Q
T
= Q
d
+ Q
lt
2.16
2.7. Analisa Kebutuhan Bahan Bakar yang Digunakan
- Kebutuhan bahan bakar selama proses pengeringan jagung
Kebutuhan bahan bakar
k
NKB QT
= 2.17
dimana; Q
T
= Total energi yang dibutuhkan untuk mengeringkan jagung per siklus
NKB
k
= Nilai kalor bakar bahan bakar -
Kebutuhan bahan bakar tiap jam literjam Kebutuhan bahan bakarjam
N bakar
bahan total
Kebutuhan =
2.18 dimana; N = Lama pengeringan
2.8. Analisis Titik Impas Break Even Point
Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara volume produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, serta laba dan rugi.
Dengan kata lain analisis titik impas merupakan teknik untuk mengetahui besarnya volume pendapatan dari pengeringan jagung tongkol sehingga produksi
jagung kering tidak mengalami kerugian. -
Nilai BEP dalam jumlah pengeringan dapat dihitung dengan : BEP
variabel Biaya
- penerimaan
Biaya tetap
Biaya =
2.19 Setelah diperoleh nilai BEP dalam jumlah pengeringan, maka dapat dihitung
nilai BEP dalam bentuk biaya Rp dan nilai BEP dalam bentuk jumlah bahan yang
akan dikeringkan kg.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 PERANCANGAN ALAT PENGERING
Perancangan yang akan dilakukan meliputi dimensi atau ukuran – ukuran utama dari alat pengering. Alat pengering ini memiliki ruang bahan pengeringan,
ruang bahan bakar, tray atau rak bahan yang akan dikeringkan dan tempat air yang akan dipanaskan. Pada alat pengering ini juga dirancang ruang untuk udara luar masuk
ke dalam alat pengering. Alat pengering ini tidak memakai fan atau kipas dalam proses pengeringan. Sehingga kipas tidak dirancang dalam alat pengering ini.
Karena tidak memakai kipas atau fan, maka untuk menghasilkan distribusi suhu yang merata pada alat pengering ini dirancanglah bentuk tray atau rak
penampungan bahan yang nantinya dapat membentuk pola aliran udara panas yang mampu mendistribusikan suhu sehingga suhu di dalam alat menjadi merata. Untuk
menghasilkan bentuk tray yang diinginkan, harus dilakukan terlebih dahulu beberapa pengujian. Bentuk pengujian yang dilakukan ialah pengujian hampa yaitu alat
pengering yang telah jadi dites dengan tidak menggunakan bahan yang akan dikeringkan. Dari beberapa pengujian hampa ini akan didapat bentuk tray yang sesuai
dan menghasilkan pola aliran udara panas yang merata tiap tingkatannya. Alat pengering ini dirancang dengan berbahan bakar minyak tanah atau kerosin dan dapat
juga dipakai untuk bahan bakar kayu bakar. Prinsip kerja alat pengering yang dirancang adalah pemanasan air terlebih
dahulu sehingga menghasilkan uap air. Panas uap air yang dihasilkan ini bertujuan sebagai media pengering. Proses pengeringan yang terjadi pada alat pengering ini
adalah konduksi dan konveksi. Karena alat ini tidak memiliki kipas, maka proses pengeringan yang terjadi adalah proses pengeringan alami. Alat pengering ini juga
dilengkapi isolasi yang terbuat dari karet dan bertujuan untuk mengurangi kehilangan panas di dalam alat sewaktu proses pengeringan berlangsung. Adapun tebal karet
isolasi sebesar 10 mm.
Universitas Sumatera Utara