknya menambah variabel independen atau variabel kontrol guna mengetahui variabel-variabel lain yang dapat
mempengaruhi kualitas laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan
Untuk memecahkan berbagai kebutuhan yang muncul dalam pelaporan keuangan, akunttansi, dan audit di pemerintahan, baik
pemerintah pusat maupun pemda di Republik Indonesia, diperlukan sebuah Standar Akuntansi Pemerintah SAP yang kredibel yang
dibentuk oleh sebuah komite SAP. Komite SAP merupakan sebuah cerita panjang seiring dengan perjalanan reformasi keuangan di
Indonesia. Kebutuhan standar dan pembentukan komite penyusunnya mulai muncul ketika desakan untuk penerapan IPSAS semakin kuat.
“Akuntansi Pemerintahan,”
2010:121 Diawali
dengan pembentukan Kompartemen Akuntan Sektor Publik di IAI pada tanggal
8 Mei 2000 yang salah satu programnya adalah penyusunan standar akuntansi keuangan untuk berbagai unit kerja pemerintahan.
Keprihatinan akan situasi proses pelaporan keuangan sektor publik dijadikan satu-satunya alasan bagi peluncuran program pengembangan
standar akuntansi. Menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 71 tahun 2010
tentang standar akuntansi pemerintahan, pasal 1 nomor 3. Standar Akuntansi Pemerintahan merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
12
pemerintah. Akuntansi pemerintahan tidak terlepas dari pengertian akuntansi secara umum. Akuntansi didefinisikan sebagai aktivitas
pemberian jasa service activity untuk menyediakan informasi keuangan kepada para pengguna users dalam rangka pengambilan keputusan.
Untuk aktivitas tersebut, dilakukan suatu proses pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran suatu transaksi keuangan yang
timbul dari kegiatan suatu organisasi untuk menghasilkan informasi keuangan berupa posisi keuangan pada waktu tertentu, hasil kegiatan
untuk periode yang berakhir pada waktu tertentu, disertai dengan suatu penafsiran atas informasi keuangan tersebut.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka akuntansi pemerintahan dapat didefinisikan menjadi suatu aktivitas pemberian jasa untuk menyediakan
informasi keuangan pemerintah berdasarkan proses pencatatan, pengklasifikasian, pengikhtisaran suatu transaksi keuangan pemerintah
serta penafsiran atas informasi keuangan tersebut. Dengan demikian, secara umum pengertian tersebut tidak berbeda
dengan akuntansi, dan perbedaan terletak pada jenis transaksi yang dicatat dan penggunaannya. Jenis yang dicatat dalam akuntansi
pemerintahan adalah transaksi keuangan pemerintah yang sebagian akan memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan transaksi
dalam akuntansi bisnis. Pengguna informasi keuangan pemerintah antara lain rakyat secara umum yang diwakili oleh lembaga legislative,
Universitas Sumatera Utara
13
pemerintah sendiri, kreditor seperti Bank Dunia, International Monetary Fund IMF, Asian Development Bank ADB, dan lainnya.
Organisasi pemerintahan tidak mencari laba. Karakteristik utama ini memberikan pengaruh signifikan dalam desain persamaan dalam
akuntansi pemerintahan. Dengan tidak adanya laba, maka tidak ada akumulasi kekayaan yang menjadi hak pemilik yang dilambangkan
dalam ekuitas, seperti yang dikenal dalam akuntansi perusahaan. Hal tersebut ditegaskan dalam karakteristik lain yang mengatakan bahwa
tidak ada kepemilikan dalam organisasi pemerintahan. Dengan demikian, kekayaan bersih yang dimiliki baik karena investasi maupun
akumulasi hasil operasi bukanlah sebuah ekuitas yang dimiliki seseorang, tetapi lebih merupakan informasi bagi masyarakat tentang
jumlah kekayaan bersih pemerintah yang tersedia available untuk digunakan dalam menjalankan program-programnya.
2.1.2 Kualitas Aparatur Pemerintah
Dalam suatu organisasi terutama organisasi pemerintahan terkait upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, tidak bisa terlepas dari
adanya unsur sumber daya manusia sebagai penggerak jalannya organisasi. Sumber daya manusia menjadi penentu berjalan tidaknya
suatu, selain ketersediaan sarana maupun prasarananya. Organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat
mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Agar terdapat manusia- manusia
Universitas Sumatera Utara
14
yang berkualitas atau manusia yang berdaya guna dan berhasil guna perlu adanya Manajemen Sumber Daya Manusia MSDM.
