Kebutuhan bahan bakar kg
kkal 4000
l 37061,1kka
= = 9,27 kg
Jadi total kebutuhan bahan bakar kayu bakar selama proses pengeringan jagung adalah 9,27 kg.
Kebutuhan kayu bakar tiap jam kgjam Kebutuhan kayu bakarjam
N bakar
bahan total
Kebutuhan =
jam 5
9,27kg =
854 ,
1 =
kgjam Jadi kebutuhan kayu bakar tiap jamnya adalah 1,854 kgjam.
5.3. Analisa Biaya Penggunaan Alat Pengering Per Siklus
5.3.1. Analisa Biaya Penggunaan Alat pengering Dengan Bahan Bakar Kerosin
Analisa biaya penggunaan alat pengering ini adalah analisa biaya selama pengeringan per siklus. Untuk menghitung analisa biaya yang terjadi selama 1 siklus,
perlu dilihat data – data sebagai berikut: 1 siklus
= Waktu yang diperlukan untuk 1 kali proses pengeringan Waktu untuk 1 siklus N
= 6 jam 1.
Biaya Produksi a
Biaya tetap Biaya tetap adalah biaya yang sifatnya tidak dipengaruhi oleh besarnya
produksi. Komponen-komponen biaya yang termasuk di dalam biaya tetap adalah biaya pembuatan alat pengering.
Besar biaya pembuatan alat pengering ini adalah Rp. 3.600.000,-. b
Biaya variabel Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya tergantung pada jumlah
produk yang dihasilkan. Komponen-komponen biaya yang termasuk ke dalam biaya variabel dalam penelitian ini adalah biaya bahan baku jagung tongkol dan biaya bahan
bakar kerosin. -
Biaya bahan baku jagung tongkol per siklus Rp Harga 1 kg jagung tongkol
= Rp. 1.200,- Kapasitas jagung tongkol untuk 1 kali pengeringan = 9 kg
Universitas Sumatera Utara
maka biaya yang dikeluarkan untuk 1 kali pengeringan adalah 9 × Rp. 1.200,- = Rp. 10.800,-
Jadi biaya bahan baku jagung tongkol per siklus adalah Rp. 10.800,-. -
Biaya bahan bakar kerosin per siklus Rp Harga 1 liter kerosin = Rp. 7.000,- per desember 2009
Kebutuhan kerosin tiap jam = 0,75 literjam Kebutuhan bahan bakar kerosin per siklus liter
0,75 literjam × 6 jam = 4,5 liter maka biaya bahan bakar kerosin per siklus adalah Rp
Rp. 7.000,- × 4,5 = Rp. 31.500,- Jadi biaya bahan bakar kerosin per siklus adalah Rp. 31.500,-.
Tabel 5.9. Total biaya produksi untuk pengeringan jagung tongkol per siklus No
Uraian Satuan
Jumlah Harga satuan
Rp Jumlah
Rp I
Biaya Tetap
1 Alat pengering
unit 1
- 3.600.000,-
Total Biaya Tetap 3.600.000,-
II Biaya Variabel
1 Jagung tongkol
kg 9
1.200,- 10.800,-
2 Bahan bakar kerosin
liter 4,5
7.000,- 31.500,-
Total Biaya Variabel 42.300,-
Total Biaya Produksi I + II 3.642.300,-
2. Biaya Penerimaan
Biaya penerimaan adalah biaya yang diterima melalui proses penjualan jagung yang telah dikeringkan. Biaya penerimaan ini dihitung untuk satu kali produksi
pengeringan jagung. Biaya penerimaan untuk 1 kali pengeringan jagung adalah sebagai berikut.
Harga 1 kg jagung tongkol kering = Rp. 3.500,- per desember 2009
1 kali pengeringan menghasilkan 6,48 kg jagung kering
Universitas Sumatera Utara
maka biaya penerimaan per siklus adalah Rp 6,48 × Rp. 3.500,- = Rp. 22.680,-
Jadi biaya penerimaan untuk 1 kali pengeringan adalah Rp. 22.680,-. 3.
Analisis Titik Impas Break Even Point Analisis titik impas digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara volume
produksi, volume penjualan, harga jual, biaya produksi, serta laba dan rugi. Dengan kata lain analisis titik impas merupakan teknik untuk mengetahui
besarnya volume pendapatan dari pengeringan jagung tongkol sehingga produksi jagung kering tidak mengalami kerugian.
Nilai BEP dalam jumlah pengeringan dapat dihitung dengan persamaan 2.19. BEP
variabel Biaya
- penerimaan
Biaya tetap
Biaya =
BEP
42300 22680
3600000 −
=
= -183,5 ≈ -184 kali pengeringan
Dari hasil perhitungan di atas, nilai BEP untuk pengeringan jagung dengan menggunakan bahan bakar kerosin adalah – 184 kali pengeringan. ini artinya bahwa
pengeringan menggunakan bahan bakar kerosin untuk saat ini mengalami kerugian, hal ini dikarenakan biaya pengeluaran untuk tiap kali pengeringan saat ini lebih besar
daripada biaya penerimaan. Jadi dari segi biaya, pengeringan dengan menggunakan bahan bakar kerosin mengalami kerugian.
5.3.2. Analisa Biaya Penggunaan Alat pengering Dengan Bahan Bakar Kayu Bakar