Etnisitas Etnisitas dan Preferensi Politik (Studi Kasus : Masyarakat Etnis India dan Etnis Tionghoa Di Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Kelurahan Polonia.

3. Bagi Masyarakat, penelitian ini dapat digunakan sebagai literature daftar kepustakaan bagi yang tertarik untuk meneliti tentang masalah perilaku pemilih. 4. Dapat menjadi masukan kepada Pemerintahan,dalam hal ini Komisi Pemilihan Umum, Partai Politik serta Pemerintahan Daerah dalam kaitannya tentang perilaku politik masyarakat.

6. Kerangka Teori

Didalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, maka kerangka teori merupakan bagian yang sangat penting, karena di dalam kerangka teori akan dimuat teori – teori yang relevan dalam menjelaskan permasalahan yang sedang diteliti. Kemudian kerangka teori ini digunakan sebagai landasan berfikir atau titik tolak dalam penelitian. Oleh sebab itu, perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok – pokok pikiran yang menggambarkan diri dari sudut mana masalah itu akan ditelaah. Berikut ini akan di paparkan beberapa teori yang digunakan dalam melakukan penelitian ini.

6.1. Etnisitas

6.1.1. Konsep tentang Etnis

Dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan istilah etnis berarti kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah keturunan, bahasa baik yang digunakan ataupun tidak, sistem nilai, serta adat-istiadat dan tradisi. Universitas Sumatera Utara Menurut Frederik Barth istilah etnik adalah suatu kelompok tertentu yang karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada sistem nilai budayanya. Kelompok etnis adalah kelompok orang-orang sebagai suatu populasi yang : 12 • Secara biologis mampu berkembang biak dan bertahan • Mempunyai nila-nilai budaya yang sama, dan sadar akan rasa kebersamaannya dalam suatu bentuk budaya. • Membentuk jaringan komunikasi dan interaksi sendiri. • Menentukan ciri kelompoknya sendiri yang diterima oleh kelompok lain dan dapat dibedakan dari kelompok populasi lain.

6.1.2. Jenis – Jenis Pemilih

Menurut Eep Saifullah Fatah, pengamat politik sekaligus tenaga pengajar FISIPOL UI, secara umum pemilih dikategorikan ke dalam empat kelompok utama, yaitu : 13 • Pemilih Rasional Kalkulatif. Pemilih tipe ini adalah pemilih yang memutuskan pilihan politiknya berdasarkan perhitungan rasional dan logika. Kelompok pemilih jenis ini sangat peduli dan kritis dengan integritas kandidat serta visi dan misi masing-masing kandidat. Biasanya pemilih ini berasal dari golongan masyarakat yang terdidik well-educated atau relatif tercerahkan dengan informasi yang cukup well-informed sebelum menjatuhkan pilihannya. 12 Fredrik Barth, Kelompok Etnik dan Batasannya, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia UI-Press, 1988, hal. 11 13 http:afriantodaud.multiply.comjournalitem6Menakar_Peluang_Calon_Gubernur_Sumbar Universitas Sumatera Utara • Pemilih Primordial Pemilih yang menjatuhkan pilihan politiknya lebih dikarena alasan primordialisme. Seperti alasan agama, suku, ataupun keturunan. Pemilih yang termasuk kedalam tipe ini biasanya sangat mengagungkan simbol-simbol yang mereka anggap luhur, seperti agama, suku, atau kedaerahan, dan karena itu mereka cendrung tidak terlalu kritis dengan pilihan mereka. Pemilih tipe ini lebih banyak berdomisili di perkampungan. Di Jawa, pemilih jenis ini lebih banyak dikenal dari kalangan nahdiyin, yang begitu hormat kepada simbol-simbol agama, bahkan sampai pada tingkat pengkultusan seorang kiyai. • Pemilih Pragmatis. Pemilih tipe ini biasanya lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan untung dan rugi. Suara mereka akan diberikan kepada kandidat yang bisa mendatangkan keuntungan sesaat secara pribadi kepada mereka. Biasanya mereka juga tidak begitu peduli dan sama sekali tidak kritis dengan integritas dan visi misi yang di bawa kandidat. • Pemilih Emosional Kelompok pemilih ini cenderung memutuskan pilihan politiknya karena alasan perasaan. Pilihan politik yang didasari rasa iba, misalnya, adalah pilihan yang emosional. Atau pilihan dengan alasan romantisme, seperti kagum dengan ketampanan atau kecantikan kandidat, misalnya, juga termasuk kategori pilihan emosional. Kebanyakan mereka biasanya berasal dari kalangan hawa dan atau pemilih pemula. Universitas Sumatera Utara

6.2. Partisipasi Politik

Dokumen yang terkait

Perbedaan Self-Efficacy Antara Siswa Etnis Tionghoa Dan Non Tionghoa Di SMA Mayoritas Etnis Tionghoa (Studi Kasus SMA Sutomo 1 Medan)

0 97 73

Tingkahlaku Politik Etnis Tionghoa Dalam Pemilihan Kepala Daerah 2010 Di Kelurahan Pusat Pasar Medan Kota

0 50 99

Etnisitas dan Perilaku Pemilih (Studi Kasus: Persepsi Dan Preferensi Masyarakat Etnis Batak Toba Pada Pemilihan Kepala Daerah Langsung Kabupaten Karo Tahun 2010)

4 116 113

Preferensi Etnis Cina Berbelanja Di Pasar Tradisional Ramai (Studi Kasus : Pasar Tradisional Ramai, Kelurahan Sei Renggas II Kecamatan Medan Area)

0 47 96

Etnisitas dan Perilaku Politik : Studi Kasus: Preferensi Politik Masyarakat Etnis Batak Toba Pada pemilihan Kepala Daerah Langsung Kabupaten Karo 2005

1 48 97

Budaya Politik Dan Partisipasi Politik ( Suatu Studi : Budaya Politik Dan Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Desa Aek Tuhul Kecamatan Batunadua Padangsidempuan )

11 106 85

Etnisitas dan Preferensi Politik (Studi Kasus : Masyarakat Etnis India dan Etnis Tionghoa Di Dalam Pemilu Legislatif 2009 Di Kelurahan Polonia.

7 110 85

Etnisitas dan Politik Suatu Studi Partisipasi Politik Etnis Karo Dalam Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2009 (Studi Kasus : Partisipasi Masyarkat Etnis Karo Dalam Pemilihan Umum Legislative Di Desa Tengah, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang)

0 38 102

Politik Identitas Etnis Di Indonesia Suatu Studi Terhadap Politik Identitas Etnis Tionghoa Di Kota Medan

22 135 87

Komunikasi Politik Etnis Tionghoa pada Pemerintahan SBY (Studi Komunikasi dan Bentuk Partisipasi Politik Organisasi Orang Indonesia Tionghoa Cabang Surabaya)

0 3 20