kencang, menyebabkan aliran turbulen dalam chamber, yang menghambat pengeringan produk bahan pangan. Produk yang sesuai dikeringkan dengan alat ini
adalah produk yang memiliki keseragaman yang tinggi, misalnya biji cokelat, biji jagung dan apel. Kelebihannya adalah harga murah, karena membutuhkan daya yang
tidak terlalu tinggi
4
Fellows,1990. Komponen cabinet dryer adalah tray, heater dan fan. Tray disesuaikan dengan
kapasitas jumlah, berat dan ukuran produk pangan. Tray berfungsi sebagai wadah biji dalam proses pengeringan, yang disusun bertingkat. Sedangkan boiler berfungsi
sebagai pemanas udara atau pengering udara dan penghembus udara kering yang akan digunakan dalam pengeringan
5
Severn, 1954. Boiler memiliki medium pemanas berupa steam. Kualitas steam yang digunakan adalah 90, agar dapat mengeringkan
udara secara optimal yang dapat memenuhi kebutuhan panas udara kering dalam pengeringan. Suhu steam yang digunakan adalah 120
˚C
5
Severn, 1954. Suhu tersebut mampu menghasilkan kalor untuk mengeringkan udara secara optimal. Pada
1 HP, boiler memiliki heating surface sebesar 10 ft
2 1
Banwatt, 1981. Dalam perhitungan neraca panas, dibutuhkan data-data yaitu panas spesifik,
panas latent, RH dan suhu sehingga diperoleh hubungan antara RH udara dengan kadar air dalam bahan pangan pada grafik psychrometric charts
3
Singh,2001. Hubungan tersebut menentukan berapa panas masuk dan keluar yang setimbang. Selain itu, juga menentukan panas yang hilang dalam proses pengeringan.
Selain neraca panas, juga dibutuhkan neraca massa untuk mengetahui keseimbangan antara berapa produk yang masuk dengan berapa yang keluar serta berapa uap air
yang dilepaskan dalam proses. Ini berpengaruh juga pada perubahan fraksi air dalam bahan pangan
3
Singh, 2001.
2.4. Standar Mutu Jagung
Pengendalian mutu merupakan usaha mempertahankan mutu selama proses produksi sampai produk berada di tangan konsumen pada batas yang dapat diterima
dengan biaya seminimal mungkin. Pengendalian mutu jagung pada saat pasca panen dilakukan mulai pemanenan, pengeringan awal, pemipilan, pengeringan akhir,
pengemasan dan penyimpanan. Berdasarkan warnanya, jagung kering dibedakan menjadi jagung kuning bila
sekurang-kurangnya 90 bijinya berwarna kuning, jagung putih bila
Universitas Sumatera Utara
sekurangkurangnya bijinya berwarna putih dan jagung campuran yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut. Dalam perdagangan internasional, komoditi jagung
kering dibagi dalam 2 nomor HS dan SITC berdasarkan penggunaannya yaitu jagung benih dan non benih.
a Syarat Umum
1. Bebas hama dan penyakit. 2. Bebas bau busuk, asam, atau bau asing lainnya.
3. Bebas dari bahan kimia, seperti: insektisida dan fungisida. 4. Memiliki suhu normal.
b Syarat Khusus
Syarat khusus jagung disesuaikan dengan Standar yang telah ditentukan dalam SNI.
Tabel 2.1. Syarat khusus jagung sesuai Standar Nasional Indonesia No
Komponen Utama
Persyaratan Mutu maks I
II III
IV
1 Kadar air
14 14
15 17
2 Butir Rusak
2 4
6 8
3 Butir Warna Lain
1 3
7 10
4 Butir Pecah
1 4
3 5
5 Kotoran
1 1
2 2
2.5. Analisa Kadar Air
Kadar air jagung yang telah dikeringkan dapat dihitung melalui beberapa tahapan berikut ini.
- Menghitung kadar air jagung kering yang diperkirakan dengan menggunakan
persamaan berikut ini.
