Pengetahuan Responden Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Di Kecamatan Medan Johor Tahun 2011

yang digunakan, cara pencucian gallon yang baik dan bagaimana menjaga kualitas air minum. Berdasarkan tabel 4.1. diperoleh bahwa umumnya responden tidak mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum yaitu 27 orang 87,1. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak responden yang belum mengetahui tentang penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum. Kursus ini berguna untuk memberikan informasi bagi pemilik atau operator yang bekerja pada depot air minum dalam meningkatkan kondisi hygiene sanitasi depot air minum agar dapat menjaga kualitas air minum Depkes RI, 2006.

5.2. Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan pemilik depot air minum berada dalam kategori sedang yaitu sebanyak 18 orang 58,1. Banyaknya tingkat pengetahuan responden yang berada pada kategori sedang menunjukkan bahwa pengetahuan responden mengenai penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum masih belum memadai. Hal ini juga mengindikasikan bahwa masih banyak responden yang belum mengetahui tentang pentingnya hygiene sanitasi depot air minum. Jumlah responden yang sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan sedang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Berdasarkan tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan pada tabel 4.9 diketahui bahwa dari 25 responden dengan tingkat pendidikan SMA, sebagian besar responden 52,2 memiliki pengetahuan sedang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden yang umumnya tamat SMA Universitas Sumatera Utara 80.6 ternyata masih belum bisa memberikan pemahaman yang baik. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Pengetahuan yang baik tentang penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum sangat dibutuhkan agar responden menerapkan cara produksi yang baik, sehingga masyarakat tidak dirugikan oleh beredarnya air minum dari depot air minum yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Hasil wawancara kepada pemilik depot air minum menunjukkan bahwa sebagian besar responden 38,7 tidak mengetahui tentang pengertian hygiene sanitasi depot air minum dan 38,7 lainnya menyatakan bahwa hygiene sannitasi depot air minum adalah upaya untuk menjaga kebersihan depot air minum. Mayoritas responden 58,1 juga tidak mengetahui manfaat hygiene sanitasi depot air minum. Hygiene sanitasi depot air minum adalah usaha yang dilakukan untuk mengendalikan faktor-faktor air minum, penjamah, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya. Manfaat hygiene sanitasi depot air minum adalah melindungi masyarakat dari potensi pengaruh akibat konsumsi air minum yang berasal dari depot air minum. Berdasarkan tabel 4.2. diketahui bahwa sebagian besar responden 41,9 tidak mengetahui syarat pengangkutan air baku. Sebagian responden 64,5 menyatakan bahwa tangki pengangkutan air baku adalah tangki khusus digunakan untuk air minum. Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum. Pengangkutan yang melebihi waktu 12 jam memungkinkan berkembangnya mikroorganisme yang membahayakan kesehatan. Universitas Sumatera Utara Pada tabel 4.2. diketahui bahwa sebagian besar responden 48,4 menyatakan bahwa pemeriksaan air minum setiap 6 bulan berguna untuk mengetahui kualitas air. Mayoritas responden 67,7 menyatakan akibat mengkonsumsi air minum yang tercemar adalah sakit perut. Menurut Slamet 2004, penyakit menular yang disebarkan oleh air secara langsung disebut penyakit bawaan air waterborne diseases. Hal ini dapat terjadi karena air merupakan media yang baik tempat bersarangnya bibit penyakitagent. Beberapa penyakit bawaan air yang sering ditemukan di Indonesia diantaranya cholera, dysentri, typhus abdominalis dan diare. Sebagian besar responden 41,9 tidak mengetahui syarat peralatan desinfeksi ozonultra violet yang digunakan untuk mengolah air minum. Hal ini disebabkan karena pemilik hanya bisa menggunakan tetapi tidak mengetahui syarat peralatan desinfeksi yang memenuhi syarat. Sebagian besar responden 58,1 juga tidak mengetahui syarat mikro filter. Sebagian besar responden 41,9 dapat menyebutkan syarat-syarat pekerja depot air minum. Mayoritas responden 51,6 telah mengetahui lebih dari 1 cara untuk menjaga kualitas air baku. Sebagian besar responden 87,1 mengetahui tentang syarat pencucian galon pada depot air minum yaitu dengan menggunakan mesin penyikat dan dilakukan dalam ruangan yang tertutup. Penggunaan mesin pembersih dapat menghindari kontak antara produk dengan pekerja Asfawi, 2004. Proses pencucian gallon dalam garis besarnya adalah mencampurkan air bersih dengan bahan desinfektan yang tidak berbahaya food grade dalam wadah kemudian memasukkan larutan tersebut ke dalam gallon. Berikutnya mencuci bagian luar gallon dan kemudian disemprot dengan menggunakan air panas dengan suhu 60-85 C. Universitas Sumatera Utara

5.3. Sikap Responden