Komposisi Manipulasi Keuntungan Kerugian

selama proses polimerisasi dan tidak terdapat monomer sisa karena penggunaan injection-moulding. 7 Gambar 6 dan 7 Gambar 6: Gigitiruan nilon 12 Gambar 7: Gigitiruan nilon dalam mulut pasien Nilon merupakan suatu resin yang dihasilkan dari reaksi kondensasi antara monomer diamine dan dibasic acid. Frekuensi kelompok amida sepanjang rantai mempengaruhi penyerapan air dan sifat kemis dari setiap jenis nilon. Semakin besar jarak kelompok amida, maka penyerapan airnya semakin rendah dan memiliki ketahanan kemis yang lebih baik. 12

2.3.1 Komposisi

1,4,7 Universitas Sumatera Utara

2.3.2 Manipulasi

Nilon tidak dapat larut sehingga tidak dapat dibuat dalam bentuk adonan dan mengisi mould dengan teknik biasa, tapi harus dilelehkan dan diinjeksikan ke dalam kuvet di bawah tekanan injection-moulding. Nilon dimasukkan dalam satu cartridge dan dilelehkan pada suhu 248,8-265,5 o C dengan furnace elektrik. Selanjutnya nilon yang telah meleleh ditekan ke dalam kuvet oleh plugger di bawah tekanan yang diberikan oleh pres hidrolik atau manual. Gambar 8 Tekanan injection-moulding dijaga pada tekanan 5 bar selama 3 menit kemudian kuvet beserta cartridge segera dilepaskan. Kuvet kemudian dibiarkan dingin pada suhu kamar selama 30 menit sebelum dibuka. 4 Gambar 8 : Kuvet untuk injection-moulding dan plugger 29

2.3.3 Sifat-Sifat

Sifat dari suatu bahan basis gigitiruan terbagi atas sifat mekanis, sifat kemis dan biologis, serta sifat fisis.

2.3.3.1 Sifat Mekanis

3 Universitas Sumatera Utara a. Kekuatan Tensil Kekuatan tensil nilon adalah 98 Nmm 2 . Nilai kekuatan tensil nilon ini jauh lebih besar daripada resin akrilik. b. Kekuatan Impak 4 Kekuatan impak adalah suatu ukuran kekuatan bahan yang diukur dari energi yang diperlukan untuk memulai dan melanjutkan retakan melewati sebuah spesimen dengan dimensi tertentu. 3 Salah satu kelebihan utama dari nilon adalah daya tahan terhadap impak yang tinggi. 16,30 Nilai kekuatan impak nilon adalah 120-150 kgmm 3 . c. Fatique 31 Fatique adalah rusaknya atau patahnya suatu bahan yang disebabkan beban berulang di bawah batas tahanan bahan. 9 Fraktur gigitiruan dapat terjadi sebagai akibat dari fatique. 3 Mathews dan Smith 1955 menyatakan bahwa daya tahan nilon terhadap fatique atau stressing yang berulang juga merupakan salah satu kelebihan utama nilon. d. Crazing 16 Crazing merupakan kumpulan retakan pada permukaan yang dapat melemahkan basis gigitiruan. Crazing ini kadang muncul pada permukaan gigitiruan akrilik, namun tidak dapat terjadi pada basis gigitiruan nilon. e. Kekerasan 3 Kekerasan nilon adalah 14,5 VHN. 31 Nilai kekerasan tersebut lebih kecil dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas yang memiliki kekerasan 20 VHN. 3 Universitas Sumatera Utara

2.3.3.2 Sifat Kemis dan Biologis

a. Penyerapan Air Penyerapan air yang tinggi merupakan kekurangan utama dari nilon. 1,16 Jenis nilon yang pertama memiliki nilai penyerapan air yang tinggi yaitu 8,5 , kemudian dikembangkan jenis nilon yang ditambah serat kaca yang memiliki penyerapan air yang relatif rendah hingga 1,2 . 4 Air yang diserap ke dalam bahan bertindak sebagai plasticizer dan menurunkan sifat-sifat mekanis bahan seperti kekerasan, kekuatan transversa, dan batas fatique. Penyerapan air juga mempengaruhi stabilitas dimensi. b. Pembentukan Koloni Bakteri 13 Pembentukan koloni bakteri pada permukaan gigitiruan dipengaruhi oleh penyerapan air, energi bebas permukaan, kekerasan permukaan dan kekasaran permukaan. 3,22 De Clerck JP 1987 menyatakan bahwa ketidakrataan permukaan yang disebabkan pemolesan yang tidak baik bertindak sebagai ceruk untuk perlekatan bakteri dan debris makanan. 32 Penemuan ini juga telah dikonfirmasikan oleh Radford dkk. 1998 dan Taylor dkk. 1998 yang menemukan lebih banyak perlekatan bakteri pada permukaan yang lebih kasar. 22 Beberapa penulis juga menyatakan bahwa permukaan yang halus dapat mengurangi kemungkinan perlekatan bakteri. c. Stabilitas Warna 25 Stabilitas warna adalah kemampuan dari suatu lapisan permukaan atau pigmen untuk bertahan dari degradasi yang disebabkan pemaparan dari lingkungan. Yu-lin Lai dkk. 2003 mempelajari stabilitas warna dari empat bahan polimer dan Universitas Sumatera Utara menemukan bahwa diskolorasi nilon setelah perendaman dalam larutan kopi dan teh lebih besar daripada resin akrilik. d. Biokompatibilitas 4 Nilon tahan terhadap pelarut dan bahan kimia. 4,7 Selain itu, karena diproses dengan teknik injection-molding, nilon tidak memiliki monomer sisa dan hampir tidak memiliki porositas. 6,7 Nilon juga aman untuk pasien yang alergi terhadap logam dan monomer resin. a. Massa jenis 4,6,33

