Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

Apabila penyimpangan dibawah 5 maka dapat dikatakan biaya bahan baku pada perusahaan terkendali. Kebijakan ini ditetapkan oleh perusahaan. 2. Analisis yang kedua akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mendiskripsikan pembelian bahan baku yang dilakukan perusahaan. b. Menentukan jumlah pembelian yang ekonomis dengan meggunakan rumus Economic Order Quantity. c. Membandingkan pencatatan biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan perusahaan dengan pencatatan biaya persediaan bahan baku yang menggunakan metode Economic Order Quantity. d. Melakukan analisis dengan menggunakan safety stock dan reorder point guna mengendalikan kelebihan dan kekurangan bahan baku. 25

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Umum Perusahaan

PT. Iskandar Indah Printing Textile merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan tekstil di Indonesia yang mengolah bahan baku benang menjadi kain grey yang kemudian diolah menjadi kain batik printing untuk meningkatkan jenis produksi perusahaan dan meningkatkan nilai jual dari kain tersebut. Pada mulanya adalah perusahaan keluarga yang dirintis oleh keluarga Wahyu Iskandar. Produk yang dihasilkan adalah kain batik cap dan lokasi usahanya masih berada di daerah Laweyan. Karena usaha tersebut terus menerus mengalami kemajuan maka keluarga Wahyu Iskandar sepakat untuk mendirikan badan usaha yang berbentuk CV Commanditer Vennonschap pada tanggal 23 Mei 1975 dengan bentuk usaha dengan nama CV. Iskandartex berdasarkan akta perusahaan No. 98 tanggal 23 Mei 1975. Perusahaan memulai produksinya satu tahun setelah tahun berdirinya yaitu pada tahun 1976. Pada awal mula berdirinya perusahaan waktu itu mempunyai 25 unit mesin tenun, dan mulai mengalami perkembangan yang begitu pesat hingga tahun 1977 perusahaan telah memiliki 77 unit mesin tenun. Produksi perusahaan juga terus mengalami peningkatan dengan dibuktikan pada tahun 1980, perusahaan mendatangkan mesin kanji dari Taiwan yang memiliki fungsi mengeringkan kain secara otomatis. Pada tahun yang sama pula, perusahaan memperluas bangunan dan menambah lagi mesin tenun hingga mencapai jumlah 300 unit. Semakin hari permintaan terus meningkat maka perusahaan menambah kapasitas produksi dengan menambah mesin tenun, hingga pada akhir tahun 1993 jumlah mesin tenun yang dimiliki oleh CV. Iskandartex mencapai 614 unit. Dan saat ini jumlah seluruh mesin tenun yang dimiliki oleh perusahaan ada sebanyak 625 unit. Mesin-mesin tersebut terdiri dari: a. Mesin palet 50 unit b. Mesin warping 3 unit c. Mesin kanji 2 unit d. Mesin diesel 1 unit Melihat perkembangan yang begitu pesat dari perusahaan ini, maka pemimpin perusahaan mengambil kebijaksanaan untuk mengubah bentuk perusahaan dari CV atau persekutuan komanditer menjadi bentuk PT atau perseroan terbatas. Dengan bentuk PT ini perusahaan lebih mempunyai peluang untuk mengembangkan usahanya. Perusahaan ini resmi menjadi PT. Iskandartex pada tanggal 2 Januari 1991 dengan nomor ijin usaha 199II.16PBVIII1991PT. Pergantian nama terjadi sejak bulan Februari 1996 menjadi PT. Iskandar Indah Printing Textile. Adapun faktor-faktor yang mendorong pendirian PT. Iskandar Indah Printing Textile, antara lain: a. Adanya keinginan untuk mengembangkan jenis usaha keluarga menjadi jenis usaha yang lebih maju. b. Adanya keyakinan bahwa permintaan akan tekstil di pasar masih sangat terbatas. c. Adanya keinginan untuk memperoleh laba yang lebih dari sebelumnya untuk meningkatkan taraf hidup. d. Adanya dorongan dari pihak pemerintah agar pihak swasta turut serta menciptakan lapangan pekerjaan dan turut aktif menciptakan iklim kerja usaha yang baik, khususnya di bidang tekstil. e. Adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan tekstil dalam negeri

B. Lokasi Pabrik

CV. Iskandartex yang sekarang sudah menjadi PT. Iskandar Indah Printing Textile didirikan di lokasi yang tepatnya berada di Jalan Pakel No. 11 RT 003 RW VIII Kelurahan Kerten, Kecamatan Laweyan di kota Surakarta. PT. Iskandar Indah Printing Textile berdiri diatas tanah yang luasnya kurang lebih sekitar 4 hektar. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan yang tentunya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan, antara lain: 1. Ditinjau dari segi ekonomi Memberi kemudahaan kepada perusahaan dalam pendistribusian barang, dari bahan baku sampai bahan hasil produksi sehingga diperoleh biaya transportasi yang efisien.