kedokteran gigi yang dipertimbangkan ideal oleh Quirynen dkk. dan Bollen dkk. adalah mendekati 0,2 µ m atau kurang. Untuk resin akrilik, sedikit perbedaan dari 0,2
µ m dapat diabaikan. Hal ini disebabkan resin akrilik mengandung monomer sisa yang memiliki efek sitotoksik terhadap sejumlah bakteri sehingga dapat mengurangi
perlekatan bakteri pada permukaan resin akrilik.
22
Pemolesan gigitiruan akrilik dapat dilakukan dengan pemolesan mekanis, atau dengan pemolesan kemis merendam akrilik dalam larutan pemolesan kemis yang
telah dipanaskan. Pemolesan kemis memiliki keuntungan yaitu waktu yang dibutuhkan lebih singkat. Selain pemolesan mekanis dan kemis, juga dapat digunakan
sealant yang diaktivasi dengan sinar ultraviolet untuk pemolesan. Sofou dkk. 2001 menyatakan bahwa kekasaran permukaan yang dihasilkan dengan bahan ini sama
dengan yang dihasilkan oleh pemolesan mekanis. Cara ini juga cukup hemat waktu seperti pemolesan kemis dan Valittu 1996 menemukan bahwa sealant ini
menurunkan tingkat monomer sisa.
25
Pfeiffer dan Rosenbauer 2004 serta Valittu 1996 menyatakan bahwa resin akrilik yang dipoles dengan baik menunjukkan
penurunan pelepasan monomer yang signifikan dibandingkan dengan yang tidak dipoles.
14
2.2.4 Keuntungan
Keuntungan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah:
1. Penyerapan air lebih rendah dibandingkan nilon
2,4,16,20,22,23,26
2. Permukaan halus
Universitas Sumatera Utara
3. Kekerasan permukaan lebih tinggi dibandingkan nilon
4. Sudut kontak permukaan dengan air cukup besar sehingga
perlekatan bakteri tidak akan mudah terjadi 5.
Stabilitas warna lebih baik dibandingkan nilon 6.
Mudah dalam pembuatan, penyesuaian, proses akhir dan pemolesan, serta perbaikan
2.2.5 Kerugian
Kerugian penggunaan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas adalah:
1. Mudah fraktur Gambar 5, karena resin akrilik
polimerisasi panas memiliki kekuatan tensil, lentur, fatique dan impak yang rendah serta sifat notch sensitivity yang tinggi
2,3,5,8,15,16,27
2. Memiliki porositas
3. Mengandung monomer sisa dan melepasnya dalam air,
sehingga berkontak dengan mukosa mulut dan menimbulkan gejala hipersensitivitas pada pasien yang alergi terhadap metil metakrilat
4. Dapat terjadi crazing yang melemahkan basis gigitiruan
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5: Fraktur basis gigitiruan pada gigitiruan resin akrilik
28
2.3 Nilon
Nilon merupakan nama generik dari suatu polimer termoplastik yang tergolong dalam kelas polyamide. Nilon pertama kali diperkenalkan sebagai bahan
basis gigitiruan di London sekitar tahun 1950.
1,4
Terdapat perbedaan utama dalam hal sifat antara resin akrilik dan nilon, yaitu nilon merupakan polimer crystalline
sedangkan akrilik merupakan polimer amorphous. Sifat crystalline ini mengakibatkan nilon memiliki sifat tidak dapat larut dalam pelarut, ketahanan panas yang tinggi, dan
kekuatan yang tinggi serta kekuatan tensil yang baik.
4
Pada beberapa tahun terakhir, nilon telah menarik perhatian sebagai bahan basis gigitiruan karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain: hasil estetis yang
baik, keamanan toksologik untuk pasien yang alergi terhadap logam dan monomer resin, elastisitas lebih tinggi daripada resin polimerisasi panas, kekuatan yang cukup
untuk digunakan sebagai bahan basis gigitiruan dan tidak terjadi perubahan bentuk
Universitas Sumatera Utara