Aparatur pemerintah pada dasarnya ditujukan untuk meningkatkan kemampuannya
dalam menyelenggarakan
pembangunan serta
melaksanakan tugas pelayanan pemerintahan dengan cara-cara yang dapat meningkatkan hasil guna dan daya-guna. Aparatur pemerintah juga
sebagai pelayanan masyarakat, pegawai negeri, dan alat Negara lainya. Dimana melalui pendidikan, latihan, dan pengalaman, seseorangaparat
dapat membekali dirinya dengan berbagai pengetahuan yang menjadikan cakap dan trampil didalam melaksanakan segala tugas dan
tanggung jawab demi tercapainya tujuan organisasi dan pelaksanaan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab. Dengan kata lain
kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan akan tergambar dari penguasaan berbagai pengetahuan dan ketrampilan yang
secara keseluruhan akan membantu tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Karena dengan kemampuan yang tinggi,
seseorangaparat dapat berbuat banyak terutama tugas - tugas pekerjaan dalam organisasi. Artinya, kemampuan itu sendiri merupakan kecakapan
untuk mengantisipasikan dan mempengaruhi perubahan serta mengolah sumber- sumber untuk mencapai tujuan.
Dengan adanya otonomi daerah, penyelenggaraan pemerintahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah masing-masing. Implikasinya
adalah pemerintah daerah harus memberikan penekanan pada
Universitas Sumatera Utara
15
peningkatan kualitas sumber daya manusia yaitu Pegawai Negeri Sipil Daerah PNSD. Pemerintah daerah sangat membutuhkan PNSD yang
profesional dengan wawasan yang luas, memiliki kompetensi di bidangnya dan memiliki jiwa berkompetisi yang sportif.
Pemerintah daerah sangat membutuhkan PNSD yang profesional dengan wawasan yang luas, memiliki kompetensi di bidangnya dan
memiliki jiwa berkompetisi yang sportif. PNSD yang professional akan mampu menyelesaikan tugas dan pekerjaannya secara tuntas. Dengan
kompetensi yang dimilikinya, PNSD dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara optimal. PNSD yang berkualitas dan kompeten
dalam bidang akuntansi keuangan menjadi penyangga utama untuk dapat tersusunnya laporan keuangan yang berkualitas. Hal ini berarti
kualitas PNSD di bidang akuntansi keuangan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan yang disusun
pemerintah daerah.
2.1.3 Implementasi Aset Tetap
Perlakuan akuntansi pada aset tetap umum terkait dengan perolehan dan nilainya, pencatatan, klasifikasi, sumber pembiayaan, penyusutan
dan laporan keuangan. Perolehan aset tetap bisa dari pembelian, pembangunan, pemberian, penyitaan, dan pengambilalihan. Nilai aset
tetap dicatat berdasarkan nilai perolehannya at cost, nilai perkiraan dan nilai yang wajar. Pencatatan transaksi perolehan dilakukan di Dana
Proyek Modal dan atau Dana Pendapatan Khusus. Klasifikasi dilakukan
Universitas Sumatera Utara
16
seperti akuntansi pada umumnya, yaitu tanah, bangunan, infrastruktur, mesin dan peralatan dan proyek kontruksi. Sumber pembiayaan berasal
dari Dana Proyek Modal dan Dana Umum atau Dana Pendapatan
Khusus.
Yang termasuk dalam aset tetap menurrut definisi akuntansi pemerintahan adalah :
1. Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan
oleh entitas lain, misalnya universitas. 2.
Hak atas tanah Dalam akuntansi pemerintahan di Indonesia, tidak ada perbedaan
yang signifikan dalam pengklasifikasian aset tetap. Berdasarkan PP 24 tahun 2005, aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat
atau fungsinya dalam aktivitas operasional entitas akuntansi. Klasifikasi aset tetap tersebut adalah :
1. Tanah, termasuk di antaranya tanah yang diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
2. Peralatan dan mesin, termasuk di antaranya mesin-mesin dan
kendaraan bermotor, alat elektronik, dan seluruh investaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya
lebih dari 12 dua belas bulan dan dalam kondisi siap pakai.
Universitas Sumatera Utara
17
3. Gedung dan bangunan, mencakup seluruh gedung dan bangunan
yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
4. Jalan, irigasi, dan jaringan, mencakup jalan, irigasi, dan jaringan
yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap pakai.
5. Aset tetap lainnya, mencakup aset tetap yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap tersebut, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah
dan dalam kondisi siap pakai. 6.
