Rahudman –Eldin menonjolkan sukuisme dan agamanya sebagai orang batak dan Islam yang merupakan mayoritas di Sumatera Utara.
1.1. Etnis India di Kota Medan
Etnis India merupakan salah satu dari sekian etnis yang ada di Indonesia. Sejarah awal kedatangan bangsa India, terutama India Tamil datang ke Sumatera Utara pada
akhir abad ke-19 pada masa penjajahan Belanda. Mereka biasanya dipekerjakan sebagai kuli perkebunan tembakau. Dalam catatan Badan Warisan Sumatera BWS, rombongan
pertama bangsa India Tamil yang datang ke Medan pada tahun 1873 sebanyak 25 orang. Mereka dipekerjakan oleh Nienhuys, seorang Belanda pengusaha perkebunan tembakau,
yang pada masa sekarang dikenal sebagai tembakau Deli. Tembakau yang menjadikan tanah Deli menjadi termasyur di dunia internasional. Hingga pada akhirnya dikenal
sebagi “Tanah Sejuta Dollar”. Setelah itu, para buruh dan tenaga-tenaga kerja dari India semakin banyak yang didatangkan untuk bekerja di Tanah Deli. Baik itu sebagai buruh
perkebunan, supir, penjaga malam, sais kereta lembu, dan membangun jalan serta waduk. Dikarenakan kaum India Tamil terkenal sebagai pekerja keras yang patuh kepada
atasannya. Hingga akhir 1975 jumlah kuli Jawa dan Tamil mencapai seribu orang. Selain para kuli kontrak yang kebanyakan India Tamil, bangsa India lain juga ikut
berdatangan. Seperti dari Punjab, India Utara yang mayoritas menganut agama Sikh, Bombay, dan bangsa Chettyar yang pintar berbisnis. Mereka tidak bekerja sebagai kuli di
perkebunan, melainkan membuka usaha sendiri dan bekerja pada sektor lain. Ketika Belanda membuka cabang De Jawasche Bank di kota Medan pada tahun 1879, sejumlah
Sikh dipekerjakan sebagai penjaga. Melihat situasi dan kesempatan ekonomi di kota
Universitas Sumatera Utara
Medan, beberapa dari mereka membuka usaha peternakan lembu karena meningkatnya permintaan pasokan susu dari Belanda. Banyak yang berhasil di usaha ini hingga saat ini
masyarakat keturunan India terkenal sebagai produsen susu sapi murni. Pada akhir tahun 1930, penganut Sikh di Medan sudah mencapai 5000 orang. Terdapat banyak istilah yang
digunakan untuk menyebut warga keturunan India. Diantaranya seperti keling atau chulia yang biasanya digunakan untuk memanggil keturunan Tamil. Selain itu ada juga istilah
Benggali untuk menyebut mereka yang penganut Sikh. Lain dari itu, masyarakat umum juga memakai istilah orang bombai. Keturunan India yang ada di kota Medan sekarang,
bukanlah mereka yang datang langsung dari India. Mereka adalah generasi ketiga atau keempat dari para pendatang awal yang kebanyakan menolak disebut sebagai bangsa
India karena memang sudah lahir di Indonesia dan menjadi warga Negara Indonesia.
7
Dalam hal politik, pada masa Orde Baru masyarakat etnis India di kota Medan banyak yang memilih partai Golkar. Namun pada era reformasi dengan sistem
multipartai, sekarang mereka tidak lagi terpolarisasi ke suatu partai tertentu. Kaum muda Tamil banyak juga yang aktif di organisasi kepemudaan seperti Pemuda Pancasila,
sehingga mereka semakin dalam terabsorbsi dengan lingkungan pergaulan dan kebudayaan komunitas pribumi.
8
Etnis Tionghoa juga termasuk etnis minoritas yang terdapat di Indonesia. Selama masa Orde Baru berkuasa etnis Tionghoa banyak diperlakukan dengan diskriminatif, baik
2.2. Perkembangan Etnis Tionghoa di Indonesia