5.3. Sikap Responden
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar sikap pemilik depot air minum tentang penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum termasuk
ke dalam kategori baik yaitu sebanyak 58,1. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman pemilik mengenai penyelenggaraan hygiene sanitasi depot air minum
sudah baik. Menurut Azwar 1996, sikap terbentuk dari adanya informasi secara formal
maupun informal yang diperoleh setiap individu. Berarti sikap sejalan dengan pengetahuan, yaitu jika seseorang berpengetahuan baik maka sikap juga akan baik.
Berdasarkan tabulasi silang antara pengetahuan dengan sikap diketahui bahwa dari responden yang berpengetahuan sedang, sebagian besar responden memiliki sikap
yang baik 66,7. Hal ini bisa saja terjadi karena dalam bentuk, sikap sulit untuk dinilai maupun diukur. Sikap merupakan tanggapan atau reaksi seseorang terhadap
obyek tertentu yang bersifat positif atau negatif yang biasanya diwujudkan dalam bentuk rasa suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju
Sebagian besar responden 54,8 menyatakan tidak setuju bila pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot. Pengangkutan yang melebihi waktu 12
jam memungkinkan berkembangnya mikroorganisme yang membahayakan kesehatan. Ketidaktahuan pemilik depot air minum akan mutu sumber air baku yang
diterima mengakibatkan rendahnya mutu air isi ulang yang diproduksinya dan dapat membahayakan konsumen.
Pada tabel 4.4. juga diketahui bahwa seluruh responden 100 menyatakan setuju bila peralatan yang digunakan terbuat dari bahan yang tidak berbahaya dan
Universitas Sumatera Utara
seluruh responden 100 juga setuju bila peralatan yang digunakan masih dalam masa pakai. Sebagian besar responden 74,2 juga menyatakan setuju bila peralatan
yang telah habis masa pakai harus diganti sesuai dengan ketentuan teknisnya. Menurut Asfawi 2004, peralatan sangat berperan dalam mengolah air baku menjadi
air minum. Kondisi peralatan yang baik dan memenuhi syarat diharapkan akan menghasilkan air minum yang baik juga. Peralatan depot air minum harus terbuat dari
bahan yang tidak berbahaya bagi kesehatan seperti seperti timah hitam Pb, tembaga Cu, seng Zn, cadmium Cd. Seluruh mesin dan peralatan yang kontak langsung
dengan air harus terbuat dari bahan tara pangan food grade, tahan korosi dan tidak bereaksi dengan bahan kimia Depkes RI, 2006.
Menurut Jamaludin 2007, peralatan harus berfungsi dengan baik, mampu mengolah air baku untuk mereduksi kandungan partikel-partikel fisik, kimiawi yang
tinggi dan mampu membunuh mikroorganisme yang berbahaya, sehingga hasil produksi air langsung bisa diminum dan memenuhi syarat kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya responden 96,8 setuju bila pekerja depot air minum harus menjaga kebersihan diri agar tidak mencemari air
minum. Sebanyak 87,1 responden setuju bila pekerja depot air minum harus sehat dan bebas penyakit menular. Hal ini sesuai dengan penelitian Asfawi 2004 yang
menyatakan bahwa karyawan depot air minum harus melaksanakan praktek PHBS seperti membiasakan mencuci tangan, tidak merokok selama bekerja, tidak meludah
di sembarang tempat dan melakukan tindakan lain yang dapat menyebabkan pencemaran.
Universitas Sumatera Utara
Sebanyak 71,0 responden menyatakan setuju bila perlu dilakukan pengawasan oleh Dinas Kesehatan KabupatenKota sehingga menjamin mutu air
minum. Pengawasan ketat terhadap depot air minum perlu ditingkatkan agar air yang
dihasilkan sehat dan layak dikonsumsi masyarakat. Melalui pengawasan tersebut, diharapkan para pengusaha depot air minum benar-benar memperhatikan kelayakan
air tesebut melalui uji laboratorium.
5.4. Tindakan Responden