yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi akan melakukan perilaku pro-relasi untuk mempertahankan pasangannya karena ia
percaya bahwa pasangannya akan berlaku baik dan responsif dalam memenuhi seluruh kebutuhannya Wieselquist et al., 1999. Selain
itu, individu juga berani untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi ketika ia sudah percaya kepada pasangannya.
c. Reciprocitas
Reciprocitas adalah proses untuk saling membuka informasi pribadi kepada pasangan Morissan, 2013. Individu
yang memiliki prinsip reciprocitas akan merasa lebih bahagia ketika
mereka saling
membuka diri.
Reciprocitas juga
memungkinkan individu untuk melakukan perilaku pro-relasi. Hal ini dikarenakan individu memiliki harapan bahwa pasangannya
akan melakukan perilaku pro-relasi dalam tingkat yang sama. Berdasarkan uraian yang diungkapkan Wieselquist et al. 1999,
dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pro- relasi yaitu komitmen, kepercayaan dan reciprocitas.
C. KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN
1. Definisi Pacaran
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, edisi keempat, 2011:994, pacar merupakan kekasih atau teman lawan jenis yang tetap
dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta-kasih. Sedangkan pacaran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah hubungan yang tetap berdasarkan cinta kasih dengan teman lawan jenis KBBI, edisi ketiga, 2002:807. Menurut Reputrawati 1999,
pacaran merupakan proses pengenalan antara laki-laki dan perempuan yang dilandasi rasa senang, cinta, perhatian dengan melibatkan perasaan
untuk menemukan cara berelasi dan pertemanan yang lebih akrab. Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pacaran merupakan hubungan yang terjalin antara dua individu yang berbeda jenis berdasarkan cinta kasih. Hubungan ini melibatkan perasaan
yang dilandasi rasa senang, cinta dan perhatian untuk menuju pertemanan yang lebih akrab.
2. Definisi Kekerasan Dalam Pacaran
Kekerasan merupakan suatu perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan kerusakan fisik milik orang lain dan
menyebabkan cedera atau matinya orang lain KBBI, edisi keempat, 2011:677. Menurut Miron dan Miron 2006 kekerasan merupakan suatu
tindakan menggunakan kekuatan fisik terhadap pasangan mulai dari memukul, menampar hingga penggunaan senjata. Sedangkan menurut
Mas’oed, dkk. 2000 kekerasan merupakan segala bentuk tindakan yang menghalangi orang lain untuk megaktualisasikan diri.
Ferlita 2008 mengatakan bahwa kekerasan dalam pacaran merupakan perilaku dalam percintaan bila salah satu pihak merasa
terpaksa, tersinggung, dan disakiti oleh pasangannya. Kekerasan dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pacaran meliputi segala bentuk tindak paksaan, tekanan, perusakan dan pelecehan baik fisik maupun psikologis Ferlita, 2008. Wolfe dan Feiring
mendefinisikan kekerasan dalam pacaran merupakan segala usaha yang dilakukan individu untuk menguasai dan mengontrol pasangan baik secara
fisik, seksual maupun psikologis yang mengakibatkan luka ataupun kerugian dalam Ragil dan Margaretha, 2012.
Kekerasan dalam pacaran muncul karena adanya perbedaan peran gender antara laki-laki dan perempuan. Menurut McCormick dan Jessor
dalam Santrock, 2002; Herdiansyah, 2016, perbedaan peran gender antara laki-laki dan perempuan memberikan kekuasaan yang lebih besar
kepada laki-laki daripada perempuan. Hal ini yang kemudian menyebabkan laki-laki menganggap perempuan sebagai pribadi yang
inferior dan objek kesenangan untuk mendapatkan kesenangannya sendiri Santrock, 2002.
Berdasarkan uraian beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kekerasan dalam pacaran merupakan segala tindakan yang dilakukan
terhadap pasangan selama menjalani hubungan pacaran yang melibatkan unsur pemaksaan, tekanan, pengerusakan, dan pelecehan fisik maupun
psikologis sehingga mengakibatkan kerugian pada pasangan, baik secara fisik maupun psikis, dan kesakitan hingga menyebabkan kematian
pasangan.
3. Definisi Korban Kekerasan Dalam Pacaran