[ ]
100 ×
− =
Wjk Wjo
Wjk wf
2.1 w
f
= Kadar air jagung yang diperkirakan W
jk
= Berat jagung kering kg W
jo
= Berat jagung dengan kadar air 0 kg -
Nilai total kadar air setelah jagung dikeringkan w
f
Universitas Sumatera Utara
Berat air jagung awal W
i
, kg W
i
= W
jb
× w
i
2.2 w
i
= kadar air awal jagung W
jb
= Berat jagung basah hasil panen kg
[ ]
100 ×
− −
= Wjb
Wf Wjk
Wjb wi
2.3 -
Berat kandungan air jagung akhir W
f
, kg Wjk
Wf ×
= 66
, 16
2.4 2.6. Analisa Kebutuhan Energi Selama Proses Pengeringan
a Kebutuhan energi untuk pengeringan jagung Q
d
, kkal Q
d
= Q
t
+ Q
w
+ Q
l
2.5 dimana;
Q
d
= energi pengeringan jagung, kkal Q
t
= energi pemanasan jagung, kkal Q
w
= energi pemanasan air jagung, kkal Q
l
= energi penguapan air jagung, kkal -
Energi untuk pemanasan jagung Q
t
, kkal Q
t
= W
jb
. cp
jagung
T
d
-T
a
2.6 cp
jagung
= Panas jenis jagung kkalkg
o
C T
a
= Temperatur awal jagung
o
C T
d
= Temperatur rata - rata udara pengering
o
C -
Energi pemanasan air jagung Q
w
, kkal Q
w
= W
i
× cp
air
T
d
-T
a
2.7 cp
air
= Panas jenis air kkalkg
o
C -
Berat air yang dipindahkan selama proses pengeringan W
r
, kg W
r
= W
i
– W
f
2.8 -
Energi penguapan air jagung Q
l
, kkal Q
l
= W
r
× h
fg
2.9 h
fg
= Panas laten air kkalkg b
Energi yang hilang dari dinding dan ventilasi ruang pengering Q
lt
, kkal Q
lt
= Q
lw
× N + Q
lv
2.10 dimana;
Universitas Sumatera Utara
Q
lw
= energi yang hilang melalui dinding box pengering, kkaljam Q
lv
= energi yang hilang dari ventilasi, kkaljam N
= Lama pengeringan -
Kehilangan energi melalui dinding box pengering Q
lw
2 2
1 1
1 k
x k
x U
∆ +
∆ =
2.11
menyeluruh
T A
U Qlw
∆ ⋅
⋅ =
2.12 Dimana :
Q
lw
= energi yang hilang melalui dinding box pengering kkaljam U = Koefisien perpindahan kalor menyeluruh kkalm
2.
h.
o
C A = Luas penampang m
2
∆T = T
d
= Temperatur rata – rata udara pengering
o
C k
1
= koefisien perpindahan kalor konduksi plat kkalmh
o
C k
2
= koefisien perpindahan kalor konduksi isolasi kkalmh
o
C ∆x
1
= tebal plat m ∆x
2
= tebal lapisan isolasi m -
Kehilangan energi melalui ventilasi Q
lv
N cpw
V Qlv
Ta -
Td ×
=
•
2.13 dimana;
•
V = Debit udara ventilasi, m
3
s cp
w
= Panas jenis udara basah kkalm
3 o
C
ar
Wr V
ρ ×
=
•
1000 2.14
- Massa jenis uap air ventilasi
ρ
ar
, grm
3
Rha RHd
sa sd
ar
⋅ −
⋅ =
ρ ρ
ρ 2.15
ρ
ar
= Massa jenis uap air ventilasi grm
3
ρ
sa
= Massa jenis moisture jenuh pada T
a
grm
3
ρ
sd
= Massa jenis moisture jenuh pada T
d
grm
3
c Total Energi yang Dibutuhkan untuk Mengeringkan Jagung Per Siklus Q
T
, kkal
Universitas Sumatera Utara
Q
T
= Q
d
+ Q
lt
2.16
2.7. Analisa Kebutuhan Bahan Bakar yang Digunakan