Kontruksi dalam pengerjaan, mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan
belum selesai seluruhnya. Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional
pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya. Pengakuan aset tetap adalah
ketika manfaat keekonomian dan biaya perolehan sudah tersedia. Maka ketika suatu entitas melakukan pembelian kendaraan secara kredit,
pembelian tersebut sudah harus diperhitungkan sebagai perolehan aset tetap.
2.1.4 Kualitas Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban atas kepengurusan sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu entitas.
Universitas Sumatera Utara
18
Laporan keuangan yang diterbitkan harus disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku agar laporan keuangan tersebut dapat
dibandingkan dengan laporan keuangan priode sebelumnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lain. Menurut Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005, Laporan Keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Untuk kasus akuntansi pemerintahan di Indonesia seperti yang telah
diatur dalam PP 24 Tahun 2005, tujuan laporan keuangan pemerintah adalah menyajikan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan dan menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan :
1. Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi,
kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah. 2.
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas dana pemerintah.
3. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunan
sumber daya ekonomi. 4.
Menyediakan informasi mengenai ketaatan realisasi terhadap anggarannya.
5. Menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai
aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya.
Universitas Sumatera Utara
19
6. Menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk
membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan. 7.
Menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya.
Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan suatu entitas harus mengandung unsur-unsur yang dapat memenuhi tujuan
tersebut. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBNAPBD,
setiap entitas pelaporan mempunyai kewajiban untuk menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja. Entitas pelaporan
yang dimaksud adalah Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, Kementrian NegaraLembaga, dan Bendahara Umum Negara.
Laporan Keuangan Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Bendahara Umum Negara setidak-tidaknya terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan Laporan Keuangan Kementrian NegaraLembaga
setidak-tidaknya terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Semua Laporan Keuangan tersebut
disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah SAP dan dihasilkan dari suatu Sistem Akuntansi Pemerintahan.
Dilingkup Pemerintah pusat, setiap kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan suatu Kementrian Negara Lembaga merupakan Entitas
Akuntansi. Begitu juga Bendahara Umum Daerah dan setiap pengguna
Universitas Sumatera Utara
20
anggaran dilingkungan pemerintah daerah juga merupakan Entitas Akuntansi.
2.1.5 Pengendalian Internal
Pengendalian internal bertujuan untuk menyediakan keyakinan
yang memadai bahwa 1 aset telah dilindungi dan digunakan untuk keperluan bisnis, 2 informasi bisnis akurat, dan 3 pegawai mematuhi
hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal dapat melindungi
aset perusahaan
dari pencurian,
kecurangan, penyalahgunaan, atau kesalahan penempatan. Salah satu pelanggaran
pengendalian internal yang paling serius adalah kecurangan yang dilakukan oleh pegawai. Kecurangan pegawai employee fraud adalah
tindakan yang disengaja untuk menipu perusahaan demi keuntungan pribadi. Penipuan ini meliputi pencurian kecil-kecilan, seperti lebih catat
beban perjalan dinas dengan sengaja, hingga penggelapan uang miliaran
rupiah melalui skema penipuan yang rumit.
Informasi yang sangat akurat sangat penting untuk menjalankan perusahaan dengan sukses. Perlindungan aset serta informasi yang akurat
sering kali berjalan beriringan. Alasannya adalah pegawai yang mencoba melakukan penipuan juga harus melakukan penyesuaian pencatatan
akuntansi agar dapat menyembunyikan kecurangan yang dilakukannya. Perusahaan harus patuh pada hukum, peraturan, serta standar pelaporan
keuangan yang berlaku. Contoh standar serta hukum tersebut mencakup peraturan mengenai lingkungan hidup, klausul perjanjian, peraturan
Universitas Sumatera Utara
21
keselamatan kerja, dan prinsip yang terdapat dalam standar akuntansi pemerintahan.
Kebijakan pengendalian harus menetapkan tanggung jawab berbagai aktivitas usaha. Tanggung jawab untuk operasi, penyimpanan aset, dan
akuntansi harus dipisahkan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan. Pengawasan terhadap sistem pengendalian
internal dapat menemukan kelemahan-kelemahan dan memperbaiki efektivitas pengendalian. Sistem pengendalian internal dapat diawasi
melalui usaha manajemen yang berkelanjutan atau evaluasi terpisah. Upaya pengendalian yang berkelanjutan termasuk memantau perilaku
pegawai dan sinyal peringatan dari sistem akuntansi.
2.2 Penelitian Terdahulu