Tempat dan Waktu Peralatan yang Digunakan

BAB 4 PENGUJIAN ALAT PENGERING

4.1. Tempat dan Waktu

Pengujian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Mekanik, gedung Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pengujian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat pengering yang telah selesai dirancang dan kemudian dibuat untuk dapat diaplikasikan sesuai fungsinya. Pengujian ini dilaksanakan sejak alat pengering selesai dibuat sampai proses pengeringan bahan. Proses pengujian ini berlangsung selama 2 bulan, yaitu sejak bulan oktober 2009 sampai dengan desember 2009.

4.2. Peralatan yang Digunakan

a Alat Pengering Alat pengering ini dibuat berdasarkan hasil rancangan terlebih dahulu. Alat pengering ini dibuat bertujuan untuk mengeringkan produk pertanian sebagai solusi dari permasalahan cuaca di Indonesia yang tidak stabil. Kapasitas pengeringan dari alat ini tergantung pada produk pertanian yang akan dikeringkan. Gambar 4.1. Alat pengering yang akan digunakan Universitas Sumatera Utara b Heater Alat ini digunakan sebagai tempat pemanasan air yang akan dipanaskan di dalam alat pengering. Udara panas yang dihasilkan dari pemanasan heater ini yang nantinya dimanfaatkan untuk mempercepat proses pemanasan. Gambar 4.2. Heater c Thermocouple Thermometer Untuk melakukan pengukuran temperatur yang terjadi di dalam alat pengering digunakan instrumen pengukuran temperatur, yaitu Thermocouple Thermometer Tipe KW 06-278 Krisbow seperti terlihat pada Gambar 4.3. Setting instrumen pengukuran temperatur ini dilakukan pada saat akan melakukan pengukuran temperatur yang terjadi di dalam alat pengering selama proses pengeringan berlangsung. Spesifikasi Thermocouple Thermometer Tipe KW 06-278 Krisbow sebagai berikut: • Nama : Digital thermometer, single input • Input sensitivity : User selectable 0.1 o C or 1 o C • Temperatur range : - 50.0 o C ~ 1300 o C - 58 o F ~ 2000 o F • Accuracy range : ± 0.5 ± 1 o C ± 0.5 ± 2 o F • Ukuran : 165 x 76 x 43 mm • Berat : 403 gram • Sumber daya : dua buah baterai 1,5 V Alkaline Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Thermocouple Thermometer d Thermo Anemometer Untuk melakukan pengukuran terhadap kecepatan udara pengering diantara jagung yang terjadi di dalam alat pengering digunakan instrumen pengukuran yaitu Thermo Anemometer seperti terlihat pada Gambar 4.4. Setting instrumen ini dilakukan pada saat proses pengeringan berlangsung. Spesifikasi Thermo Anemometer sebagai berikut: • Nama : Digital Hot Wire Thermo Anemometer • Specifications range : 0.2 ms ~ 20.0 ms 0.7 kmh ~ 72.0 kmh 40 ftmin ~ 3940 ftmin 0.5 MPH ~ 44.7 MPH 0.4 knots ~ 31.1 knots • Temperature range : 32 o F ~ 122 o F 0 o C ~ 50 o C • Accuracy range : 0.1 ms 0.1 kmh 1 ftmin 0.1 MPH 0.1 knots 0.1 o F o C • Ukuran : 175 x 86 x 47 mm • Berat : 510 gram Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Thermo Anemometer e Relative Humidity Meter Untuk melakukan pengukuran terhadap kelembaban relative udara pengering yang terjadi selama proses pengeringan digunakan instrumen pengukuran yaitu Relative Humidity Meter seperti terlihat pada Gambar 4.5. Setting instrumen ini dilakukan pada saat proses pengeringan berlangsung. Spesifikasi Relative Humidity Meter sebagai berikut: • Nama : Relative Humidity Meter 2080R Digitron • Air temperature : -10 o C ~ 100 o C 14 o F ~ 212 o F • Humidity range : 0 RH ~ 100 RH • Thermocouple model : Type K • Temperatur range : - 200 o C ~ 1350 o C - 328 o F ~ 2462 o F Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Relative Humidity Meter f Thermometer Fungsi alat ini hampir sama dengan Thermocouple Thermometer yaitu untuk melakukan pengukuran temperatur yang terjadi di dalam alat pengering. Setting instrumen pengukuran temperatur ini dilakukan pada saat akan melakukan pengukuran temperatur yang terjadi di dalam alat pengering selama proses pengeringan berlangsung. Spesifikasi Thermometer KW 06-308 Krisbow sebagai berikut: • Nama : Thermometer • Input sensitivity : User selectable 0.1 o C or 1 o C • Temperatur range : - 40.0 o C ~ 250 o C - 40 o F ~ 482 o F • Accuracy range : ± 2 ± 2 o C ± 2 ± 2 o F • Sampling time : 2.0 seconds • Sumber daya : Baterai LR44 1.5V Universitas Sumatera Utara Gambar 4.6. Thermometer g Kompor Minyak Tanah Pada pengujian ini, kompor digunakan sebagai alat untuk memanaskan atau memasak air yang terdapat di dalam alat pengering sehingga menghasilkan uap air. Kompor yang digunakan memiliki sumbu sebanyak 16 sumbu dengan kapasitas bahan bakar 2 liter minyak tanah atau kerosin. Gambar 4.7. Kompor Minyak Tanah h Timbangan Timbangan digunakan untuk mengukur berat produk yang akan dikeringkan. Alat ini digunakan pada saat produk sebelum dikeringkan dan sesudah dikeringkan. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar pengurangan berat produk setelah mengalami proses pengeringan dengan alat pengering. Kapasitas pengukuran timbangan ini adalah 5 kg dengan graduation 20 gram. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8. Timbangan i Kayu Bakar Kayu bakar ini digunakan sebagai bahan bakar untuk memanaskan air pada heater alat pengering. Kayu bakar digunakan sebagai bahan bakar alternatif karena ketersediaan kerosin yang semakin terbatas. Gambar 4.9. Kayu bakar 4.3. Bahan Dalam pengujian ini, bahan atau produk pertanian yang akan dikeringkan adalah jagung. Jagung ini didapat dari perkebunan jagung di daerah stabat kabupaten langkat yang baru dipanen oleh para petani jagung. Jagung yang akan dikeringkan adalah seberat 9 kg. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.10. Jagung yang akan dikeringkan 4.4. Prosedur Pengujian Prosedur pengujian yang akan dilakukan terdiri dari 2 tahapan, yaitu pengujian langsung dan pengujian tak langsung. Pada unit pengujian langsung, seluruh variabel yang diukur langsung pada saat pengujian, nilainya bisa langsung diketahui tanpa perhitungan lebih lanjut. Tahapan pengujian langsung terdiri dari distribusi suhu yang terjadi pada alat pengering sewaktu proses pengeringan berlangsung o C, kebutuhan air Ljam, waktu pengeringan jam, berat bahan pada saat sebelum dan sesudah pengeringan Kg dan kebutuhan bahan bakar Literjam. Alat bantu yang digunakan adalah Single Input Thermocouple Thermometer o C, Thermo Anemometer, Relative Humidity Meter, Thermometer dan timbangan Kg. Seluruh unit pengujian langsung digunakan sebagai input data untuk mendapatkan nilai unit pengujian tak langsung. Pada unit pengujian tak langsung, seluruh variabel nilainya didapat dari perhitungan dan digunakan bahan pengamatan atau analisis. Pada pengujian ini variabel yang dihitung terdiri dari kebutuhan energi kJkg dan kadar air jagung setelah dikeringkan berdasarkan Standard Nasional Indonesia . Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dicari berat jagung dengan kadar air 0 . Tujuannya adalah untuk mengetahui berapa berat jagung dengan kadar air yang diinginkan sesuai Standar Nasional Indonesia. Setelah berat jagung dengan kadar air yang diinginkan diketahui, maka pengujian dapat dilakukan. Untuk mencari berat jagung yang diinginkan adalah dengan cara sebagai berikut : Asumsikan kadar air awal jagung = 40 . Berat jagung basah W jb = 3 kg Berat jagung kering dengan kadar air 0 = [ ] 40 3 3 × − = 1.8 kg Maka berat jagung dengan kadar air 17 adalah 2,168 kg. Universitas Sumatera Utara Jika pada saat pengujian berat jagung telah mencapai ≤ 2,168 kg, maka kadar air jagung telah sesuai Standar Nasional Indonesia dan pengeringan dapat dihentikan. Data hasil pengujian ini akan dikembangkan atau dihitung untuk mendapatkan berapa besar kebutuhan energi selama proses pengeringan berlangsung. Selain itu dari data tersebut akan diperoleh berapa kadar air jagung setelah dikeringkan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia. 1. Prosedur pengujian langsung Prosedur untuk pengujian langsung terdiri dari: a Bahan yang akan dikeringkan diukur terlebih dahulu berat awalnya dengan menggunakan timbangan. b Setelah diukur beratnya, bahan diletakkan secara merata di atas tray. c Kemudian bahan dimasukkan ke dalam alat pengering, dan pintu ditutup rapat sehingga udara panas nantinya tidak ada yang keluar. d Sebelum dilakukan pengeringan, diperiksa terlebih dahulu kompor dan bahan bakar apakah sudah terisi penuh. e Lalu kompor atau kayu bakar dinyalakan. f Lakukan pengamatan selama proses pengeringan berlangsung, dan catat data yang dihasilkan berupa suhu yang terjadi di dalam alat. g Setelah proses pengeringan selesai, bahan dikeluarkan dari alat untuk diukur beratnya. h Perhatikan berapa kebutuhan air dan kebutuhan bahan bakar selama proses pengeringan berlangsung. 2. Prosedur pengujian tak langsung Prosedur untuk pengujian tak langsung terdiri dari: a. Perhitungan kadar air jagung setelah dikeringkan Untuk menghitung kadar air jagung yang telah dikeringkan dapat diperoleh melalui metode neraca kesetimbangan energi. Metode neraca kesetimbangan energi ini berhubungan dengan kapasitas pengeringan yang dilakukan. Selain kapasitas pengeringan alat, variabel yang dibutuhkan dari neraca massa ini antara lain kadar air bahan sebelum pengeringan 35 - 40 Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1988. Universitas Sumatera Utara b. Perhitungan kebutuhan energi selama proses pengeringan Untuk menghitung kebutuhan energi selama proses pengeringan dapat diperoleh melalui metode neraca kesetimbangan energi. Pada prinsipnya energi total Q T yang dibutuhkan pada proses pengeringan digunakan untuk: pemanasan bahan Q t , pemanasan kandungan air Q w dan energi untuk menguapkan air dalam bahan ditambah energi yang terbuang dari dinding dan ventilasi Q lt . Energi total Q T yang dibutuhkan untuk mengeringkan jagung satu siklus seperti yang diperlihatkan pada gambar berikut. Gambar 4.11. Neraca kesetimbangan energi 4.5. Variabel yang Diamati Adapun variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah: 1. Temperatur atau suhu tiap ruang rak selama pengeringan berlangsung. 2. Temperatur awal jagung ta. 3. Waktu atau lama pengeringan sampai bahan benar – benar kering. 4. Berat jagung setelah dikeringkan Wjk. 5. Kadar air awal jagung wi. 6. Kebutuhan bahan bakar tiap jam. 7. Kebutuhan air tiap jam. Universitas Sumatera Utara

4.6. Pelaksanaan Penelitian