Kegiatan promotif dilakukan kepada lanjut usia, keluarga ataupun masyarakat di sekitarnya, antara lain berupa penyuluhan tentang perilaku hidup sehat, gizi
untuk lanjut usia, proses degeneratif seperti katarak, presbikusis dan lain-lain. Upaya peningkatan kebugaran jasmani, pemeliharaan kemandirian serta
produktivitas masyarakat lanjut usia. 1. Perilaku Hidup Sehat
Perilaku hidup sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang
atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Menurut Dachroni
tahun 1998, PHBS erat kaitanya dengan pemberdayaan masyarakat karena bidang garapanya adalah membantu masyarakat yang seterusnya bermuara
pada pemeliharaan, perubahan, atau peningkatan perilaku positif dalam bidang kesehatan. Perilaku hidup bersih dan sehat ini sesuai dengan visi
promosi kesehatan dan dapat di praktekan pada masing-masing tatanan. Gaya hidup sehat untuk lansia yang terpenting seperti tidak merokok,
melakukan aktivitas 30 menit sehari, personal higiene, mengatur kesehatan lingkungan seperti rumah sehat dan membuang kotoran pada tempatnya.
2. Gizi untuk Lanjut Usia
Konsumsi makan yang cukup dan seimbang akan bermanfaat bagi lanjut usia untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan penyakit kekurangan
gizi, yang seyogyanya telah dilakukan sejak muda dengan tujuan agar
Universitas Sumatera Utara
tercapai kondisi kesehatan yang prima dan tetap produktif di hari tua. Hidangan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat
pembangun, dan zat pengatur. 1. Sumber zat tenaga atau kalori adalah bahan makanan pokok seperti
beras, jagung, ubi dan lainya yang mengandung karbohidrat. 2. Sumber zat pembangun atau protein penting untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel yang rusak, pada hewani seperti telur, ikan dan susu. Sedangkan pada nabati seperti kacang-kacangan, tempe, tahu.
3. Sumber zat pengatur, bahan mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk melancarkan bekerjanya fungsi organ tubuh
contohnya sayuran dan buah. b. Upaya Preventif
Kegiatan ini bertujuan untuk mencegah sedini mungkin terjadinya penyakit dan komplikasinya akibat proses degeneratif. Kegiatan berupa
deteksi dini dan pemantauan kesehatan lanjut usia yang dapat dilakukan di kelompok lanjut usia posyandu lansia atau Puskesmas dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat KMS lanjut usia. c. Upaya Kuratif
Kegiatan pengobatan ringan bagi lanjut usia yang sakit bila dimungkinan dapat di lakukan di kelompok lanjut usia atau Posyandu lansia. Pengobatan
lebih lanjut ataupun perawatan bagi lanjut usia yang sakit dapat dilakukan di fasilitas pelayanan seperti Puskesmas Pembantu, Puskesmas ataupun di Pos
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan Desa. Apabila sakit yang diderita lanjut usia membutuhkan penanganan dengan fasilitas lebih lengkap, maka dilakukan rujukan ke
Rumah Sakit setempat. d. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif ini dapat berupa upaya medis, psikososial, edukatif maupun upaya-upaya lain yang dapat semaksimal mungkin mengembalikan
kemampuan fungsional dan kepercayaan diri lanjut usia. 1.7 Pengelompokan Lansia
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO lanjut usia meliputi: usia pertengahan middle age ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia
elderly kelompok usia 60 – 74 tahun, lanjut usia tua old kelompok usia 75 – 90 tahun, usia sangat tua very old kelompok usia 90 tahun.
Menurut Jos Masdani Psikologi UI lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa, dan menurut Koesoemato Setyonegoro pengelompokan lanjut
usia sebagai berikut: usia dewasa muda elderly adulhood : 18 atau 20 – 25 tahun, usia dewasa penuh middle years atau maturitas : 25 – 60 atau 65 tahun
Nugroho, 2000 . Batasan – batasan lanjut usia menurut WHO :
