b. Lingkungan
Lingkungan menjadi tempat yang berpotensi terjadi tindak kekerasan. Hal ini dikarenakan kelompok yang berada di
posisi atas dalam masyarakat sangat potensial untuk menindas kelompok yang ada dibawahnya.
c. Karakteristik pelaku
Kekerasan dalam pacaran terjadi ketika pelaku kekerasan menggunakan kekuasaan yang dimilikinya untuk mengontrol dan
menguasai pihak lain.
Berdasarkan uraian yang diungkapkan oleh Rahmawati 2007 dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan korban
kekerasan dalam pacaran rentan untuk mendapatkan kekerasan berulang yaitu harga diri rendah, tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap
pasangan, lingkungan, keluarga, dan karakteristik pelaku.
7. Bentuk-Bentuk Kekerasan Dalam Pacaran
Reputrawati 1999 mengemukakan bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran, yaitu :
a. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik merupakan kekerasan yang dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh pelaku seperti tagan atau kaki.
Contohnya: memukul, menampar, menendang, mendorong, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mencengkram tubuh pasangan dengan keras dan tindakan fisik lainnya yang menyebabkan timbulnya luka di tubuh pasangan.
b. Kekerasan Psikologis
Kekerasan psikologis merupakan bentuk kekerasan yang tidak terlalu nyata namun mengakibatkan perasaan sakit hati,
tertekan, marah, tertekan dan kurangnya rasa percaya diri. Contohnya: mengancam, memanggil pasangan dengan sebutan
yang buruk,
mencaci, berteriak,
menjelek-jelekkan dan
mempermalukan pasangan. c.
Kekerasan Seksual Kekerasan seksual merupakan kekerasan yang bersifat
seksual atau penyerangan seksual, agresifitas seksual, dan pemberian perhatian yang berkonotasi seksual. Contohnya:
memaksa pasangan untuk melakukan perilaku seksual seperti meraba, memeluk, mencium hingga melakukan hubungan seksual
padahal pasangan tidak bersedia melakukannya. d.
Kekerasan Ekonomi Kekerasan
ekonomi merupakan
kekerasan yang
berhubungan dengan uang dan barang. Akibat dari kekerasan ini berhubungan dengan kehilangan uang atau barang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk tindakan kekerasan yang dilakukan dalam pacaran merupakan bentuk
kekerasan fisik, psikologis, kekerasan seksual maupun kekerasan ekonomi.
8. Dampak Kekerasan Dalam Pacaran
Menurut Safitri 2013, dampak negatif dari tindak kekerasan dalam pacaran, yaitu:
a Dampak Psikologis
Perempuan korban kekerasan menjadi trauma atau benci kepada laki-laki yang menyebabkan ia takut menjalin hubungan
dengan laki-laki lain. Akibat lain yang ditimbulkan adalah depresi, stres dan kecemasan, sulit berkonsentrasi, menunjukkan perilaku
bunuh diri, memiliki masalah tidur dan merasa harga dirinya rendah.
b Dampak Seksual
Pelecehan seksual yang dihadapi individu mulai dari komentar yang berkonotasi seksual dan kontak fisik seperti
memegang, sentuhan kebagian tubuh tertentu. Dampak dari kekerasan seksual dirasakan yaitu individu mengalami traumatik,
mengeluarkan kata-kata dan tangisan untuk menunjukkan penderitaan yang dialaminya.
c Dampak Fisik
Kekerasan yang dialami selama pacaran mengakibatkan lebam, memar, luka, lecet, ginekologi hingga patah tulang dapat
terjadi. Penyebab kekerasan fisik yang terjadi diantaranya adalah kecemburuan, sifat posesif, dan tempramen dari pasangan.
d Dampak Sosial
Posisi perempuan menjadi lemah dalam hubungannya dengan laki-laki yang lain. Apabila perempuan yang merasa telah
menyerahkan keperawanannya pada pacarnya, biasanya merasa minder untuk menjalin hubungan lagi.
Berdasarkan uraian di atas, kekerasan yang dilakukan dalam pacaran akan membawa dampak negatif bagi pasangan. Dampak yang
ditimbulkan dari kekerasan yaitu dampak psikologis, dampak fisik, dampak sosial, dan dampak seksual. Dampak psikologis yang diterima
berupa rasa trauma terhadap laki-laki, depresi, stress, kecemasan, sulit berkonsentrasi, memiliki gangguan tidur, harga diri rendah hingga bunuh
diri. Sedangkan dampak seksual yang diterima korban berupa komentar yang berkonotasi seksual, sentuhan ke bagian tubuh tertentu, mengalami
traumatik, mengeluarkan kata-kata dan tangisan untuk menunjukkan penderitaan. Korban kekasan juga menerima dampak fisik seperti lebam,
memar, luka, lecet, ginekologi hingga patah tulang, serta dampak sosial berupa melemahnya posisi perempuan ketika berhubungan dengan laki-
laki, dan kurang percaya diri untuk membangun hubungan dengan orang lain.
D. DEWASA AWAL