2.3.3.3 Sifat Fisis

Massa jenis yang rendah merupakan sifat yang menguntungkan karena gaya gravitasi yang menyebabkan lepasnya gigitiruan atas berkurang. 3 Massa jenis nilon adalah 1,04 – 1,22 gcm 3 . b. Ekspansi Termal 4,7,31 Hargreaves 1971 membandingkan sifat nilon dengan nilon yang diperkuat serat kaca, dan menemukan koefisien ekspansi linear dari nilon yang diperkuat serat kaca lebih rendah daripada nilon. c. Porositas 4 Nilon hampir tidak memiliki porositas. 7 Porositas pada nilon disebabkan masuknya udara selama prosedur pemanasan. Bila udara ini tidak dikeluarkan, gelembung-gelembung besar dapat terbentuk pada basis gigitiruan. d. Kekasaran Permukaan 15 Universitas Sumatera Utara Berbagai penelitian menunjukkan bahwa meskipun memiliki banyak kelebihan seperti tahan terhadap pelarut dan panas serta kuat dan ringan, tidak ada yang dapat menutupi kekurangannya berupa staining, yellowing, fleksibilitas yang tinggi, penyerapan air yang tinggi, perubahan dimensi, kesulitan dalam pemrosesan, dan permukaan yang kasar. 21 Mathews dan Smith menggunakan nilon untuk basis gigitiruan dan hasil klinis menunjukkan kecenderungan bahan tersebut untuk mengalami perubahan warna, timbul stain, penyerapan air yang tinggi, serta terjadi peningkatan kekasaran permukaan setelah beberapa minggu pemakaian. 4 Permukaan basis gigitiruan nilon tidak dapat dipoles sebaik resin akrilik, sehingga terjadi peningkatan kekasaran serta perlekatan sisa makanan setelah beberapa bulan pemakaian Smith, 1957; Greener dkk., 1972, sehingga Munns 1962 menyarankan penggunaan gigitiruan nilon hanya untuk pasien yang dapat merawat gigitiruan dengan baik. 16 Beberapa penulis juga menyarankan pemakaian nilon hanya untuk kasus tertentu seperti fraktur gigitiruan yang berulang dan pasien yang hipersensitif terhadap resin akrilik. 2,4,28,33

2.3.4 Keuntungan

Keuntungan penggunaan basis gigitiruan nilon adalah: 1. Lebih estetis dibandingkan resin akrilik 4,6,7,16,30,34 2. Tidak mengandung monomer sisa, sehingga aman digunakan untuk pasien yang alergi terhadap metil metakrilat 3. Elastisitas lebih tinggi dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas Universitas Sumatera Utara 4. Ketepatan mengisi cetakan lebih baik dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas 5. Tidak menggunakan cangkolan logam 6. Hampir tidak memiliki porositas 7. Kekuatan tensil jauh lebih besar daripada resin akrilik 8. Daya tahan terhadap impak dan fatique tinggi 9. Tidak dapat mengalami crazing 10. Tahan bahan kimia 11. Lebih tipis dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas

2.3.5 Kerugian

Kerugian penggunaan basis gigitiruan nilon adalah: 1. Kekuatan perlekatan terhadap resin swapolimerisasi kurang 3,4,6,16,21 2. Kekerasan nilon lebih kecil dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas 3. Penyerapan air tinggi 4. Stabilitas warna lebih buruk dibandingkan resin akrilik polimerisasi panas 5. Kesulitan dalam pemrosesan 6. Permukaan kasar dan terjadi peningkatan kekasaran serta perlekatan sisa makanan setelah beberapa bulan pemakaian

2.4 Kekasaran Permukaan

Universitas Sumatera Utara