1. Usia pertengahan middle age ,ialah kelompok usia 45-59 thn.
2. Lanjut usia elderly = antara 60 dan 74 tahun.
3. Lanjut usia tua old = antara 75 dan 90 tahun.
Universitas Sumatera Utara
4. Usia sangat tua very old = di atas 90 tahun nugroho , 2000 .
1.8 Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Pada Lanjut Usia a. Perubahan-perubahan
fisik 1
Sistim persyarafan: cepatnya menurun hubungan persyarafan kemampuan berkurang, lambat dalam respon dan waktu untuk
bereaksi, khususnya dengan stres, mengecilnya saraf panca indera, berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecil syaraf
pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu. 2
Sistim penglihatan: kornea lebih berbentuk sfevis bola, lensa lebih suram kekeruhan pada lensa menjadi katarak, jelas menyebabkan
gangguan penglihatan, meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat dan susah melihat dalam
cahaya gelap. 3
Sistim kardiovaskuler: kemampuan jantung memompa darah menurun 1 setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan
menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah,kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk duduk ke berdiri bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
mengakibatkan pusing mendadak, tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.
Universitas Sumatera Utara
4 Sistim kulit: kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan
lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik, kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal.
5 Rambut : penurunan pigmen yang menyebabkan rambut berwarna abu
– abu atau putih, penipisan seiring penurunan jumlah melanosit, rambut pubik rontok akibat perubahan hormonal.
6 Telinga : Atrofi organ korti dan saraf auditorius , ketidakmampuan
membedakan konsonan bernada tinggi , perubahan struktural degeneratif dalam keseluruhan sistem pendengaran.
7 Sistem meskuluskletal: Peningkatan jaringan adiposa, penurunan masa
tubuh yang tidak berlemak dan kandungan mineral tubuh, penurunan pembentukan kolagen dan masa otot, penurunan viskositas cairan
sinovial dan lebih banyak membran sinovial yang fibritik Stockslager, 2003.
b. Perubahan-perubahan mental
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental: perubahan fisik, khususnya organ perasa, kesehatan umum, tingkat pendidikan,
keturunan, lingkungan. c.
Perubahan-perubahan psikososial 1 Pensiun
Seseorang pension akan mengalami kehilangan-kehilangan antara lain: kehilangan finansial income berkurang, kehilangan status,
Universitas Sumatera Utara
kehilangan teman relasi, kehilangan pekerjaan, merasakan atau sadar akan kematian.
2 Perubahan dalam cara hidup
3 Gangguan panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
4 Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik
Wahyudi Nugroho, 2000 1.9
Hal-Hal Yang Diperhatikan Agar Lansia Sehat a
Mandi Pada waktu lansia memasuki kamar mandi hendaknya tubuhnya dipegang kuat
oleh pengasuhnya, jika merasa oyong waktu sedang mandi segera dibaringkan tanpa bantal.
b Kebersihan mulut
Lansia yang tidak mandiri perlu dibantu dalam membersihkan giginya, jika ada gigi palsu hendaklah dibersihkan setelah habis makan dengan sikat gigi.
Menghilangkan baunya gigi palsu direndam dengan air hangat yang telah dibubuhi obat pembersih mulut beberapa tetes selama 5 – 10 menit, kemudian
bilas kembali sampai bersih. c
Cara mencuci rambut dan kulit Kulit dan rambut pada lansia mulai mengering. Sehabis mandi, rambut harus
segera dikeringkan agar tidak mudah menjadi demam, batuk, pilek dan lain-lain. d
Kuku
Universitas Sumatera Utara
Waktu menggunting kuku lansia harus hati-hati agar tidak terjadi luka pada lansia, khususnya penderita diabetes melitus lebih sukar sembuh.
e Pakaian
Pakaian lansia hendaknya terbuat dari bahan lunak, harus dijaga agar tetap rapi karena banyak lansia yang tidak peduli lagi terhadap pakaian.
f Istirahat tidur
Biasanya pola tidur lansia hanya beberapa jam saja, kemudian terbangun lagi dan memerlukan waktu untuk dapat tidur kembali. Tercapai kesegaran jasmani
dan rohani lansia sangat perlu, maka pola istirahat dan tidur harus dilakukan berulang-ulang setiap hari. Kamar tidur hendaknya mempunyai ventilasi yang
baik, khususnya bagi penyakit paru. g
Masalah buang air kecil dan besar Lansia pria akibat pembesaran kelenjar prostat dapat menimbulkan gangguan
berkemih. Lansia wanita akibat kebersihan pada daerah kemaluan dan dubur jika tidak dijaga dengan baik, maka sering sekali terjadi infeksi saluran
kemihR.Boedi – Darmojo,2003.
2. Pengkajian status fungsional.